Standard Post with Image
ojk

Aturan Baru OJK Terkait Dividen, Simak Aturan Baru Tata Kelola Bank Umum

Bprnews.id - Aturan terkait dividen yang baru diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tertuang dalam POJK No 17/2023 terkait tata kelola bank umum, direspons para bankir.Sebelumnya ada anggapan aturan ini akan berpengaruh pada prospek kinerja saham emiten perbankan. Pasalnya para investor lebih senang dengan dividen bank yang besar.

Namun, nampaknya hal tersebut tidak terlalu berpengaruh bagi perbankan maupun investor nantinya, mengingat OJK juga tidak menyebutkan persentase khusus berapa banyak dividen yang boleh diberikan bank.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan aturan OJK tersebut tidak akan berdampak pada kinerja saham BNGA.

"Tidak berdampak untuk aturan dividen pay out karena CIMB Niaga sudah mempunyai policy untuk dividen seperti yang diatur," kata Lani kepada Kontan, Rabu (20/9).

CIMB Niaga sendiri akan mendukung dan melaksanakan sebagaimana aturan dari OJK, mengingat aturan tersebut juga semata untuk memperkuat industri perbankan di tanah air.

Meski memang, beleid ini memungkinkan OJK untuk menginstruksikan dan/atau memerintahkan bank untuk menunda, membatasi, dan/atau melarang pembagian dividen bank. Serta, menginstruksikan untuk menyelenggarakan RUPS pembatalan terkait pembagian dividen bank.

Saat ini, CIMB Niaga sendiri tetap fokus menggenjot kinerja bisnisnya hingga akhir tahun sebagaimana guidance yang telah dipatok sejak awal.

Pertumbuhan di segmen kredit dapat mencapai dua digit di tahun 2023, begitu juga dengan ekspansi bisnis dengan melakukan inovasi layanan perbankan yang terus dilanjutkan.

Standard Post with Image
UMKM

Kadin mengajak masyarakat Palembang menjadi pelaku UMKM

Bprnews.id - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) mengajak masyarakat menjadi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengembangkan perekonomian melalui sektor industri kuliner di Kota Palembang.

"Pelaku UMKM ini sangat penting, selain bisa menjadi roda penggerak ekonomi juga bisa memperkenalkan kuliner Kota Palembang ke tingkat nasional, bahkan internasional," kata Ketua Kadin Kota Palembang Akbar Alfaro, di Palembang, Selasa.

Ia mengatakan dengan menjadi pelaku UMKM, masyarakat bisa membuka ruang baru bagi pertumbuhan ekonomi dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

Selain itu, ia juga mengajak masyarakat yang telah menjadi pelaku UMKM di Palembang untuk memiliki Nomor Induk Berusaha atau (NIB). Dia menjelaskan terdapat 330 ribu pelaku UMKM di Sumsel. Namun di Kota Palembang hanya sekitar enam persen dari jumlah tersebut yang baru memiliki NIB.

Menurutnya, NIB menjadi penting bagi pelaku UMKM untuk sebuah identitas yang diterbitkan pemerintah melalui lembaga Online Single Submission (OSS), sehingga bisa menopang permodalan sebuah usaha.

NIB juga sangat penting untuk sertifikasi halal serta administrasi lainnya, seperti meminjam permodalan usaha.

Ia menambahkan Kadin juga telah memberikan pelatihan-pelatihan ke pelaku UMKM di Palembang yang berfokus pada industri kuliner dan kerajinan rumahan untuk memberikan pemahaman yang luas kepada mereka, agar berpotensi menjadi pelaku usaha yang sukses tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.

Standard Post with Image
UMKM

Berikan Pelatihan Finansial USSEC dan Grant Thornton untuk UMKM

Bprnews.id - Grant Thornton Indonesia bekerja sama dengan US Soybean Export Council (USSEC) mengadakan lokakarya daring berupa pelatihan finansial untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan wawasan yang berguna bagi pengembangan dan peningkatan kinerja usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Acara mengangkat tema “USSEC Growth Accelerator Series: Driving SME’s Growth and Profit” dan diselenggarakan pada Rabu (13/9/2023).

Sebagai informaasi, USSEC merupakan organisasi asal Amerika Serikat (AS) yang berfokus untuk memaksimalkan pemanfaatan, nilai, dan distribusi atas penggunaan kedelai Melalui jaringan global kantor internasional dan dukungan kuat di AS, USSEC bekerja untuk memperkenalkan kedelai dan produk kedelai AS ke seluruh dunia.

“Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk dukungan Grant Thornton untuk mendukung UMKM Indonesia agar lebih maju dan kompetitif. Kami sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada USSEC karena telah menginisiasi kegiatan ini untuk memberdayakan para pelaku UMKM,” ujar Marketing Communication Director Grant Thornton Indonesia Riadi Sugihtani dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (19/9/2023).

Perlu diketahui, peserta lokakarya adalah para pelaku UMKM binaan USSEC. Lokakarya menghadirkan dua pembicara andal di bidangnya yang membahas lebih dalam mengenai pentingnya mengoptimalkan efisiensi keuangan untuk UMKM. Riadi dalam kesempatan itu juga bertindak sebagai pemandu.

Adapun webinar terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama pemaparan Audit Manager Grant Thornton Indonesia Sindani Adinagara yang membahas mengenai pentingnya akuntansi dalam pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan bagi UMKM.

“Memiliki laporan keuangan pada sektor UMKM sangatlah penting. Dengan laporan keuangan yang baik dan sesuai standar, pelaku UMKM dapat mengetahui posisi keuangan entitas, mengontrol biaya operasional bisnis, mengetahui laba rugi usaha, mengambil keputusan bisnis dan memperhitungkan kewajiban perpajakan,” ujar Sindani.

Menurutnya, tidak sedikit pelaku UMKM yang menganggap membayar pajak merupakan hal yang sulit dikarenakan dapat mengurangi jumlah pendapatan.

Padahal, membayar pajak merupakan kewajiban sebagai warga negara yang baik dan patuh kepada Undang-Undang.

“Banyak juga pelaku UMKM yang belum mengerti bahwa pemerintah sudah menetapkan penurunan tarif PPh Final menjadi 0,5 persen dari sebelumnya 1 persen dari pendapatan,” ujarnya.

Maka dari itu, pihaknya membantu para pelaku UMKM untuk mengetahui perkembangan terbaru terkait perpajakan serta manfaat yang dapat diperoleh, seperti meningkatkan kredibilitas usaha dan juga mempermudah urusan administrasi.

“Grant Thornton Indonesia bangga dapat menjadi bagian dari rangkaian kegiatan yang diadakan oleh USSEC. Kami berharap, para peserta bisa mendapatkan manfaat dengan memaksimalkan ilmu yang diperoleh dalam pembuatan laporan keuangan yang benar serta mampu memahami dasar perpajakan bagi UMKM”, tambah Riadi.  

Standard Post with Image
UMKM

Dampak transformasi digital bagi UMKM

Bprnews.id - Nama Pasar Tanah Abang sebagai pusat grosir busana terbesar se-Asia Tenggara sudah dikenal oleh masyarakat luas. Beraneka produk fesyen seperti pakaian, celana, tas, sepatu dan aksesori hingga tekstil dijajakan di pasar yang telah ada sejak tahun 1735 tersebut.

Pembelinya pun beragam mulai dari eceran untuk pemakaian sehari-hari hingga pembeli grosir untuk dijual kembali di pasar-pasar berbagai provinsi di Indonesia. Pasar yang identik dengan suasana kepadatan lantaran banyaknya masyarakat yang berbelanja itu perlahan mulai kehilangan pesonanya.

Memang, perekonomian tengah dalam masa pemulihan pasca-pembatasan mobilitas akibat pandemi COVID-19. Namun, pemulihan tersebut sepertinya mendapat tantangan akibat platform media sosial dan e-commerce atau yang biasa disebut social commerce mulai menyebarkan pesonanya.

Sebut saja TikTok. Platform asal China itu awalnya merupakan layanan hosting video berdurasi pendek. Perlahan fungsinya sebagai sosial media mulai bergeser fungsi sebagai e-commerce.

Pada awalnya tidak ada yang salah dengan TikTok Shop karena hanya beroperasi layaknya e-commerce lain seperti Shopee dan Tokopedia. Namun, sorotan mulai diterima TikTok Shop lantaran menjual produk dengan harga yang sangat murah hingga mengancam kesejahteraan pedagang produk lokal.

Redupnya penjualan produk buatan dalam negeri disampaikan Anton, pedagang baju gamis di Lantai LG, Blok A, Tanah Abang. Ia berharap agar TikTok Shop dihapus karena efeknya benar benar menghantam dirinya dan pedagang produk lokal.

Redupnya penjualan produk buatan dalam negeri disampaikan Anton, pedagang baju gamis di Lantai LG, Blok A, Tanah Abang. Ia berharap agar TikTok Shop dihapus karena efeknya benar benar menghantam dirinya dan pedagang lain di Tanah Abang.

Pria berusia 36 tahun itu mengungkapkan bahwa omzet hariannya merosot drastis dari Rp20 juta menjadi Rp2 juta per hari jika dibandingkan masa jayanya pada tahun 2019 dengan merebaknya fenomena TikTok Shop. Bahkan, ia mengaku omzet selama masa pandemi COVID-19 masih lebih tinggi dibandingkan Semester 2 tahun 2023 ini.

Bukannya anti-penjualan online, toko yang sudah berjualan di Tanah Abang sejak tahun 2007 itu menyerah melawan penjual online di TikTok Shop yang membanting harga rendah.

Ia mencontohkan baju gamis yang kini diobral dengan harga Rp100 ribu pun tidak lagi berhasil memikat hati calon pembeli karena baju dengan model serupa dijual di TikTok Shop dengan harga Rp39 ribu. Di satu sisi, ia tidak bisa menjual bajunya dengan harga serupa karena untuk menutupi modal usaha saja tidak cukup.

"Kualitas sama barang sama, tapi harga jauh beda, itu yang kita bingung, kenapa dia bisa menjatuhkan harga. Ini kita jual Rp100 ribu, di online bisa Rp39 ribu. Kalau kita beli bahan produksi sendiri, kita pikir-pikir sendiri tidak bisa tidak masuk harganya. Kenapa di online itu bisa," tuturnya.

Jika nantinya TikTok Shop tidak bisa ditutup, ia meminta agar pemerintah mencari jalan tengah agar pedagang Tanah Abang bisa kembali berjaya.

Suramnya kondisi Tanah Abang turut disampaikan oleh Anggi, pedagang pakaian wanita yang menduga harga murah di toko online akibat dibanjiri oleh produk impor asal China.

Dugaan barang impor tersebut terlontar karena jika mengandalkan produk dalam negeri, maka harga jual barang tidak akan bisa di bawah Rp50 ribu seperti yang banyak ditawarkan di platform online.

Ia meminta agar pemerintah segera menutup TikTok Shop yang disebutnya menjadi biang keladi penurunan omzet hingga 90 persen. Dari 8 cabang toko yang ada, tak jarang hanya laku sepotong saja dalam sehari. Menurut Anggi, pesona Tanah Abang adalah proses jual beli tatap muka dengan harga grosir. Calon pembeli bisa memegang langsung produk yang akan dibeli, tidak seperti barang di pasar online yang kualitas barangnya tidak dapat dijamin. “Dia itu menjatuhkan harga. Kita itu kan produksi sendiri, modalnya sendiri. Di TikTok itu tidak ngerti juga gimana cara perdagangannya kok bisa dibanting harga semurah itu. Pedagang disini merasa, gimana ini kita udah banting harga sampai di obral-obral ini tuh masih tida laris,” tuturnya.

Standard Post with Image
UMKM

Dampak transformasi digital bagi UMKM

Bprnews.id - Nama Pasar Tanah Abang sebagai pusat grosir busana terbesar se-Asia Tenggara sudah dikenal oleh masyarakat luas. Beraneka produk fesyen seperti pakaian, celana, tas, sepatu dan aksesori hingga tekstil dijajakan di pasar yang telah ada sejak tahun 1735 tersebut.

Pembelinya pun beragam mulai dari eceran untuk pemakaian sehari-hari hingga pembeli grosir untuk dijual kembali di pasar-pasar berbagai provinsi di Indonesia. Pasar yang identik dengan suasana kepadatan lantaran banyaknya masyarakat yang berbelanja itu perlahan mulai kehilangan pesonanya.

Memang, perekonomian tengah dalam masa pemulihan pasca-pembatasan mobilitas akibat pandemi COVID-19. Namun, pemulihan tersebut sepertinya mendapat tantangan akibat platform media sosial dan e-commerce atau yang biasa disebut social commerce mulai menyebarkan pesonanya.

Sebut saja TikTok. Platform asal China itu awalnya merupakan layanan hosting video berdurasi pendek. Perlahan fungsinya sebagai sosial media mulai bergeser fungsi sebagai e-commerce.

Pada awalnya tidak ada yang salah dengan TikTok Shop karena hanya beroperasi layaknya e-commerce lain seperti Shopee dan Tokopedia. Namun, sorotan mulai diterima TikTok Shop lantaran menjual produk dengan harga yang sangat murah hingga mengancam kesejahteraan pedagang produk lokal.

Redupnya penjualan produk buatan dalam negeri disampaikan Anton, pedagang baju gamis di Lantai LG, Blok A, Tanah Abang. Ia berharap agar TikTok Shop dihapus karena efeknya benar benar menghantam dirinya dan pedagang produk lokal.

Redupnya penjualan produk buatan dalam negeri disampaikan Anton, pedagang baju gamis di Lantai LG, Blok A, Tanah Abang. Ia berharap agar TikTok Shop dihapus karena efeknya benar benar menghantam dirinya dan pedagang lain di Tanah Abang.

Pria berusia 36 tahun itu mengungkapkan bahwa omzet hariannya merosot drastis dari Rp20 juta menjadi Rp2 juta per hari jika dibandingkan masa jayanya pada tahun 2019 dengan merebaknya fenomena TikTok Shop. Bahkan, ia mengaku omzet selama masa pandemi COVID-19 masih lebih tinggi dibandingkan Semester 2 tahun 2023 ini.

Bukannya anti-penjualan online, toko yang sudah berjualan di Tanah Abang sejak tahun 2007 itu menyerah melawan penjual online di TikTok Shop yang membanting harga rendah.

Ia mencontohkan baju gamis yang kini diobral dengan harga Rp100 ribu pun tidak lagi berhasil memikat hati calon pembeli karena baju dengan model serupa dijual di TikTok Shop dengan harga Rp39 ribu. Di satu sisi, ia tidak bisa menjual bajunya dengan harga serupa karena untuk menutupi modal usaha saja tidak cukup.

"Kualitas sama barang sama, tapi harga jauh beda, itu yang kita bingung, kenapa dia bisa menjatuhkan harga. Ini kita jual Rp100 ribu, di online bisa Rp39 ribu. Kalau kita beli bahan produksi sendiri, kita pikir-pikir sendiri tidak bisa tidak masuk harganya. Kenapa di online itu bisa," tuturnya.

Jika nantinya TikTok Shop tidak bisa ditutup, ia meminta agar pemerintah mencari jalan tengah agar pedagang Tanah Abang bisa kembali berjaya.

Suramnya kondisi Tanah Abang turut disampaikan oleh Anggi, pedagang pakaian wanita yang menduga harga murah di toko online akibat dibanjiri oleh produk impor asal China.

Dugaan barang impor tersebut terlontar karena jika mengandalkan produk dalam negeri, maka harga jual barang tidak akan bisa di bawah Rp50 ribu seperti yang banyak ditawarkan di platform online.

Ia meminta agar pemerintah segera menutup TikTok Shop yang disebutnya menjadi biang keladi penurunan omzet hingga 90 persen. Dari 8 cabang toko yang ada, tak jarang hanya laku sepotong saja dalam sehari. Menurut Anggi, pesona Tanah Abang adalah proses jual beli tatap muka dengan harga grosir. Calon pembeli bisa memegang langsung produk yang akan dibeli, tidak seperti barang di pasar online yang kualitas barangnya tidak dapat dijamin. “Dia itu menjatuhkan harga. Kita itu kan produksi sendiri, modalnya sendiri. Di TikTok itu tidak ngerti juga gimana cara perdagangannya kok bisa dibanting harga semurah itu. Pedagang disini merasa, gimana ini kita udah banting harga sampai di obral-obral ini tuh masih tida laris,” tuturnya.

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News