Standard Post with Image
bank umum

Bank Syariah Buka Peluang Karir bagi Lulusan Terbaik Perguruan Tinggi

BPRNews.id - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berupaya mencetak calon pemimpin masa depan dalam perbankan syariah melalui program Officer Development Program (ODP). Hingga kini, program tersebut telah meluluskan lebih dari 1.300 pegawai yang kini menduduki berbagai posisi strategis di BSI, termasuk beberapa yang telah mencapai level Vice President.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa program ODP merupakan langkah BSI untuk mengumpulkan talenta terbaik di bidang perbankan syariah. "Melalui kegiatan pemilihan best talent ini, kami ingin BSI menjadi bank syariah pilihan bagi para talenta terbaik Indonesia yang akan menjadi pemimpin bank syariah di masa depan," ujarnya.

Hery juga menekankan pentingnya regenerasi dan pemberdayaan sumber daya manusia untuk meningkatkan pangsa pasar BSI. "Tantangan ke depan untuk meningkatkan market share harus didukung oleh sumber daya manusia yang produktif dan kapabel. Kita harus terus berupaya meningkatkan produktivitas dari waktu ke waktu," tegasnya.

Dalam program ODP, peserta akan dibekali dengan berbagai kompetensi, termasuk kepemimpinan, etika perbankan, sertifikasi profesi, dan pengalaman langsung di lapangan. Setelah menyelesaikan program ini, mereka diharapkan menjadi pemimpin yang berpengetahuan luas, berintegritas, dan mampu membawa BSI menjadi bank syariah terbaik di industri.

Pada tahun 2023, BSI baru saja meluluskan 151 peserta ODP angkatan ke-3. Selanjutnya, pada September 2024, BSI berencana merekrut 210 peserta ODP baru dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia. Melalui program ini, BSI tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan sumber daya manusia di sektor perbankan syariah.

 

Standard Post with Image
bank umum

Perbankan di Tangerang perluas penggunaan

BPRNews.id - Nobu Bank, sebagai Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa, telah memperluas penggunaan QRIS untuk mendukung literasi digital bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta masyarakat umum. Sejak diluncurkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2019, QRIS telah diterima secara luas sebagai metode pembayaran yang aman dan nyaman.

Steve Marciano Joe, Chief Operating Officer Nobu Bank, menjelaskan, "Kami melihat bahwa kemampuan QRIS hadir di berbagai kanal telah mendorong kami untuk melakukan berbagai terobosan, khususnya dalam membangun interlink dengan institusi non-bank, yaitu para mitra kami di berbagai sektor. Hal ini sekaligus memperluas literasi digital bagi masyarakat dan mitra UMKM."

Contohnya, di sektor perdagangan, QRIS Nobu Bank tersedia di warung-warung Mitra Bukalapak, memungkinkan pelanggan untuk melakukan pembayaran dengan mudah dan membantu pemilik warung dalam mengelola dana yang langsung masuk ke rekening bank mereka. "QRIS tidak hanya memudahkan pelanggan warung saat membayar, namun juga pemilik warung karena kemudahan pengelolaan dana yang diterima langsung di rekening bank miliknya," tambah Steve.

Selain itu, Nobu Bank juga telah memperluas penggunaan QRIS ke sektor laundry swalayan melalui kolaborasi dengan aplikasi Smartlink, yang memudahkan pelanggan untuk melakukan pembayaran. Di sektor transportasi, QRIS Nobu Bank dapat digunakan untuk membayar tiket bus di Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD), serta di halte dan stasiun untuk mengisi ulang uang elektronik. 

"Pada sektor food & beverage, para pecinta kopi di gedung-gedung perkantoran juga dengan mudah akan menjumpai QRIS Nobu Bank saat membeli kopi di mesin kopi pintar milik Jumpstart yang kini tersebar di lebih dari 3.000 lokasi di Indonesia," ujar Steve. 

Ia menegaskan bahwa Nobu Bank berkomitmen untuk terus mengembangkan QRIS dan menghadirkan berbagai inovasi melalui kerja sama dengan berbagai mitra dan sektor usaha, khususnya untuk mendukung pelaku UMKM.

Standard Post with Image
BPR

Kebangkrutan Bank di Indonesia Meningkat Tiga Kali Lipat, OJK Tutup 14 Lembaga Keuangan

BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencabut izin usaha 14 bank di Indonesia sejak awal tahun 2024 karena masalah keuangan yang serius.

 

"Pada tahun 2024, terdapat 14 bank di Indonesia yang mengalami kegagalan dan akhirnya dicabut izin usahanya. Sebagian besar bank tersebut adalah Bank Perekonomian Rakyat (BPR)," ujar Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK.

 

Jumlah bank yang bangkrut tahun ini mengalami peningkatan tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 2023, di mana hanya empat bank yang mengalami kebangkrutan di Indonesia.

 

Secara umum, tujuh hingga delapan bank mengalami kegagalan setiap tahunnya di Indonesia akibat kesalahan dalam pengelolaan. Sejak tahun 2005, total terdapat 136 bank yang bangkrut hingga saat ini.

 

Hampir semua bank yang mengalami kebangkrutan adalah BPR. Berikut adalah daftar bank yang dinyatakan bangkrut hingga Juli 2024:

 

  1. BPR Sumber Artha Waru Agung
  2. BPR Lubuk Raya Mandiri
  3. BPR Bank Jepara Artha
  4. BPR Dananta
  5. BPRS Saka Dana Mulia
  6. BPR Bali Artha Anugrah
  7. BPR Sembilan Mutiara
  8. BPR Aceh Utara
  9. BPR EDCCASH
  10. BPR Bank Purworejo
  11. BPR Madani Karya Mulia
  12. BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto
  13. BPR Bank Pasar Bhakti
  14. BPR Wijaya Kusuma
Standard Post with Image
BPR

Investor Individu Atan Akuisisi 80% Saham BPR Anekadana Sejahtera di Gresik

BPRNews.id - PT Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Anekadana Sejahtera, yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, akan segera menerima investor baru. Pada hari Senin, 5 Agustus 2024, manajemen Anekadana Sejahtera mengumumkan bahwa pemegang saham lama akan melepaskan sebagian besar saham mereka. Hal ini akan menyebabkan perubahan dalam kepemilikan perusahaan. "Pengambilalihan akan dilakukan oleh seorang individu bernama Atan, yang akan menjadi pemegang saham pengendali baru," demikian tertulis dalam pengumuman tersebut.

 

Sebelumnya, BPR Anekadana dimiliki oleh Herman Lukiyanto Andy, Angdi, dan Lokman Soejono Angdy, dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 88,98% dan 11,01%. 

 

Setelah akuisisi selesai, struktur kepemilikan baru di BPR Anekadana akan terdiri dari Atan yang menguasai 80% saham dan Herman Lukiyanto Andy dengan 20% saham. Namun, perusahaan tidak merinci nilai transaksi dari pengambilalihan 80% saham tersebut. Dikatakan bahwa proses akuisisi ini diperkirakan akan selesai pada November 2024.

 

Standard Post with Image
BPR

Kredit Macet BPR di Sumatera Barat Capai 11,17%, OJK Beri Tanggapan

BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa secara keseluruhan kinerja industri perbankan di Provinsi Sumatera Barat, yang mencakup Bank Umum dan Bank Perekonomian Rakyat (BPR), masih tetap stabil hingga Mei 2024. Kepala OJK Provinsi Sumatera Barat, Roni Nazra, menyatakan bahwa sektor jasa keuangan telah memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, yang tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 4,37% pada Triwulan I-2024 (yoy). "Secara umum, kinerja industri perbankan tetap stabil," kata Roni.

 

Roni menjelaskan bahwa pertumbuhan aset perbankan di Sumbar meningkat sebesar 6,94% (yoy) menjadi Rp81,33 triliun, sementara penyaluran kredit atau pembiayaan tumbuh 7,17% (yoy) menjadi Rp70,94 triliun. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga naik 5,82% (yoy) menjadi Rp55,90 triliun. Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,68% dan rasio LDR sebesar 126,90%. Kredit kepada pelaku UMKM mencapai Rp31,38 triliun, atau 44,23% dari total kredit perbankan di wilayah tersebut, dengan pertumbuhan sebesar 6,62% (yoy).

 

Di sektor perbankan syariah, terdapat peningkatan yang signifikan dibandingkan perbankan konvensional. Aset perbankan syariah di Sumbar tumbuh 19,94% (yoy) menjadi Rp11,04 triliun, DPK meningkat 20,02% (yoy) menjadi Rp10,38 triliun, dan penyaluran pembiayaan naik 26,86% (yoy) menjadi Rp9,46 triliun. Rasio risiko pembiayaan masih terjaga dengan rasio NPF sebesar 1,82% dan rasio FDR sebesar 91,14%. "Kinerja perbankan syariah di Sumbar lebih baik daripada perbankan konvensional," tambah Roni.

 

Kinerja BPR di Sumbar juga menunjukkan pertumbuhan yang baik, dengan aset meningkat 7,36% (yoy) menjadi Rp2,58 triliun, penghimpunan DPK naik 5,78% (yoy) menjadi Rp1,94 triliun, dan penyaluran kredit atau pembiayaan tumbuh 9,32% (yoy) menjadi Rp2,03 triliun. Sekitar 71,05% dari kredit tersebut dialokasikan untuk UMKM. Namun, rasio NPL/NPF BPR di Sumbar mencapai 11,17% pada Mei 2024, yang tergolong cukup tinggi.

 

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News