Bprnews.id - Jumlah anak muda yang menjadi investor semakin meningkat, demikian terungkap dari acara Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu 2024 yang digelar di Samantha Krida Universitas Brawijaya (UB) kemarin (29/2).
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebanyak 56,29 persen Single Investor Identification (SID) kini dimiliki oleh individu-individu yang berusia di bawah 30 tahun. SID merupakan nomor identitas yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan menandakan bahwa pemiliknya telah terdaftar secara resmi sebagai investor di pasar modal.
Di Malang Raya, tercatat ada 168.162 investor dengan 60 persen atau sekitar 100.897 di antaranya berusia di bawah 30 tahun. Mayoritas dari mereka memilih untuk berinvestasi lewat reksa dana. Secara keseluruhan, jumlah investor di Malang Raya mengalami pertumbuhan sebesar 15,7 persen dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini didukung oleh keberadaan 25 kantor cabang perusahaan efek dan 14 galeri investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Malang Raya.
Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal OJK, Antonius Hari P. M., menyatakan bahwa potensi generasi milenial dan generasi Z dalam dunia pasar modal sangatlah besar. "Terlebih dengan menggunakan aplikasi, menggunakan HP, mereka sangat menguasai," ujarnya dalam acara sosialisasi yang dihadiri oleh lebih dari 2.000 mahasiswa.
Meski tingkat inklusi pasar modal cukup tinggi, literasi masyarakat terkait pasar modal masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, OJK Malang bekerja sama dengan UB menggelar sosialisasi pasar modal.
"Hal ini diharapkan agar mahasiswa tidak salah bermain atau melakukan investasi di pasar modal tanpa pengetahuan yang cukup," tambah Antonius, mengingat banyaknya penipuan berkedok investasi yang terjadi.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah Direktur Perizinan Profesi dan Lembaga Penunjang Pasar Modal OJK, Nurman Cahyadi, Direktur Pengembangan PT BEI, Jeffrey Hendrik, dan Mauldy R. Makmur, Dewan Eksekutif APRDI.
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB, Ainur Rofiq, menyatakan bahwa saat ini baru sekitar 20 persen mahasiswa UB yang mulai terlibat dalam pasar modal. "Pasar modal adalah instrumen yang strategis untuk perekonomian. Karena itu, dengan sosialisasi ini, diharapkan partisipasi mahasiswa dalam pasar modal semakin meningkat," ujarnya.