BPRNews.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BRI, berhasil meraih tiga penghargaan bergengsi dalam ajang Top BUMN Awards 2024. Penghargaan tersebut meliputi The Best CEO: Excellent in Business Intelligence Solution untuk Direktur Utama BRI, Sunarso; The Best CFO: Excellent in Finance Transformation untuk Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu R.K.; dan BRI sebagai The Best State-Owned Enterprise Category of Public Companies di sektor keuangan.
Ajang penghargaan ini mengusung tema "Performance and Sustainability" dan diselenggarakan oleh Harian Bisnis Indonesia di Kuningan, Jakarta. Dalam pernyataan terpisah, Sunarso menyampaikan bahwa penghargaan ini adalah bentuk apresiasi bagi semua Insan BRILian yang telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam perekonomian Indonesia.
"Kami juga mempersembahkan penghargaan ini kepada semua UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia atas semangat berjuang dan pantang menyerah di kondisi yang tidak mudah," kata Sunarso.
Wakil Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Group, Budiarsa Sastrawinata, menjelaskan pentingnya peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam perekonomian, termasuk dalam pembangunan infrastruktur, pengembangan UMKM, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Dengan keberanian mengambil risiko dan inovasi, BUMN berperan sebagai agen perubahan yang mampu mengatasi tantangan ekonomi, Dengan keberanian mengambil risiko dan inovasi sebagai kuncinya, BUMN telah mengambil peran semakin besar sebagai agen perubahan yang mampu mengatasi tantangan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun global" ujarnya.
Hingga akhir triwulan II tahun 2024, BRI mencatat kinerja positif dengan laba konsolidasi mencapai Rp29,90 triliun. Penyaluran kredit BRI juga menunjukkan pertumbuhan, mencapai Rp1.336,78 triliun atau tumbuh 11,20 persen (year-on-year), dengan segmen UMKM mendominasi sebesar 81,96 persen atau sekitar Rp1.095,64 triliun.
Penghargaan Top BUMN Awards 2024 diberikan berdasarkan penilaian dewan juri yang profesional dan kompeten, menjamin objektivitas dalam proses seleksi. Proses ini mencakup pendaftaran, pengisian kuesioner, penyampaian data relevan termasuk laporan keuangan selama tiga tahun terakhir, serta wawancara dengan dewan juri. Para juri di antaranya adalah Wimboh Santoso (Ketua Dewan Komisioner OJK periode 2017-2022), Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika periode 2014-2019), dan Lulu Terianto (Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group).
BPRNews.id - Minat investor asing untuk mengeksplorasi potensi bisnis perbankan di Indonesia tetap kuat. Terbaru, bank asal Afrika Selatan, Tyme Group, berencana untuk masuk ke pasar Indonesia dengan menawarkan produk Merchant Cash Advance. Indonesia akan menjadi negara keempat dalam ekspansi global Tyme, dengan fokus utama pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kabar tentang rencana Tyme sudah beredar sejak April lalu. Coenraad Jonker, CEO Tyme Bank, menyatakan ketertarikan untuk membawa bank tersebut ke Indonesia, karena negara ini sedang berupaya mempermudah akses layanan keuangan. Tyme juga memiliki pengalaman positif dengan regulator Indonesia.
Jonker mengungkapkan bahwa mereka berencana memperkenalkan produk Merchant Cash Advance di Indonesia sebelum akhir tahun ini. "Indonesia adalah pasar yang ideal untuk model kami," ujarnya.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh Timothy Delahunty, CEO Go Tyme Capital Indonesia, yang mengungkapkan melalui akun LinkedIn-nya bahwa Go Tyme akan segera diluncurkan. "Kami akan segera meluncurkan pembiayaan bisnis yang fleksibel di salah satu pasar UKM paling dinamis di Asia Tenggara," tulisnya.
Namun, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa dia belum mengetahui rencana masuknya Tyme ke Indonesia dan bahwa OJK belum melakukan pembicaraan dengan bank tersebut. "Enggak tahu, belum jelas. Kalau izin bank digital mestinya ke saya," tegasnya.
Di Indonesia, terdapat beberapa bank digital yang juga menyasar segmen UMKM, seperti Bank Hibank Indonesia dan Bank Raya Indonesia Tbk. Rustarti Suri Pertiwi, Direktur Keuangan Bank Raya, menilai kehadiran bank asing dapat meningkatkan layanan perbankan untuk UMKM, tetapi mengingatkan bahwa bank harus memahami karakteristik UMKM di Indonesia agar produk yang ditawarkan sesuai.
Menurutnya, menyasar segmen UMKM tidak hanya soal memberikan kredit, tetapi juga memastikan kualitas aset terjaga. "Di Bank Raya, kami sudah punya produk yang sesuai dengan target pasar yang dituju di ekosistem BRI Group," ujarnya.
Ekonom dan pendiri Segara Institute, Piter Abdullah, berpendapat bahwa bank asing akan kesulitan bersaing dalam segmen UMKM. Di banyak negara, pasar ritel umumnya dikuasai oleh bank lokal yang memiliki keunggulan dalam pemahaman budaya. "Meski potensi pasar UMKM memang cukup besar, sejauh ini sudah dikuasai bank domestik seperti BRI, BTPN dan PNM. Bank-bank asing banyak yang gagal," jelasnya.
BPRNews.id - Bank Jateng telah merancang empat pilar untuk mendukung perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia.
Pilar pertama adalah menyediakan akses permodalan yang mudah dan murah. Pelaku UMKM dapat mengajukan kredit melalui website Bank Jateng, yang didukung oleh 185 cabang dan 124 Unit Layanan Mikro (ULM). “ULM di Bank Jateng telah menyalurkan Rp 7 triliun permodalan dengan Non Performing Loan (NPL) sebesar 1%,” ungkap Plt. Direktur Utama Bank Jateng, Irianto Harko Saputro, dalam acara Road to CNBC Indonesia Awards 2024.
Pilar kedua fokus pada kredit murah bagi pengusaha UMKM. Bank Jateng menjadi penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar untuk BPD di Jateng, dengan target penyaluran tahun ini mencapai Rp 6 triliun. Hingga Juli, sudah tersalur Rp 3,8 triliun. “Penyaluran kredit outstanding ada Rp 7,8 M untuk bulan September-Agustus ini, sehingga di posisi Desember bisa mencapai angka Rp6 triliun,” tambah Irianto.
Salah satu program unggulan adalah produk kredit untuk pelaku usaha muda milenial, dengan plafon hingga Rp 25 juta, bunga 7%, dan cashback 5%. Total penyaluran untuk program ini mencapai Rp 4,1 miliar. Ada juga program kredit lapak dengan suku bunga 2% untuk ibu-ibu di pasar, dengan plafon pinjaman antara Rp 1 juta hingga Rp 10 juta per orang. Total outstanding untuk program ini adalah Rp 3,8 miliar, dan NPL-nya masih di bawah 1%.
Pilar ketiga adalah pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di UMKM melalui pelatihan dan bazaar pemasaran.
Pilar keempat mendorong UMKM untuk go digital dengan bekerja sama dengan berbagai marketplace dan memudahkan transaksi digital. Salah satu inovasi Bank Jateng adalah aplikasi Blangkon, yang menjadi marketplace untuk UMKM di Jateng.
BPRNews.id - UMKM merupakan tulang punggung perekonomian, dan PT Timah berkomitmen untuk mendukung mereka, khususnya mitra binaan di daerah operasional. Kali ini, PT Timah bekerja sama dengan Rumah BUMN Bangka Belitung dan BUMN lainnya seperti Telkom, Pos Indonesia, dan Bank BNI mengadakan acara bertajuk "Empowering Local Brand: Meningkatkan Daya Saing UMKM Berbasis Sustainability dan Go Global" di Graha Timah Pangkalpinang.
Sekitar 100 UMKM berpartisipasi dalam pelatihan yang diisi oleh berbagai narasumber. Di antaranya adalah Vivi Widyana, Founder Billiton Spice, Muhammad Hatta, Founder Rumah Budaya Kabong, Agus Pinandoyo, Executive General Manager KCU Palembang PT Pos Indonesia, dan Agung Hermawan, Pejabat Fungsional Bea Cukai Pangkalpinang. I Gede Arimbawa Yasa, Direktur Eksekutif Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kementerian BUMN, membuka workshop dan mengajak pelaku UMKM di Kepulauan Bangka Belitung untuk memanfaatkan workshop ini dan aplikasi Naksir untuk mendata UMKM.
“Manfaatkan kesempatan ini untuk belajar, Kementerian BUMN sudah punya aplikasi Naksir yang nantinya bisa membantu untuk mendata UMKM berada dilevel apa sehingga nantinya bisa dibantu untuk pengembangannya,” ucapnya. Ia menekankan bahwa UMKM adalah penggerak ekonomi nasional, sehingga pengembangan mereka penting bagi semua pihak.
Muslim L Hakim, perwakilan dari Dinas Koperasi dan UMKM Babel, mengapresiasi pelatihan ini. Ia mencatat bahwa saat ini ekonomi Babel sedang lesu, tetapi UMKM masih aktif berkontribusi. “Kita tahu Babel secara umum sedang kurang baik-baik saja, sudah mengalami deflasi karena permintaan yang berkurang dan daya beli berkurang. Alhamdulillah UMKM tetap menggeliat dan mendukung perekonomian Babel serta memberikan kontribusi positif bagi Babel” ucapnya.
Meskipun tantangan bagi UMKM Babel untuk menembus pasar global masih ada, pelatihan ini diharapkan dapat memberikan edukasi yang diperlukan. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan saat diskusi. Suryani, salah satu pelaku UMKM dari Pangkalpinang, mengatakan, “Ada banyak wawasan baru yang saya dapatkan dari workshop hari ini, terutama menjadi bekal kami dalam mengembangkan produk agar bisa diterima di pasar ekspor. Saya jadi berpikir untuk mengurus berbagai perizinan dan meningkatkan kualitas produk.”
CEO Rumah BUMN Bangka Belitung, Rudy Darwin, menyatakan bahwa Rumah BUMN berkomitmen membantu memasarkan dan memberikan pelatihan bagi UMKM. “Harapan kami para UMKM di Babel dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar, kami menghadirkan berbagai narasumber baik dari pelaku UMKM, PT Pos, dan Bea Cukai. Cari tahu tips dan trik agar bisa go global produknya,” pesannya.
Vivi Widyana menjelaskan pentingnya memiliki nilai jual untuk produk agar bisa bersaing di pasar global. “Tantangan untuk bisa go global itu kita harus tahu dulu keunikan produk agar bisa menjadi nilai jual, terus nilai dari produk kita sendiri, menentukan target pasar sehingga kita bisa beradaptasi, mengejar sertifikasi dan rajin ikut expo. Tapi yang paling penting tidak mudah patah semangat,” tambahnya.
BPRNews.id - Di Dusun Semaya, Desa Suana, Nusa Penida, Provinsi Bali, Bank Rakyat Indonesia (BRI) melakukan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan memaksimalkan potensi klaster usaha rumput laut. Ketua Klaster, I Nyoman Sudastra, menjelaskan bahwa tujuan utama mereka adalah menyatukan pandangan seluruh petani rumput laut agar kualitas produk tetap terjaga. "Kami memilih bibit yang berkualitas untuk memastikan pertumbuhan yang optimal, dan menyiapkan lahan dengan teliti," tegas Nyoman. Panen biasanya dilakukan setiap bulan, namun frekuensi panen dapat meningkat tergantung pada luas lahan yang dikelola.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi, sebagian besar petani rumput laut telah mendapatkan dukungan permodalan dari BRI melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selain itu, para petani juga menerima edukasi dan kemudahan dalam transaksi keuangan melalui aplikasi BRImo, yang memudahkan mereka dalam mengelola keuangan.
Supari, Direktur Bisnis Mikro BRI, menjelaskan bahwa Klaster Usaha adalah bentuk pemberdayaan yang disesuaikan dengan kesamaan jenis usaha di suatu kawasan. Hingga akhir Agustus 2024, BRI telah mendukung 32.449 klaster bisnis melalui program "Klasterku Hidupku". Supari menambahkan, strategi BRI di tahun 2024 akan fokus pada pemberdayaan yang berada di depan pembiayaan, dengan kerangka pemberdayaan yang mencakup fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi.
Melalui komitmen yang kuat, Bank Rakyat Indonesia telah berhasil mendorong perkembangan Klaster Usaha rumput laut, sekaligus memperkuat sektor UMKM di Nusa Penida.