Standard Post with Image
BPR

Komunal BPR Fair Kembali Hadir di Jakarta, Meriahkan Hari Pelanggan Nasional 2024

bprnews.id - Mengakhiri kuartal ketiga (Q3) 2024, DepositoBPR by Komunal kembali menggelar Komunal BPR Fair, pameran deposito terbesar di Indonesia. Bertempat di Central Park Mall, Jakarta Barat, acara ini diadakan untuk merayakan Hari Pelanggan Nasional yang diperingati pada 4 September lalu.

Setelah sukses pada penyelenggaraan perdana di bulan Juni 2024, Komunal BPR Fair hadir kembali menyapa para deposan dari berbagai wilayah di Indonesia, khususnya Jabodetabek. Pameran ini berlangsung selama lima hari, dari 25 hingga 29 September 2024, di Atrium Laguna, Central Park Mall, Jakarta Barat. Tahun ini, acara mengusung tema “BPR Kuat, Indonesia Hebat”. Tema tersebut diangkat untuk memperingati Hari Pelanggan Nasional yang dirayakan setiap tanggal 4 September.

“Komunal BPR Fair kali ini menjadi ajang penting untuk menekankan peran BPR dalam membangun ekonomi nasional yang kuat. Tema ‘BPR Kuat, Indonesia Hebat’ selaras dengan semangat Hari Pelanggan Nasional, di mana kami ingin memberikan penghargaan kepada para nasabah yang telah mendukung pertumbuhan industri BPR. Kami percaya bahwa dengan BPR yang semakin tangguh, ekonomi Indonesia pun akan semakin kokoh,” ungkap Peter Jacobs, Komisaris Komunal.

Pameran Komunal BPR Fair kali ini melibatkan tujuh mitra BPR dari DepositoBPR by Komunal, antara lain: BPR Daya Perdana Nusantara, BPR Nusumma Jatim, BPR Varia Centralartha, BPR Artatama, BPR Suryajaya Kubutambahan, BPR Kirana, dan BPR Bank Jombang Perseroda.

Setiap mitra BPR berkesempatan untuk memperkenalkan profil masing-masing dan mengupas berbagai topik terkait keuangan inklusif serta strategi pengembangan industri BPR. Sesi talk show memberikan peluang bagi BPR untuk berinteraksi langsung dengan calon deposan dan masyarakat umum, guna memberikan edukasi mengenai investasi yang aman dan menguntungkan melalui produk deposito BPR.

Tahun ini, Komunal BPR Fair menghadirkan inovasi baru berupa Kelas Finansial yang diisi oleh para pakar keuangan seperti Ken Handersen, selaku Founder of Gaterich, Samuel Ray, serta Doddy Prayogo, yang dikenal sebagai financial content creator. Selain itu, acara ini juga menawarkan promo cashback hingga jutaan rupiah, serta berbagai merchandise khusus yang dapat dibawa pulang oleh para deposan.

“Dengan suksesnya pelaksanaan Komunal BPR Fair sebelumnya, kami berharap kegiatan ini dapat menyedot perhatian masyarakat secara lebih luas lagi. Kali ini, kami ingin memberikan pengalaman yang tidak hanya edukatif namun juga menyenangkan bagi pengunjung dan deposan dengan menghadirkan suasana yang lebih meriah melalui tambahan tenant F&B, talkshow eksklusif, serta berbagai hadiah menarik,” tutur Kendrick Winoto, Co-Founder & CFO Komunal.

Melalui Komunal BPR Fair, DepositoBPR by Komunal berkomitmen untuk terus memperkuat layanan perbankan digital yang inovatif dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Menyongsong tahun 2025, Komunal berencana memperluas kemitraan dengan lebih banyak BPR di seluruh Indonesia, serta terus meningkatkan edukasi finansial kepada deposan.

Hendry Lieviant, Co-Founder & CEO Komunal, menambahkan, “Menyambut tahun 2025, fokus kami adalah memperluas akses digitalisasi BPR agar mampu menyerap lebih banyak nasabah, terutama di kota-kota tier 2 dan 3. Selain itu, kami juga berkomitmen meningkatkan literasi keuangan di berbagai lapisan masyarakat, di mana hal ini sejalan dengan visi kami untuk mendorong pertumbuhan inklusi keuangan yang lebih masif lagi di Indonesia.”

“Dengan semangat ‘BPR Kuat, Indonesia Hebat,’ kami optimis dapat turut berkontribusi dalam memperkuat perekonomian nasional,” pungkas Hendry.

DepositoBPR by Komunal adalah aplikasi marketplace pertama dan satu-satunya yang khusus menghadirkan produk Deposito BPR di seluruh Indonesia. Menghadirkan lebih dari 370 BPR/BPRS yang tersebar di berbagai daerah, platform ini menjadi pilihan investasi yang aman dan rendah risiko, dengan simpanan yang dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) hingga Rp2 miliar per nasabah per akun bank. Menawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi dari bank umum, yaitu sebesar 6,75%, DepositoBPR by Komunal telah direkomendasikan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dengan nomor S-272/IK.01/2024.

Standard Post with Image
REGULATOR

LPS Siapkan Program Penjaminan Polis Mulai 2028

BPRNews.id - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tengah serius mempersiapkan Program Penjaminan Polis (PPP) untuk industri asuransi, yang direncanakan mulai berjalan pada 2028. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, dalam konferensi pers mengenai tingkat bunga penjaminan LPS di Jakarta, pada 30 September 2024.

"Kami sedang mempersiapkan program penjaminan polis dengan serius, sudah berdiskusi dengan industri dalam negeri. Kami bahkan telah mengirimkan orang ke Malaysia dan Korea untuk magang selama setahun, mempelajari bagaimana program penjaminan polis dijalankan di sana," ujar Purbaya.

Ia juga menjelaskan bahwa LPS menunggu penerbitan peraturan terkait PPP, yang diharapkan dapat dirilis pada Januari 2025. "Dari sisi personel, kami sudah merekrut lebih dari separuh yang dibutuhkan. Meskipun tidak akan terisi penuh hingga 2028, kami sudah sangat siap dan akan terus merekrut, termasuk direktur eksekutif untuk program penjaminan polis. Saat ini, persiapan berjalan, baik dari sisi personel, IT, maupun keuangan," tambahnya.

Purbaya juga menegaskan bahwa LPS belum melakukan perubahan pada kebijakan Tingkat Bunga Pinjaman (TBP), mengingat kondisi perekonomian yang masih stabil. "Kami terus memantau kondisi ekonomi setiap hari, dan jika diperlukan, kami akan mengubah kebijakan TBP dengan cepat," ujarnya.

Sebagai informasi, Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) yang disahkan pada 12 Januari 2023, menetapkan LPS sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk menjalankan Program Penjaminan Polis bagi industri asuransi.

 

 

 

Standard Post with Image
REGULATOR

Suku Bunga Kredit Turun, Simpanan Naik per Agustus 2024

BPRNews.id - Suku bunga kredit mengalami penurunan per Agustus 2024, sementara suku bunga simpanan justru meningkat. Fenomena ini terjadi di tengah suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih bertahan di level 6%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa penurunan suku bunga kredit disebabkan oleh kebutuhan bank untuk mempertimbangkan permintaan dan risiko dalam penyaluran dana. "Perbankan menyesuaikan pemenuhan loan demand agar risiko kredit terjaga," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner pada Selasa, 1 Oktober 2024.

Dian juga menambahkan bahwa penyesuaian ini menyebabkan bank harus mengorbankan profitabilitasnya. Hal ini terlihat dari penurunan net interest margin (NIM) perbankan yang tercatat 4,6% pada Agustus 2024, turun dibandingkan dengan 4,87% pada periode yang sama tahun lalu.

Ia berharap, penurunan Fed Fund Rate yang lebih signifikan dibandingkan penurunan BI rate dapat menarik lebih banyak aliran modal asing ke Indonesia. "Penurunan BI rate nantinya juga akan berdampak pada biaya dana di pasar uang, sehingga bank memiliki ruang untuk menurunkan cost of fund (COF) dan ini akan berdampak positif pada profitabilitas," ungkap Dian.

Dian optimis bahwa dengan suku bunga kredit yang rendah, akan ada peningkatan minat usaha dan kemampuan masyarakat untuk membayar kredit. "Ini pada akhirnya akan mendorong suku bunga kredit tetap rendah, meningkatkan permintaan kredit, serta kemampuan membayar masyarakat," tambahnya.Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga melaporkan bahwa pertumbuhan kredit per Agustus 2024 mencapai 11,4% year-on-year (yoy), dengan total Rp7.508 triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,01% menjadi Rp8.650 triliun pada periode yang sama.

 

 

Standard Post with Image
REGULATOR

Laba Fintech P2P Lending Naik ke Rp656,8 Miliar per Agustus 2024

BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa keuntungan dari fintech peer-to-peer (P2P) lending mencapai Rp656,80 miliar hingga Agustus 2024. 

“Laba industri peer-to-peer lending terus mengalami peningkatan, dan pada Agustus 2024 tercatat sebesar Rp656,80 miliar. Ini merupakan kenaikan dari bulan Juli yang juga mengalami peningkatan,” kata Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa.

Agusman menjelaskan, laba tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan posisi bulan Juli yang hanya mencapai Rp383,68 miliar. Peningkatan laba ini terjadi berkat peningkatan pendapatan yang disertai dengan efisiensi biaya operasional perusahaan.

“Penyelenggara peer-to-peer lending diharapkan dapat terus mempersiapkan ekosistem dan infrastruktur yang dimiliki dengan baik, sehingga industri ini bisa tumbuh sehat dan berkelanjutan,” tambahnya.

Selain itu, OJK juga menyampaikan bahwa total pembiayaan yang beredar melalui fintech P2P lending mencapai Rp72,03 triliun per Agustus 2024, dengan pertumbuhan tahunan (yoy) sebesar 35,62 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan yoy bulan Juli yang tercatat 23,97 persen.

“Outstanding pembiayaan di industri fintech peer-to-peer lending pada Agustus 2024 tumbuh 35,62 persen yoy, mencapai Rp72,03 triliun,” ujar Agusman.

Di sisi lain, Tingkat Wanprestasi Pinjaman (TWP90) yang mengindikasikan risiko kredit macet, turun menjadi 2,38 persen dari 2,53 persen pada Juli 2024, yang menurut Agusman menunjukkan risiko kredit tetap terkendali.

Selain itu, sektor Buy Now Pay Later (BNPL) atau Pay Later juga mencatatkan pertumbuhan signifikan, meningkat 89,20 persen yoy dengan total pembiayaan mencapai Rp7,99 triliun pada Agustus 2024.

 

 


 

Standard Post with Image
Bisnis

Indonesia Re Fokus Transformasi Proses Bisnis dan Penguatan Kolaborasi Menghadapi 2025

BPRNews.id - Bank Dunia memperkirakan Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,1 persen pada periode 2024-2026. Meskipun demikian, tantangan perdagangan global yang melunak dan normalisasi pertumbuhan moderat, serta ketidakstabilan geopolitik, menegaskan pentingnya peran industri asuransi dalam melindungi dari risiko.

Industri asuransi, termasuk Indonesia Re, dihadapkan pada kebutuhan konsolidasi yang kuat untuk bertahan. Portofolio Indonesia Re masih didominasi oleh perjanjian Treaty Proportional dan lini bisnis harta benda (property). Untuk mengatasi tantangan ini, Indonesia Re menyelenggarakan Indonesia Re Treaty Forum 2024 bekerja sama dengan AON, diadakan pada 5-7 September 2024 di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Forum ini menjadi wadah strategis bagi Indonesia Re untuk mempresentasikan kebijakan dan rencana dalam menghadapi pembaruan perjanjian reasuransi otomatis (Treaty) tahun 2025. Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khaira, menyatakan komitmen perusahaan dalam memperkuat hubungan dengan mitra melalui forum ini. "Kami percaya bahwa melalui diskusi terbuka dan kolaboratif, kita dapat bersama-sama menciptakan solusi yang lebih baik untuk menghadapi tantangan pasar reasuransi, khususnya dalam Treaty Renewal tahun 2025," ujar Delil pada 1 Oktober.

Indonesia Re akan mengevaluasi berbagai aspek pembaruan perjanjian Treaty 2025, melanjutkan kebijakan yang sudah ada dengan fokus pada jaminan Business Interruption dan Basis of Cover. Penguatan administrasi melalui digitalisasi juga menjadi prioritas, salah satunya melalui platform RIU Connect. Transformasi digital ini dianggap penting dalam meningkatkan daya saing di tengah pasar yang semakin menantang.

Dengan strategi yang tepat, Indonesia Re optimistis mampu memberikan nilai tambah bagi mitra bisnis dan menjaga stabilitas program reasuransi. Forum ini diharapkan dapat memperkuat hubungan jangka panjang dan menciptakan sinergi yang lebih baik dalam pengelolaan risiko serta penanganan klaim.

Indonesia Re menyatakan kesiapan menghadapi dinamika pasar reasuransi global dengan inovasi dan transformasi yang berkelanjutan, demi menciptakan pasar yang stabil dan menguntungkan bagi semua pihak.

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News