Bprnews.id - Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan kekhawatiran serius terkait lonjakan penutupan bank perekonomian rakyat (BPR) di Indonesia.
Menurutnya, data terbaru menunjukkan bahwa jumlah penutupan BPR sudah mendekati ambang batas rata-rata, khususnya dalam dua bulan pertama tahun ini.
"Kita melihat bahwa jumlah BPR yang mengalami penutupan semakin meningkat, dan hal ini merupakan indikasi serius tentang kondisi sektor perbankan di Indonesia." Ungkap Purbaya Yudhi Sadewa
Sejak awal tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencabut izin dari enam BPR. Kasus terbaru adalah PT BPR EDC Cash yang berlokasi di Tangerang, Banten, pada tanggal 27 Februari 2024.
"Data ini menunjukkan bahwa kondisi sektor perbankan kita perlu mendapatkan perhatian serius. Kami sebagai regulator akan terus melakukan evaluasi menyeluruh dan tindakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sektor perbankan di Indonesia," tambah Purbaya.
Penutupan bank, terutama di tingkat lokal seperti BPR, tidak hanya memiliki dampak langsung pada layanan keuangan bagi masyarakat lokal, tetapi juga mengangkat kekhawatiran tentang stabilitas ekonomi daerah.
OJK dan LPS kini dituntut untuk meningkatkan pengawasan dan langkah-langkah pencegahan guna mencegah lebih banyak penutupan bank di masa mendatang.
Kedua lembaga tersebut juga diharapkan untuk berkoordinasi dengan baik dalam menjaga keamanan dan kestabilan sektor perbankan di Indonesia.