bank umum


Merosotnya Rupiah Dorong Kenaikan Simpanan Valas di Perbankan

Standard Post with Image

BPRNews.id - Tren nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus melemah mendekati level terburuk sejak 23 Maret 2020, memicu lonjakan simpanan valuta asing (valas) di perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia, Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam mata uang valas meningkat tajam sebesar 19,7% secara tahunan year-on-year(yoy) pada Mei 2024, mencapai nilai Rp 1.341,1 triliun.

Pertumbuhan simpanan valas ini jauh melampaui angka pada April 2024, yang hanya mencatat kenaikan sebesar 12,9% yoy dengan nilai Rp 1.291,4 triliun. Lonjakan tersebut menunjukkan adanya pergeseran signifikan dalam preferensi simpanan nasabah di tengah melemahnya nilai rupiah.

Dalam rinciannya, simpanan Giro mengalami peningkatan yang luar biasa, tumbuh 28% yoy pada Mei 2024, naik dari 20% yoy pada April. Peningkatan ini mencerminkan meningkatnya aktivitas transaksi simpanan oleh korporasi melalui Giro. Di sisi lain, segmen Tabungan juga menunjukkan tren positif, tumbuh sebesar 4,6% yoy pada Mei 2024, setelah sebelumnya mengalami koreksi sebesar 3,7% yoy pada April lalu.

Simpanan Deposito berjangka turut mencatat pertumbuhan yang signifikan, naik 11% yoy pada Mei 2024, dibandingkan dengan pertumbuhan 8% yoy pada April. Pertumbuhan yang solid di berbagai segmen simpanan ini berhasil mendorong total DPK di perbankan naik menjadi 8,5% yoy pada Mei 2024, dari sebelumnya 8,1% yoy pada April.

Fenomena ini menunjukkan bahwa nasabah, baik individu maupun korporasi, mulai mengalihkan sebagian simpanannya ke mata uang asing sebagai langkah antisipatif terhadap pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini juga mengindikasikan adanya peningkatan kepercayaan terhadap stabilitas mata uang asing, terutama dolar AS, di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Dengan situasi nilai tukar yang berfluktuasi, perbankan di Indonesia diharapkan terus memperkuat layanan dan produk valas untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin meningkat. Selain itu, langkah-langkah kebijakan dari otoritas moneter diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memitigasi dampak dari volatilitas pasar global terhadap perekonomian domestik.
 

Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News