REGULATOR


OJK: Kebijakan Suku Bunga Tinggi dan Faktor Global Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Standard Post with Image

BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa kebijakan suku bunga tinggi yang kemungkinan akan dipertahankan dalam jangka pendek telah mempengaruhi peningkatan biaya dana atau cost of fund (COF) serta terbatasnya pasokan permintaan kredit. Selain itu, investasi dari luar negeri juga belum sesuai dengan harapan, yang secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 kembali terhambat.

"Dunia usaha sudah mulai bergerak, dengan pertumbuhan kredit di bulan Januari mencapai 11%. Seharusnya kita bisa berlari lebih cepat untuk menyelesaikan segala hal yang menjadi target kita di akhir tahun 2024," kata Direktur Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi OJK, Wahyu Budi Satriyo, dalam detikcom Leaders Forum, Kamis (14/3/2024).

Wahyu juga menekankan pentingnya memperhatikan situasi perekonomian global dan kondisi geopolitik, termasuk perkembangan di Tiongkok dan faktor-faktor geopolitik lainnya yang belum mereda.

"Konstelasi dari ketidakpastian kebijakan pemerintahan yang baru di masing-masing negara menjadi pertanyaan besar. Dampaknya terhadap kinerja industri jasa keuangan perlu dicermati ke depan," jelas Wahyu.

Wahyu juga menyoroti bahwa sebanyak 50% penduduk dunia akan berpartisipasi dalam pemilihan umum di negaranya masing-masing tahun 2024. Hal ini menimbulkan ketidakpastian terkait kebijakan pemerintah baru di berbagai negara.

Meskipun demikian, Wahyu optimis bahwa dunia usaha telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan pertumbuhan kredit yang signifikan. Oleh karena itu, langkah "wait and see" tidak lagi diperlukan, dan seharusnya pihak terkait dapat bersiap untuk mengatasi tantangan dan mencapai target ekonomi di tahun 2024.

OJK
Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News