Bprnews.id - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menekankan perlunya peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kita masih perlu mendorong lebih jauh literasi dan inklusi keuangan syariah sesuai pesan Bapak Wakil Presiden, yang sangat berpengaruh terhadap pangsa pasar ekonomi dan keuangan syariah nasional," ujar Friderica dalam peluncuran "Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023" secara virtual di Jakarta.
Friderica mengingatkan bahwa pangsa pasar ekonomi syariah di Indonesia telah mencapai 10,81 persen dari total lanskap keuangan negara. Asuransi keuangan dalam sektor keuangan syariah Indonesia juga telah mencapai lebih dari Rp2.452 triliun per September 2023, dengan pertumbuhan sebesar 6,75 persen per tahun.
OJK telah menetapkan beberapa arah dan prioritas kebijakan untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah. Salah satunya adalah melalui akselerasi dan kolaborasi program edukasi keuangan syariah.
Selain itu, OJK juga fokus pada pengembangan modal inklusi dan akses keuangan syariah, penguatan infrastruktur dan literasi keuangan syariah, serta dukungan dan aliansi strategis literasi dan inklusi keuangan syariah dengan kementerian/lembaga dan pemangku kepentingan lainnya.
Friderica juga menyoroti isu-isu lain yang harus diperhatikan bersama, seperti belum optimalnya dukungan sektor keuangan syariah terhadap industri halal serta masih terbatasnya sumber daya manusia (SDM) syariah yang sesuai kebutuhan.
Dia percaya bahwa ekonomi syariah akan menjadi fondasi pertumbuhan yang kuat bagi masa depan Indonesia, dan untuk itu, Indonesia harus mempersiapkan diri untuk meningkatkan kontribusi keuangan nasional secara keseluruhan.
"Dukungan sektor keuangan syariah diharapkan akan memperkuat sektor-sektor lainnya, selain industri makanan, fesyen, dan pariwisata yang sudah mendapat pengakuan di dunia," tambah Friderica.