Bprnews.id - PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), yang telah mengumumkan rencana mereka untuk bertindak dalam hal aksi korporasi penambahan modal. Melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) VII atau yang sering disebut dengan rights issue, mereka akan merilis sebanyak 5 miliar lembar saham baru di kuartal terakhir tahun ini.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan menawarkan PHMETD VII sebanyak-banyaknya 5.000.000.000 saham baru atas nama dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Manajemen Menyebutkan, pengelolaan dana yang diperoleh dari hasil right issue, setelah melibatkan pengurangan biaya emisi dan mengalokasikan sisa dana untuk berbagai kepentingan bisnis.
Rincian, sekitar 40% dana hasil right issue digunakan sebagai modal untuk mendukung ekspansi kredit, baik pada pasar ritel maupun korporasi. Memahami alokasi ini memainkan peran penting dalam memahami lanskap keuangan perusahaan yang lebih luas, tren pasar, operasi strategis, dan peluang investasi.
Kemudian, data menunjukkan bahwa sekitar 45% dari sumber daya yang ada dialokasikan untuk kegiatan operasional perbankan, namun tidak terbatas pada rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia serta promosi untuk memperoleh pengguna baru Neobank.
Bahkan, diperkirakan sekitar 15% dari total investasi akan digunakan untuk mendukung pengembangan teknologi informasi , namun tidak terbatas pada pengembangan aplikasi digital banking.
Saham Blackberry (BBYB), yang telah mengalami penurunan signifikan sepanjang tahun ini. BBYB tampaknya berada dalam zona merah dengan koreksi mencapai 58,77% di penutupan perdagangan Rabu lalu, 18 Oktober 2023, dengan harga sekarang hanya Rp 270 per lembar saham.
Secara mingguan maupun bulanan, juga belum ada tamda-tanda penguatan dari saham BBYB, harga bulanan saham BBYB anjlok 22,86%, dengan penurunan mingguan 9,39%.
Adapun BBYB melantai di Bursa sejak 13 Januari 2015. Sahamnya sempat melonjak seiring dengan transformasi menjadi bank digital pada periode 2021–2022. Harga saham BBYB sempat meroket ke level Rp 2.332 seiring degan sengatan positif ke sektor teknologi.
Per 30 September 2023 saham BBYB dikuasai oleh Akulaku Silvrr Indonesia (27,32%). Kemudian PT Gozco Capital menggenggam 8,46% dan Rockcore Financial Technology memiliki 6,12%.
Publik dengan kepemilikan kurang dari 5% tercatat memiliki 57,42% saham BBYB.