Bprnews.id - Kinerja saham emiten bank seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dinilai prospektif setelah masa pencoblosan Pemilu 2024 berakhir. Berdasarkan hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga Kamis (29/2/2024) pagi, pasangan calon Prabowo–Gibran unggul satu putaran dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dengan memperoleh 58,83% suara.
Dalam riset Samuel Sekuritas, kemenangan sementara satu putaran Pilpres 2024 membawa sentimen pasar tetap positif dan aliran masuk asing yang akan berlanjut. Potensi ekspansi fiskal dalam bidang infrastruktur, belanja militer, program makanan dan susu gratis, serta peningkatan tunjangan guru diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Oleh karena itu, kami merekomendasikan investor untuk memperhatikan saham-saham dengan biaya berbasis rupiah yang tinggi," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas, dengan saham BBNI dan BBRI menjadi sorotan.
Menurut rekomendasi riset tersebut, saham BBNI ditargetkan mencapai level Rp6.600 dan BBRI ditargetkan mencapai level Rp6.800. Pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (29/2/2024), harga saham BBNI tercatat di level Rp5.975, sementara harga saham BBRI dibuka di level Rp6.175.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa harga saham perbankan, terutama big caps, masih prospektif. Penurunan suku bunga acuan pada 2024 juga diyakini akan mendorong peningkatan kredit konsumer.
"Bank jumbo juga bisa mengurangi risiko kredit dan menekan NPL. Bank jumbo juga rajin membagikan dividen dan ini menarik bagi para pelaku investor," kata Nafan.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, menambahkan bahwa bank besar seperti BBNI dan BBRI memiliki prospek bagus karena fundamental yang kuat dan valuasi yang menarik.
"Prospek pada 2024 juga bagus karena secara historis, sektor keuangan, terutama perbankan, sering menjadi salah satu yang terbaik selama kampanye pemilu," ujarnya.
Disclaimers: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.