investasi


Menerapkan Strategi Investasi Saham dengan Tiga MAN

Standard Post with Image

Bprnews.id - Agar memperkecil risiko kerugian akibat penurunan harga saham, kita harus memahami secara baik saham atau perusahaan yang ingin kita beli, menghitung nilai (valuasi) dan membandingkannya dengan harga saham tersebut di bursa saham.

Harga saham ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Jika penawaran lebih banyak dari permintaan, harga saham akan turun. Demikian sebaliknya. Di artikel sebelumnya sudah dijelaskan bahwa harga sebuah saham di bursa dipengaruhi banyak faktor. Faktor ini bisa dibagi menjadi dua, yakni faktor fundamental perusahaan dan faktor non fundamental.

Faktor non fundamental ini seperti psikologi (hype, FOMO, herding behaviour) dan tindakan manipulasi harga (baca: goreng-menggoreng harga saham).

Investor yang membeli saham dengan hanya mencermati pergerakan harga akan menanggung risiko yang lebih besar.Seorang investor harus membandingkan harga dengan nilai sahamnya. Jika ia membeli saham yang harganya lebih tinggi dari nilainya (overpriced atau kemahalan), ia menanggung risiko kerugian yang lebih besar

Seorang investor bijak akan membeli saham yang dianggap underpriced (kemurahan) karena memiliki nilai di atas harganya. Prinsip yang simpel, namun tidak mudah dipraktikkan. Mengapa?

Menentukan nilai sebuah saham tidak mudah. Berbagai metoda valuasi bisa digunakan untuk menghitung nilai sebuah saham pada suatu titik waktu tertentu (biasanya disebut nilai intrinsik atau harga wajar saham).

Penekanannya pada kata "suatu titik waktu" karena nilai sebuah saham hari ini bisa berbeda dengan sebulan kemudian. Intinya nilai sebuah saham bersifat dinamis. Ambil contoh, nilai intrinsik saham perusahaan batubara hari ini dengan besok bisa berbeda jika malam ini ada berita , harga batubara naik drastis karena perang Ukraina-Rusia.

Metoda valuasi yang biasa digunakan adalah relative valuation, membandingkan rasio nilai sebuah saham dengan saham lain yang sejenis. Rasio nilai tersebut ada beberapa seperti PER (price earnings ratio), PBV (price to book value ratio), EV/EBITDA dan price sales ratio.

Dari rasio-rasio itu, yang paling popular adalah PER dan PBV. Value investor sukses seperti Lo Kheng Hong mengandalkan dua ratio sederhana ini dalam memilih saham yang salah harga (undervalued).

Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News