bprmews.id - Rosan Roeslani Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II mengatakan, BUMN berkomitmen meningkatkan upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang profesional di indonesia, dengan melakukan transformasi digital melalui Himpunan Bank Milik Negara, sebagai bentuk adaptasi menghadapi perubahan zaman yang mengarah pada layanan keuangan digital.
"Kami telah melihat munculnya layanan keuangan digital membuka jalan untuk menjembatani kesenjangan keuangan, terutama bagi mereka yang tidak mempunyai rekening bank, tidak memiliki rekening bank, dan UKM," ujar Rosan dalam plenary session AIPF bertajuk "Inclusive Digital Transformation" di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (7/9/2023).
Rosan mengatakan tantangan kesulitan untuk menciptakan lingkungan kerja yang secara profesional di Indonesia juga dialami oleh negara ASEAN lain, dengan jumlah penduduk mencapai 650 juta jiwa dan 70 juta UKM ini sangat siginifikan.
ASEAN juga menghadapi kekurangan pendanaan untuk pelaku UMKM yang diperkirakan mencapai 300 miliar dollar AS per tahun. Lantaran, dari 70 juta UMKM di ASEAN, masih ada 39 juta UMKM yang belum mendapatkan pendanaan.
"Inisiatif keuangan digital di seluruh kawasan ASEAN telah berkontribusi terhadap mempercepat inklusi keuangan di kawasan Selama beberapa tahun terakhir, kemajuan nyata telah terlihat dalam transformasi BUMN di tengah gelombang keuangan digital," ucap Rosan.
Rosan menyebut Pertumbuhan pemain fintech sepanjang 2011-2022 yang meningkat enam kali lipat dari semula 51 pemain menjadi 334 pemain aktif. Sementara itu, 33 persen penduduk memiih e-wallet sebagai metode pembayaran default mereka pada tahun 2021.
"Transisi Indonesia menuju ekonomi digital terlihat jelas dengan pembayaran nontunai yang melonjak dari 830 juta dolar AS menjadi 26,2 miliar dolar AS dari 2017 hingga 2022," lanjut Rosan.
Rosan mengatakan BUMN memiliki peran dalam meningkatkan dan memberikan kontribusi perekonomian keuangan digital terhadap UKM dan masyarakat Idonesia.