Bprnews.id - Kinerja baik bisnis mikro BRI tidak lepas dari inovasi dalam hal digitalisasi, rejuvenasi produk dan layanan hingga pengembangan business model baru yang terus dilakukan. Perubahan business process melalui digitalisasi tidak dapat dihindari dan menjadi faktor yang sangat penting.
Hal ini menyelaraskan karakter segmen pelaku usaha mikro yang menuntut cepat, mudah dan praktis. Pada business model, segmen bisnis mikro mengembangkan skema yang berorientasi terhadap turnover. Dengan kata lain, pembiayaan pada segmen bisnis mikro secara perilaku akan memiliki tenor yang semakin pendek, lanjut Supari menjelaskan.
Kajian yang telah dilakukan oleh Delloite pada 2015 menyatakan bahwa ekosistem bisnis telah menjadi faktor kunci keberhasilan bagi organisasi-organisasi terkemuka melalui langkah-langkah yang baru mulai dari strategi, model bisnis, kepemimpinan, kemampuan, hingga model organisasi. Dalam mengintegrasikan ekosistem yang ada, maka pengembangan platform bisnis yang dirancang dengan baik dapat membantu menciptakan dan menangkap nilai ekonomi baru.
Di tengah disrupsi pelaku keuangan digital, pengembangan bisnis berbasis ekosistem juga telah dilakukan segmen bisnis mikro BRI. Hal tersebut ditunjukkan dari kolaborasi BRI dengan Pasar Rakyat Indonesia (PARI).
Dalam kolaborasi itu menyediakan platform ekosistem bagi pelaku usaha berbasis komoditas dengan semua anggota ekosistem terhubung dan bertransaksi (mulai dari bidding, pembayaran, pengiriman barang hingga pembiayaan jangka pendek). Hingga saat ini, terdapat lebih dari 25 komoditas yang menjadi objek pembangunan ekosistem.
Juga ada lebih dari 50 ribu pelaku UMKM yang terhubung dalam ekosistem tersebut. Di sisi lain, pada bisnis keagenan atau yang dikenal dengan BRILINK juga telah dikembangkan pola bisnis yang menjadikan AgenBRILINK nantinya menjadi lifestyle provider pelaku usaha segmen mikro.
Bprnews.id - Bisnis mikro BRI dalam waktu lima tahun terakhir. Terdapat tiga fase perjalanan, yakni sebelum, pada saat pandemi dan masa dimana pemerintah menyatakan keluar dari pandemi.
Berdasarkan kajian data internal BRI, pertumbuhan nasabah peminjam segmen mikro terus mengalami kenaikan hingga mencapai 35%, dari angka akhir 2022 dibandingkan dengan akhir 2019.
Untuk rata-rata besaran kredit, diketahui masa setelah pandemi mengalami kenaikan sebesar Rp37,7 juta dibandingkan fase–fase sebelumnya yang hanya di angka Rp34 juta. Dari sisi pertumbuhan, masa setelah pandemi telah mencapai angka yang sama dengan masa sebelum pandemi, yakni mencapai 13,3%.
Seperti halnya kajian yang dilakukan oleh BRI research institute, mengindikasikan bahwa aktivitas ekonomi dari sisi proses industri UMKM telah pulih dan semakin menggeliat seiring dengan mobilitas dan daya beli masyarakat yang normal.
Konsistensi pertumbuhan yang berkelanjutan bisnis mikro tidak terlepas dari kebijakan BRI yang mengedepankan pemberdayaan kepada kelompok usaha mikro. Sejak 2019, BRI telah mengembangkan kerangka kerja pemberdayaan yang berbasis offline maupun online dalam rangka mempercepat UMKM naik kelas secara literasi.
Kerangka pemberdayaan yang dimiliki oleh BRI tersebut mampu mendukung mengakselerasi UMKM naik kelas melalui kemudahan akses layanan kepada 36 juta nasabah dari ekosistem ultra mikro.
"Pemberdayaan yang dilakukan semakin powerfull dengan resources yang dimiliki BRI berupa jaringan outlet, yakni 1.013 kantor, dimana terdapat 3 layanan entitas ultramikro di dalamnya. Selain itu, BRI telah mengintegrasikan sistem human capital, sehingga saat ini terdapat 66 ribu relationship manager yang mampu menjangkau segmen ultra mikro. Dalam proses operasionalnya, BRI juga telah memanfaatkan teknologi dalam rangka memperbaiki business process sehingga para tenaga pemasar 3 entitas menggunakan satu platform layanan sehingga semakin fleksibel dan dapat dilakukan dimanapun berada," ujar Supari.
Bprnews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) RI mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester 1 2023 sebesar 5,17% secara year on year pada Agustus 2023. Hasilnya terlihat membaiknya ekonomi di Tanah Air dari beberapa indikator aktivitas ekonomi, mulai dari mobilitas dan daya beli masyarakat, pertumbuhan produksi yang stabil hingga respon kebijakan dalam rangka menjaga stabilitas perekonomian.
Berkaitan dengan hal tersebut, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa semakin membaiknya perekonomian dan prospek ke depan juga ditunjukkan oleh Indeks bisnis UMKM yang dikeluarkan oleh BRI Research Institute. Indeks tersebut mengukur tingkat ekspansi bisnis di kuartal II dan optimisme UMKM dalam menghadapi kuartal III tahun 2023.
Kajian mengungkapkan bahwa di kuartal II 2023 indeks bisnis UMKM di level 109,6, meningkat 4,5 poin dibandingkan kuartal sebelumnya, yang berarti ekspansi bisnis UMKM terus berlanjut dengan akselerasi yang semakin meningkat. Memasuki kuartal III tahun ini, pelaku UMKM diproyeksikan juga masih optimis melakukan ekspansi usahanya. Hal ini tercermin dari indeks ekspektasi bisnis UMKM yang tetap tinggi di angka 128,4 jauh diatas angka batas minimum tingkat optimis berusaha.
Bprnews.id - Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kanti berkolaborasi dengan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali akan memberikan anugerah penghargaan kepada desa adat terbaik di Bali yang dapat menyelesaikan permasalahan adat secara Mandiri dan Tuntas.
“Penghargaan diberikan untuk menghargai desa adat yang telah berhasil menyelesaikan permasalahan di wilayah adat mereka secara komprehensif,” tuturnya dalam konferensi pers di Kantor MDA Provinsi Bali, Renon Denpasar Senin 25 September 2023.
“Penghargaan pertama ini diberi nama “MDA Kanti Kerta Bali Nugraha,” yang nantinya akan diumumkan pada momentum peringatan HUT BPR Bank Kanti 27 September 2023, yang disemarakkan dengan acara Stakeholder Gathering bakal digelar di Hongkong Garden Restaurant Denpasar.” ujarnya.
Ketut Sumarta, menjelaskan inisiatif penganugerahan berawal dari kerja sama Corporate Social Responsibility (CSR) antara PT BPR Sukawati Fancakanti dengan Majelis Desa Adat Provinsi Bali.
“Penghargaan diberikan untuk menghargai desa adat yang telah berhasil menyelesaikan permasalahan di wilayah adat terhitung sejak diberlakunya Peraturan Daerah provinsi Bali, Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Desa Adat di Bali, tanggal 28 Mei 2019 hingga akhir Agustus 2023 ,” jelasnya.
Ketut Sumarta menambahkan bahwa Bali memiliki 1500 desa adat, meningkat dari jumlah sebelumnya 1493 desa sesuai dengan peraturan desa adat nomor 4 tahun 2019. “Ajang ini tidak hanya memberikan anugerah 9 penghargaan dari 27 nominasi desa adat terbaik, MDA juga
memberikan penghargaan kepada sejumlah prajuru terbaik yang telah mengikuti pelatihan Training on Trainee (TOT),” imbuhnya.
Ratu Bandesa Agung MDA Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet menegaskan penghargaan ini bertujuan memperkuat dan membangun desa adat di Bali.
“Hal itu sesuai tagline Pulau Bali yang mengusung adat istiadat Bali (ajeg Bali) serta menjaga Bali yang aman dan damai, diperlukan kerja sama semua pihak. Termasuk kalangan perusahaan seperti BUMN dan sektor swasta,” tegasnya.
Dia menilai apa yang dilakukan BPR Kanti bisa menjadi pelopor dalam inisiatif ini sehingga kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi perusahaan lainnya.
“Mudah-mudahan kepoloporan dari BPR Kanti ini dapat menjadi motivasi bagi lembaga-lembaga lain untuk lebih peduli pada desa adat. Sebelumnya, sejumlah BUMN melalui dana CSR-nya juga telah membantu pembangunan Gedung MDA Provinsi Bali dan gedung MDA di sembilan kabupaten/kota,” tuturnya.
Selama ini, MDA telah menerima bantuan dan dukungan dari sejumlah perusahaan BUMN melalui program CSR, tetapi penghargaan yang kali ini kata dia sesuai dengan kondisi unik desa adat di Bali.
Terkait penghargaan untuk desa adat terbaik, MDA juga memfasilitasi pelatihan TOT bagi prajuru desa adat di Bali, sebagai bagian dari kerjasama dengan BPR Kanti.
Pada acara penghargaan 27 September 2023 dalam waktu dekat ini, para stakeholder terdiri dari 77 Anggota BPR akan berkumpul untuk merayakan prestasi desa adat terbaik.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba, menjelaskan BPR Kanti telah lama mendukung program CSR untuk MDA Bali, termasuk membantu program penerbitan buku tentang desa adat di Bali tahun 2014.
“Dukungan ini mencakup pembuatan dan distribusi 6000 buku tentang desa adat, yang tidak hanya dijual di Bali, tetapi juga di luar negeri,” ungkap Arya Amitaba.
Lanjutnya, BPR Kanti percaya dukungan terhadap desa adat adalah langkah penting dalam mempertahankan perekonomian Bali, yang sangat bergantung pada sektor pariwisata dan budaya
Bprnews.id - Bank BPR Jatim Bank UMKM Jawa Timur terus melakukan upaya meningkatkan kualitas pelayanan, Salah satunya dengan membuka kantor kas di Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun.
“Tujuannya mendekatkan pelayanan para nasabah sekitar Mejayan dan mengembangkan UMKM yang ada di sana,’’ ujar Pemimpin Cabang Bank BPR Jatim Bank UMKM Jawa Timur Cabang Madiun Yuni Astuti usai peresmian kantor kas tersebut, Minggu lalu (24/9).
Kantor kas Bank BPR Jatim Bank UMKM Jawa Timur Cabang Madiun di Mejayan itu merupakan yang kelima sekaligus kantor kas ke-121 di Jatim.
‘’Targetnya, secara angka meningkat. Minimal mampu meraih Rp 3 miliar setahun,’’ tuturnya.
Peresmian itu turut dihadiri perwakilan Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Perdakum) Kabupaten Madiun, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Madiun, serta Muspika Mejayan.
Hadir pula Divisi Perencanaan dari Bank BPR Jatim Bank UMKM Jawa Timur Dwi Widodo. ‘’Kantornya di Jalan Anggrek 19, Kelurahan Bangunsari, Mejayan,’’ sebutnya.
Bank BPR Jatim Bank UMKM Jawa Timur memiliki beberapa program unggulan. Di antaranya, Program Kredit Sejahtera (Prokesra) dengan bunga hanya 3 persen per tahun.
‘’Khusus pertanian, kami juga ada PKPJ (Paket Kredit Petani Jatim, Red). Bunganya hanya 6 persen per tahun. Kami juga melayani kredit kendaraan bermotor serta pemberangkatan umroh terlebih dahulu, bayar kemudian,’’ tandas Yuni.