Bprnews.id - PT Indika Energy Tbk. (INDY) menyampaikan, dua entitas usahanya mendapat fasilitas pinjaman dana dari PT Bank DBS Indonesia (DBS). Kedua perusahaan tersebut diantaranya, PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE) dan PT Interport Mandiri Utama (IMU).
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE) mendapat fasilitas pinjaman dari PT Bank DBS Indonesia (DBS) hingga sebesar US$ 50.000.000 dengan jangka waktu selama 3 tahun 6 bulan.
"Fasilitas tersebut akan digunakan oleh KGTE untuk pembayaran atas fasilitas term loan sindikasi KGTE," tulis manajemen, dikutip Senin (25/9).
Sementara, PT Interport Mandiri Utama (IMU) melakukan perjanjian jamknan korporasi dengan DBS yang merupakan jaminan atas perianjian fasilitas.
"IMU dan KGTE adalah perusahaan yang dimiliki anak 100% oleh Perseroan secara tidak langsung," sebutnya.
Manajemen menyebut, transaksi ini tidak berdampak material, namun akan meningkatkan likuiditas keuangan perseroan.
Bprnews.id - Seiring dengan pertumbuhan pasar modal Indonesia, perkembangan aset kelolaan kustodian di Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan impresif dari tahun ke tahun. Hingga akhir Agustus 2023, aset kelolaan Bank Kustodian BRI telah menembus Rp1.000 triliun.
Peningkatan aset kelolaan ini didukung dengan pertambahan jumlah kerja sama baru dan pertumbuhan aset kelolaan dari nasabah existing. Angka ini mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan posisi aset kelolaan Bank Kustodian BRI di akhir tahun 2022 yaitu Rp555 triliun.
Saat ini, pasar modal Indonesia masih menunjukkan resiliensi yang tinggi dan tumbuh positif di tengah ketidakpastian perekonomian di tingkat global. Selain penambahan jumlah efek yang tercatat di pasar modal Indonesia, peningkatan jumlah investor yang signifikan baik di saham, obligasi maupun reksadana merupakan cermin keyakinan pasar masih cukup terjaga meski dihadapkan dengan tantangan volatilitas ekonomi global dan domestik.
Terkait hal tersebut, Direktur Wholesale dan Kelembagaan BRI Agus Noorsanto mengatakan bahwa perkembangan aset kelolaan Bank Kustodian BRI tak lepas dari upaya yang dilakukan untuk terus memberikan layanan terbaik dan membawa efisiensi dalam operasional kustodian dengan strategi digital.
”Nasabah tidak perlu ragu untuk menitipkan efek di Bank Kustodian BRI. Kami telah dipercaya oleh nasabah-nasabah besar seperti lembaga pemerintahan, asuransi dan dana pensiun untuk mengelola berbagai jenis efek mereka seperti Reksadana, KPD, EBA dan General Safekeeping Unitized,” ujarnya.
Selain itu, BRI juga telah mengembangkan BRI Frens, yaitu Front End System portal Kustodian BRI untuk memberikan kemudahan kepada nasabah dalam pengiriman instruksi dan mendapatkan laporan portfolio asetnya. Untuk melengkapi itu semua dan meningkatkan konsistensi standard layanannya, Bank Kustodian BRI juga menargetkan perolehan Sertifikasi ISO 9001:2015 di tahun ini.
Sebagai informasi, Bank Kustodian BRI telah berpengalaman lebih dari 27 tahun dalam mengelola efek nasabahnya, baik di General Safekeeping, Reksadana dan Kontrak Pengelolaan Dana atau Discretionary Fund.
Selain tercatat sebagai Bank Kustodian pertama yang mengelola Efek Beragun Aset (EBA) pada tahun 2010, Bank Kustodian BRI telah menjadi direct member Euroclear sejak 2012 dan juga memperoleh Sertifikat Kepatuhan Syariah dari Dewan Syariah Nasional MUI di tahun 2018.
Selain tercatat sebagai Bank Kustodian pertama yang mengelola Efek Beragun Aset (EBA) pada tahun 2010, Bank Kustodian BRI telah menjadi direct member Euroclear sejak 2012 dan juga memperoleh Sertifikat Kepatuhan Syariah dari Dewan Syariah Nasional MUI di tahun 2018.
Saat ini Bank Kustodian BRI merupakan bank kustodi dengan kelolaan aset EBA terbesar di Indonesia. Dengan menjadi anggota langsung dari Euroclear, Bank Kustodian BRI dapat memberikan layanan administrasi dan penyelesaian surat berharga yang diperdagangkan dan terdaftar di Euroclear Bank dalam berbagai mata uang.
Dengan diperolehnya Sertifikat Kepatuhan Syariah, Bank Kustodian Bri selain dapa mengadministrasikan efek konvensional, juga dapat mengadministrasikan efek dan portofolio syariah milik nasabah.
Bprnews.id - Hoaks telah merambah keberbagai sektor ekonomi, salah satunya adalah perbankan dengan mencatut sejumlah nama bank. Keberadaan hoaks tersebut harus diwaspadai sebab dapat membuat kita terjerumus pada informasi yang salah, caranya dengan memastikan kebenaran informasi yang didapat sebelum mempercayainya.
Cek Fakta Liputantan.com pun telah mendapati sejumlah hoaks yang mencantu bank, mulai dari Bank BUMN hingga luar negeri.
Cek Fakta Liputan mendapati informasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau (BNI) terapkan kenaikan biaya transfer menjadi Rp 150 ribu per bulan. Informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.
Informasi BNI terapkan kenaikan biaya transfer menjadi Rp 150 ribu per bulan dikirim oleh akun WhatsApp dengan foto profile logo BNI.
Akun WhatsApp tersebut membagikan file yang berisi informasi pengumuman BNI melakukan perubahan tarif transaksi, dari Rp 6.500 per transaksi dan BI FAST Rp 2.500 akan diubah menjadi Rp 150.000 per bulan.
Pengumuman tersebut juga memberikan penerima pesan pilihan untuk menolak kenaikkan perubahan biaya transaksi, dengan mengisi formulir digital.
Bprnews.id - Suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank digital seperti Blu by BCA, Sea Bank, dan Neo Bank terus menarik perhatian masyarakat.
Pasalnya suku bunga deposito bank digital lebih tinggi, yaitu mencapai 6 persen. Level ini melebihi suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank konvensional.
Sebagai pembanding, berdasarkan data Bank Indonesia, suku bunga deposito 1 bulan pada Agustus 2023 berada di level 4,23 persen, naik 5 bps dibandingkan bulan sebelumnya atau Juli 2023 di level 4,18 persen.
Adapun Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan penerapan suku bunga deposito tinggi di bank digital menjadi bagian dari strategi dalam meraup nasabah.
Menurutnya, LPS tak dapat berbuat banyak dalam mencampuri strategi bisnis tersebut. Hanya saja, suku bunga deposito yang tinggi melebihi bunga penjaminan LPS masuk ke dalam kategori tak layak dijamin.
1. BCA Digital (blu) bluDeposit adalah produk deposito berjangka dengan minimal dana Rp1 juta dan tenor 1 sampai 12 bulan. Berdasarkan situs resmi perusahaan, nasabah bisa memilih tipe deposito (Non-ARO, ARO, ARO+) sesuai kebutuhan 1 Bulan Pertama
2. Bank Jago
PT Bank Jago Tbk (ARTO) adalah menawarkan tabungan jangka panjang minimal Rp1juta dengan bunga lima persen per tahun. Nasabah juga bisa mencairkan bunga deposito tiap bulan.
Bank Jago juga menawarkan bunga 5 persen per tahun untuk dana yang disimpan pada Kantong Terkunci. Nasabah dapat mengunci uang dengan jangka waktu mulai 14 hari hingga 6 bulan. Berdasarkan informasi di situs resminya, bunga Kantong Terkunci akan menjadi 4,75 persen per tahun mulai 2 Oktober 2023.
3. SeaBank Indonesia
PT Bank SeaBank Indonesia (SeaBank) menawarkan produk deposito dengan suku bunga mencapai 6 persen per tahun, dengan kurun jatuh tempo 1, 3 dan 6 bulan. Di sini, calon nasabah dapat membuka deposito minimal saldo Rp1 juta. Adapun, penempatan deposito relatif dalam jangka waktu singkat, mulai dari 1 bulan.
4. Allo Bank
Sementara, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang merupakan bank digital besutan CT Corp. ini menawarkan deposito dengan suku bunga mulai 4 persen hingga 6 persen. Di mana, minimum setoran awal adalah Rp10 juta
Sementara itu, meski bukan bunga Deposito, Allo Bank meluncurkan produk simpanan baru, yaitu produk tabungan dengan nama ‘Allo Grow’.
Produk ini menawarkan suku bunga hingga 6,5 persen per tahun dengan menerapkan mekanisme suku bunga berjenjang sesuai dengan jangka waktu penyimpanan.
Saldo yang disimpan dapat dicairkan dan diambil kapan saja tanpa dikenakan biaya penalti.
Nasabah yang ingin membuka simpanan Allo Grow dapat melalui aplikasi Allo Bank dengan saldo awal minimal Rp500.000. Disebutkan, nasabah tidak akan dikenakan biaya administrasi bulanan.
5. Bank Neo
PT Bank Neo Commerce Tbk.(BYBB) menawarkan sejumlah produk deposito. yang bisa dimulai dengan hanya dari Rp100.000, dan dengan berbagai macam tenor mulai dari 7 (tujuh) hari sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan bunga yang kompetitif, yaitu 6 persen per tahun.
Selain itu, BNC juga memiliki produk deposito Neo Flexi, di mana nasabah dapat menempatkan dananya di produk deposito dan mendapatkan imbal balik melalui yang mana apabila dana yang ditempatkan diperlukan sewaktu-waktu, dana tersebut dapat ditarik tanpa penalty.
6. Bank Aladin
Bank Aladin merupakan bank digital berbasis syariah. Bank ini memiliki produk simpanan dengan bagi hasil yang lebih tinggi ketimbang produk tabungan biasa, yaitu Ala Impian. Produk ini memiliki nisbah 85 persen dengan indikasi bagi hasil setara 5,5 persen per tahun.
Berdasarkan pengumuman di situs resminya, efektif per 1 Oktober 2023 nisbah nasabah Ala Impian akan mengalami perubahan menjadi 60 persen dengan setara bagi hasil 5,5 persen.
Selain menawarkan bagi hasil yang kompetitif, produk Ala Impian menggunakan akad mudharabah muthlaqah, tanpa biaya admin, dan nasabah dapat menarik tabungan sesuai kebutuhan di saat mendesak.
7. Bank Raya (AGRO)
Bank Raya menawarkan sejumlah produk tabungan, sementara salah satunya Saku Pintar yang dikenal produk deposito bank Raya.
Bprnews.id - Direktur Utama BPR Atha Tanah Mas Semarang Rina Utami menjelaskan peringatan kali ini terasa istimewa karena pihaknya mengundang nasabah dengan tabungan berjangka.
Ia membeberkan, program yang dibuat yakni mengarah pada produk yang bermanfaat dan berkelanjutan sehingga tidak sekali pakai.
"Misalnya seperti tabungan berjangka itu, tabungan berencana yang mereka harus mempunyai tujuan. Misalnya untuk pendidikan anak, renovasi rumah, semacam itu. Jadi ada jangka waktunya dari 12 bulan sampai 24 bulan dan dibayar setiap bulan bisa, setiap minggu bisa bahkan harian pun bisa," jelasnya kantornya yang beralamat Jalan Telaga Raya, Tanah Mas, Sabtu (23/9).
Rina menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk memberikan pelayanan penuh kepada nasabah terutama dalam jemput bola.
Selama ini, pelayanan ini sudah dirasakan oleh nasabah, misalnya bisa menabung dari rumah.
Adapun produk lain yakni kredit. Poinnya, lanjut Rina, BPR Artha Tanah Mas tidak pernah menghendaki untuk memberikan kredit secara cuma-cuma.
Melainkan harus memastikan bahwa kredit itu akan digunakan secara produktif dan memberikan kesejahteraan.
"Jadi kami memberikan kredit yang produktif atau menambah kesejahteraan dari nasabah tersebut," tandasnya.
Adapun pemberian layanan maksimal selalu menjadi pedoman karena memiliki nilai-nilai yang dihidupi oleh setiap pengurus dan karyawan.
Di antaranya seperti mengembangkan kepedulian, memberikan solusi inovatif dan kreatif, berintegritas dan dapat dipercaya serta semangat belajar.
"Nilai-nilai itu juga dihidupi oleh seluruh karyawan, sehingga kami bisa mengimplementasikan saat memberikan layanan kepada nasabah. Kemudian kami terus berupaya untuk meningkatkan pencapaian tersebut dengan melibatkan nasabah karena tujuannya bagaimana kami maju bersama," tutur Rina.
Pelayanan baik ini di rasakan Kepala Pasar Selo Mas, Sudjono yang sudah menjadi nasabah sejak 2004.
Bahkan, terhadap pelayanan yang apik ini, para nasabah di Pasar Selo Mas tidak ada yang membawa buku tabungan.
"Itu menjadi bukti bahwa BPR Artha Tanah Mas sudah seperti keluarga kami dan bank manapun yang akan memasuki pasar tidak semudah itu untuk menggantikan. Pelayannya juga fleksibel dan luwes serta memahami para nasabah," ungkapnya.
Selain Sudjono ada juga, Agus Acep Purnomo, Founder PT Grandia Group memberikan apresiasi atas konsistensi BPR Artha Tanah Mas yang sudah membantu masyarakat hingga menginjak 19 tahun.
"Biasanya company kalau semakin besar pelayanannya berkurang tapi tidak dengan BPR Artha Mas. Semoga hal ini terus dipertahankan," paparnya.
Dalam perayaan hari jadi ke-19 ini BPR Artha Tanah Mas Semarang menggelar berbagai kegiatan di antaranya seperti melakukan senam bersama nasabah dan mengundang para pemegang saham serta pemegang tabungan berjangka.