bank umum


Aset Bank di NTB Mencapai Rp75,65 Triliun

Standard Post with Image

Bprnews.id - Hingga Oktober 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan bisnis perbankan yang progresif di Nusa Tenggara Barat (NTB). Jumlah kredit yang telah disalurkan mencapai 64,2 triliun, mengalami kenaikan sebesar 8,43 persen year over year (yoy) dan tumbuh sebesar 13,55 persen year to date (ytd).

Rico Rinaldy, Kepala OJK Provinsi NTB, menyampaikan informasi ini dalam diskusi dengan media di Senggigi, Lombok Barat, pada 18 Desember 2023. Kredit sebesar tersebut disalurkan melalui 598.276 rekening. Selama periode yang sama, aset perbankan di provinsi ini tumbuh menjadi Rp75,65 triliun, mencatat pertumbuhan sebesar 9,59 persen yoy dan 16,16 persen ytd.

“Tahun 2022 posisi asset Bank di NTB sekitar Rp50 triliun. Sekarang sampai Oktober saja sudah Rp75 triliun lebih. Belum masuk November dan Desember,” terangnya. Menurut Rico, pertumbuhan yang cukup cepat bisnis perbankan ini didukung oleh perbaikan ekonomi di NTB. Pertumbuhan penyaluran kredit didukung oleh banyaknya event yang diselenggarakan di NTB. Sehingga berdampak langsung kepada para pelaku UMKM.

Dalam hal pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) berupa tabungan, deposito, dan giro, jumlahnya mencapai Rp45,5 triliun dengan 9.301.027 rekening. DPK tumbuh sebesar 6,94 persen YoY dan 4,29 persen Disisi lain, jumlah kredit yang dikucurkan oleh perbankan ini, kata Rico, tidak sebanding dengan dana yang dihimpun oleh bank dari masyarakat (tabungan).

Loan to Deposit Ratio ( LDR ) sebesar 140,99 persen, tumbuh 1,94 persen YoY dan tumbuh 11,50 persen (YtD). Artinya, untuk menyalurkan kredit sebesar itu, menurut Rico, perbankan masih menggunakan dana dari luar. Baik dari kantor pusat banknya, atau menggunakan modal sendiri. “Karena jumlah kredit yang disalurkan bank tidak sebanding dengan dana yang dihimpun dari masyarakat. Sehingga perbankannya harus dibantu kantor pusatnya, atau menggunakan modal sendiri,” tambahnya.

Selain itu, kredit macet dari total jumlah kredi yang disalurkan perbankan di NTB hanya 1,54 persen. “Kredit macetnya juga kecil. Ini cukup bagus juga ekonomi di NTB,” imbuhnya. Kecilnya Tingkat kredit macet, tambah Rico, bisa saja karena beberapa factor. Diantaranya, banyaknya nasabah bank yang melakukan pelunasan kredit. Lelang agunan, perpanjangan masa kredit sehingga terhitung menjadi kredit lancar.

“Tapi yang rata rata hasil pengawasan kita, banyak yang melunasi kredit,” tambahnya. Ditambahkan lagi, jumlah perbankan yang beroperasi di Nusa Tenggara Barat sebanyak 28 bank umum. Termasuk Bank NTB Syariah, dan 22 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPRS / BPR). 

Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News