BPRNews.id - Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Hulu Sungai Selatan, memang tak setenar Bank Kalsel. Namun, kiprah bank milik Pemkab HSS ini sudah familiar di kalangan masyarakat perdesaan, khususnya di kalangan UMKM, pedagang kecil di pasar serta petani.
Menyusul terbitnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 7 tahun 2024 tentang BPR/BPR Syariah, modal inti yang dimiliki BPR daerah minimal Rp 6 miliar.
Pengelola BPR HSS pun butuh tambahan dana berupa penyertaan modal. Selain memenuhi batas minimal modal inti, juga agar lebih leluasa mengembangkan produk dan usaha.
Direktur BPR HSS Akhmad Zainudin berharap usulan penambahan modal ini mendapatkan dukungan pemilik saham (dalam hal ini Pemkab HSS) dan juga DPRD HSS.
“Kami sudah ajukan permohonan penambahan modal ini sejak 2023. Semoga bisa dikawal pemegang saham dan mendapat persetujuan DPRD,” kata Zainudin.
Sementara itu, terkait penyertaan modal tersebut, anggota Komisi III DPRD HSS, Yusperi, kepada banjarmasinpost.co.id, Jumat (25/10/2024) mengatakan, untuk 2024 ini tidak masuk dalam program yang diajukan Pemkab HSS.
“Di APBD Perubahan 2024, tentunya tak bisa masuk skala prioritas. Yang masuk adalah penyertaan modal untuk Perseroda PDAM,” kata Yusperi.
Bahkan, PDAM mendapatkan modal cukup besar Rp 8 miliar. Yusperi sepakat, keberadaan BPR sebagai bank milik Pemkab HSS harus mendapat dukungan permodalan agar bisa terus berkembang menjadi bank daerah seperti halnya Bank Kalsel.
Namun, pihak pengurus dan pengelola, kata anggota dewan dari PKS ini, harus bisa meyakinkan DPRD bahwa keberadaannya membawa dampak positif bagi masyarakat dan pengelolaannya pun berjalan sehat. “Jangan sampai merugi seperti manajemen sebelumnya,” katanya.
Yusperi juga memastikan, setiap program yang berdampak positif pada masyarakat, secara anggaran bakal didukung DPRD.
“Apalagi kalau keberadaan bank ini untuk mencegah masyarakat pinjam uang ke rentenir. Tentu kami dukung, jika diajukan lagi pada APBD murni 2025 mendatang. Yang penting beri kami penjelasan mengapa harus dikasih modal tambahan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Direktur BPR HSS menyatakan, meski belum bisa memberi dividen, namun BPR sudah menghasilkan laba, karena saat ini pihaknya masih menanggung beban kerugian pengelola sebelumnya.
“Insya Allah kalau diberi kepercayaan kami mampu lebih berkembang lagi. Bahkan, jika mendapat support modal yang besar, kami sudah membuat rencana produk unggulan bunga 0 persen,” katanya.
Sebagai pengelola, kata Zainudin, pihaknya sudah proaktif memasarkan produk ke kalangan menengah ke bawah, baik simpanan maupun pinjaman kredit dengan turun ke pasar-pasar hingga ke petani-petani agar tak terjerat rentenir.