bprnews.id - Sejumlah pelaku industri telah menempuh langkah dengan menambah modal tambahan. Namun, bagi yang belum bisa melakukannya, opsi lain yang mungkin diambil adalah konsolidasi dengan pihak lain.
Ketua Umum Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo), Teddy Alamsyah, menyebutkan bahwa ada potensi terjadinya akuisisi untuk menyelamatkan BPR/S yang masih belum memenuhi persyaratan modal inti. Ketentuan modal inti minimum saat ini memang cukup sulit dipenuhi, terlebih dengan dampak pandemi Covid-19 yang sempat memberikan tekanan besar pada BPR/S.
Teddy berharap pemegang saham BPR/S yang sudah lama berada di industri ini bisa berperan dalam mengakuisisi BPR/S yang kesulitan permodalan, jika memang memungkinkan.
"Jika hal ini tidak mungkin dilakukan, kami berharap regulator dapat memberikan relaksasi kembali," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Kompartemen BPR Syariah (BPRS) Asbisindo, Cahyo Kartiko, mengungkapkan bahwa beberapa pemegang saham BPRS saat ini masih ragu-ragu terkait prospek bisnis di industri ini ke depan. Akibatnya, beberapa pihak masih belum melakukan suntikan modal.
Menurutnya, industri BPRS masih belum memiliki ciri khas yang membedakannya dari BPR konvensional, sehingga persaingan di sektor ini cukup ketat bagi para pelaku industri BPRS.
Cahyo menambahkan bahwa asosiasi dan OJK telah berkomunikasi mengenai masalah ini. OJK sebenarnya sudah memberikan panduan yang menarik bagi industri BPRS terkait beberapa produk khas mereka.
"Namun, perlu didorong lebih lanjut agar bisa kompetitif di lapangan," ujarnya.
Ia juga berharap pemegang saham tetap mau menyuntikkan modal ke BPRS agar tidak perlu ada aksi akuisisi atau merger.
“Kami khawatir jumlah BPRS akan semakin berkurang, padahal potensinya masih cukup besar,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, BPR Hasamitra menegaskan bahwa mereka tidak tertarik untuk melakukan aksi korporasi tersebut. Direktur BPR Hasamitra, I Nyoman Supartha, menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk mengambil alih BPR yang belum memenuhi modal inti untuk bergabung dengan BPR Hasamitra.
"Kami tidak berminat untuk melakukan akuisisi BPR," katanya singkat.
BPR Hasamitra sendiri merupakan salah satu BPR dengan aset besar. Hingga Juni 2024, aset BPR yang berbasis di Makassar ini mencapai Rp 3,02 triliun dengan ekuitas sebesar Rp 475,59 miliar.
Sebelumnya, OJK mencatat bahwa masih banyak BPR/S yang belum memenuhi persyaratan permodalan. Pada data terakhir Maret 2024, tercatat 5% dari total sekitar 1.500 BPR/S belum memenuhi persyaratan modal inti