BPRNews.id - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengimplementasikan skema baru untuk pengembangan kompetensi melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pelatihan Swasta (LPS). Skema ini melibatkan perjanjian lisensi yang memungkinkan LPS menggunakan pedoman pelatihan BRIN guna menjaga kualitas pelatihan.
Deputi Sumber Daya Manusia Iptek (SDMI) BRIN, Edy Giri Rachman Putra, mengungkapkan harapannya agar kerja sama ini dapat memperkuat pengawasan kualitas pelatihan. “Kami ditugaskan untuk menyiapkan regulasi dan modul, tetapi pelaksanaannya bisa dilakukan oleh BRIN atau LPS yang memenuhi kriteria. Kami meminta agar selama pelaksanaan, kualitas pelatihan tetap terjaga,” tegas Edy saat penandatanganan Perjanjian Lisensi dengan PT Rekhindo Pratama Intekno, PT Inixindo Widya Utama, dan PT ARA INDONESIA di Gedung BJ Habibie.
Edy menambahkan bahwa BRIN saat ini fokus pada pelisensian kegiatan pelatihan dan akan mendorong sistem royalti untuk pemilik pengetahuan di masa depan. “Kami akan mendorong penerapan lisensi atau royalti untuk pemangku pengetahuan, sehingga mereka mendapatkan haknya ketika pengetahuan mereka digunakan,” jelasnya.
Direktur Pengembangan Kompetensi BRIN, Sasa Sofyan Munawar, menjelaskan bahwa proses lisensi melibatkan beberapa tahap, termasuk permohonan lembaga pelatihan, verifikasi dokumen, dan pembahasan naskah perjanjian. “Tujuan lisensi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pelatihan pemerintah, industri, dan masyarakat dengan lebih efektif,” kata Sasa.
Direktur Utama PT Rekhindo Pratama Intekno, Endra Prasetya Rudiyanto, mengungkapkan bahwa perusahaannya telah melaksanakan pelatihan lisensi IAI SPBE dengan baik. “Kami telah melaksanakan enam gelombang pelatihan dengan total 119 peserta. Ada beberapa masukan untuk pengembangan lebih lanjut, seperti kestabilan LMS dan tambahan materi pelatihan,” ujarnya.
Direktur Utama PT ARA INDONESIA, Yosefini Rasyanti Munthe, menyampaikan bahwa lembaganya adalah pelatihan non-pemerintah pertama yang diakreditasi LAN untuk soft skills. “Kami melihat penandatanganan lisensi ini sebagai peluang untuk memperluas portofolio kami dalam pelatihan,” kata Yosefini.
Sementara itu, Direktur Utama PT Inixindo Widya Utama, Bambang Soerjohandoko, menilai lisensi ini sebagai kesempatan penting untuk perusahaan. “Kami sangat menghargai kesempatan ini dan berkomitmen untuk memberikan pelatihan berkualitas,” tutup Bambang.