BPRNews.id - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim/BJTM) melaporkan penyaluran kredit sebesar Rp62,19 triliun pada triwulan III/2024, mencatatkan kenaikan signifikan 20,13% secara tahunan (YoY). Sebagai perbandingan, pada triwulan II/2024, penyaluran kredit Bank Jatim mencapai Rp58,07 triliun atau naik 18,01% YoY.
Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman, menyatakan bahwa beberapa strategi telah diimplementasikan untuk memaksimalkan peluang di semester kedua tahun ini, termasuk sinergi dengan beberapa program pemerintah baru. “Contohnya, kami memberikan atensi kepada beberapa program dari pemerintahan baru seperti program makan gratis untuk anak sekolah, peningkatan gaji ASN, dan program pembangunan perumahan,” ujar Busrul dalam rilis resmi yang disampaikan pada Selasa (29/10/2024). Busrul menjelaskan, program-program tersebut berpotensi memberikan multiplier effect bagi perekonomian dengan melibatkan pelaku sektor riil, di mana Bank Jatim berada dalam ekosistem yang mampu memanfaatkan peluang strategis ini.
Pada triwulan III/2024, total kredit konsumtif Bank Jatim tercatat sebesar Rp33,79 triliun, naik 13,2% dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan kredit produktif mengalami kenaikan yang lebih tinggi, mencapai Rp28,40 triliun atau meningkat 29,57% YoY. Di sisi aset, Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan dari Rp101,24 triliun pada triwulan II/2024 menjadi Rp106,63 triliun pada triwulan III/2024.
Dalam paparan kinerja yang diselenggarakan secara daring, Selasa (29/10), hadir seluruh jajaran direksi Bank Jatim, termasuk Direktur Utama Busrul Iman, Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah R. Arief Wicaksono, Direktur Keuangan Edi Masrianto, Direktur Manajemen Risiko Eko Susetyono, Direktur IT & Digital Zulhelfi Abidin, Direktur Operasi Arif Suhirman, dan Direktur Kepatuhan Umi Rodiyah.
Bank Jatim juga menyoroti kesiapan untuk mendukung Bank Perkreditan Rakyat (BPR) milik pemerintah daerah melalui model bisnis bernama APEX BPR Bank Jatim, di mana BJTM berperan sebagai pengayom untuk 98 BPR di Jawa Timur, baik yang dimiliki pemerintah daerah maupun swasta. Saat ini, pinjaman outstanding untuk BPR milik pemerintah daerah dalam APEX mencapai Rp22,7 miliar. “APEX BPR menjadi modal awal bagi Bank Jatim untuk merespons road map BPD guna bersinergi dengan Lembaga Jasa Keuangan yang ada di wilayah regional,” tambah Busrul.
Sebagai upaya memperkuat fondasi perbankan regional, Bank Jatim juga telah melaksanakan inisiatif Kelompok Usaha Bank (KUB). Hingga September 2024, terdapat 10 Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang menyatakan komitmen untuk bergabung dalam KUB, dengan Bank NTB Syariah, Bank Lampung, dan Bank Banten telah resmi berafiliasi dengan Bank Jatim, sementara dua BPD lainnya sedang dalam proses bergabung.