Bprnews.id - PT Bank Nano Syariah, yang baru-baru ini menjalani proses spin-off dari PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM), telah memulai operasionalnya sebagai bank umum syariah (BUS) pada 2 Januari 2024.
Hal ini menjadikan Bank Nano Syariah sebagai Unit Usaha Syariah (UUS) pertama yang melakukan spin-off setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan aturan resmi terkait proses tersebut.
Meskipun baru berstatus sebagai BUS, Bank Nano Syariah sudah memiliki rencana jangka panjang untuk melantai di bursa saham melalui Initial Public Offering (IPO).
Direktur Utama Bank Nano Syariah, Halim, menyatakan bahwa meski telah ada pembicaraan dengan pemegang saham mengenai rencana IPO, namun saat ini fokus utamanya adalah pada pengembangan tata kelola bisnis.
"Saya memang pernah ada pembicaraan dengan para pemegang saham (Sinarmas Group) untuk listing di bursa (IPO), tapi masih sangat awal sekali untuk saat ini, kita fokus ke pengembangan tata kelola bisnis saja dulu," kata dia, Kamis (11/1).
Rencana IPO diharapkan dapat membantu bank ini mendapatkan tambahan permodalan untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya.
Selain itu, Bank Nano Syariah akan fokus pada pengembangan fitur layanan berbasis teknologi digital untuk menjangkau lebih banyak masyarakat dan menarik nasabah.
Bank ini juga akan menargetkan segmen penerima setoran (BPS) haji, dengan saat ini sudah memiliki sekitar 62.000 pendaftar haji. Segmen Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga menjadi fokus dengan penyaluran kredit KUR sebesar Rp124,21 triliun hingga Desember 2023.
Bank Nano Syariah memiliki dukungan dari Bank Sinarmas (BSIM) selaku pemegang saham pengendali (PSP) dengan kepemilikan saham sebesar 51%, sedangkan PT Sinarmas Multiartha dan PT Asuransi Sinarmas masing-masing memiliki kepemilikan saham sebesar 25% dan 24%.
Sementara itu untuk melakukan pengembangan bisnisnya usai resmi spin off dari bank induk, Halim mengatakan pihaknya akan fokus pada tata kelola bisnis dengan melakukan pengembangan berbagai fitur layanan berbasis teknologi digital untuk menjangkau lebih banyak masyarakat untuk diakuisisi menjadi nasabah.
Saat ini Bank Nano Syariah juga akan fokus untuk menjangkau masyarakat Indonesia dalam menghimpunan dana sebagai bank penerima setoran (BPS) haji. Tercatat saat ini terdapat sekitar 62.000 pendaftar haji di Bank Nano Syariah.
“Dengan Indonesia sebagai negara penduduk muslim terbanyak di dunia, segmen haji ini masih sangat besar. Potensi pendaftar haji itu sampai 20.000 tiap tahunnya, ini yang akan fokus kita garap," kata Halim.
Lebih lanjut Halim menyebut Bank Nano Syariah juga menggarap segmen Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan saat ini telah menyalurkan kredit KUR sebanyak Rp124,21 triliun sampai Desember 2023 lalu.
Pihaknya akan memaksimalkan operasional dari 31 kantor cabang yang ada saat ini serta didukung kerjasama dengan berbagai perusahaan keuangan untuk menjangkau lebih banyak nasabah.
Bank ini memiliki rencana ambisius untuk menjadi salah satu pelaku utama di sektor perbankan syariah Indonesia.