Bprnews.id - Persaingan di antara industri perbankan membuat bank digital perlu mencari segmen baru untuk mendorong pertumbuhan.
Senior Faculty dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Moch Amin Nurdin, menyatakan bahwa bank digital masih memiliki peluang besar untuk berkembang di tengah persaingan ketat di industri perbankan.
"Cari ceruk pasar yang tidak dimainkan bank konvensional," kata dia saat ditemui di Medan, Minggu (19/11/2023).
Ia menambahkan, pemilihan segmen perbankan digital tersebut juga perlu mempertimbangkan risiko yang ada.
Bank digital pada dasarnya mengandalkan ekosistem dan basis data. Meskipun begitu, bank digital yang merupakan bagian dari Himbara, konglomerasi, dan yang bukan konglomerasi, memiliki tantangan dan perjuangan yang berbeda dalam menjalankan fungsinya.
"Kalau mau, tapi memang risikonya cukup tinggi, ya main yang belum dimainkan sama orang, kita bicara yang unbankable itu," imbuh dia.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Consumer Business Customer Value Management Bank Jago, Irene Santoso, menjelaskan bahwa pihaknya berencana untuk mengembangkan ekosistem ke depan. Saat ini, Bank Jago sudah menjalin kolaborasi ekosistem dengan GoTo (Gojek Tokopedia).
Bank Jago juga menggenjot pengumpulan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) yang saat ini mendominasi sampai 73 persen dari total DPK.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui peluncuran GoPay Tabungan bekerjasama dengan GoTo Financial. Layanan tersebut berhasil menarik lebih dari 300.000 nasabah baru.
Sedikit catatan, GoPay Tabungan menawarkan bunga hingga 2,5 persen per tahun.
Pada akhir Oktober 2023 jumlah nasabah Bank Jago mencapai 9,6 juta, termasuk 7,6 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago.
Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertumbuh dibandingkan posisi akhir 2022 yang baru sekitar 5,5 juta nasabah.