BPRNews.id - Beberapa bank optimistis bahwa penurunan suku bunga acuan BI-Rate ke 6% akan meningkatkan penyaluran kredit, termasuk untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurut Bank Indonesia (BI), kredit UMKM pada Juli 2024 mencapai Rp 1.375,5 triliun, tumbuh 5,1% secara tahunan, meski lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juni 2024 yang mencapai 5,6%.
Bank Sahabat Sampoerna melaporkan bahwa penyaluran kredit UMKM pada Juni 2024 sebesar Rp 8,1 triliun, dengan 63% disalurkan langsung oleh bank, sementara sisanya melalui mitra strategis. Henky Suryaputra, Direktur Bisnis Bank Sahabat Sampoerna, optimistis kredit UMKM akan meningkat hingga akhir tahun, meski mungkin tidak setinggi kredit non-UMKM. Menurutnya, penurunan suku bunga akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan UMKM, dan Bank Sahabat Sampoerna berharap kredit tahunan tumbuh dua digit pada semester kedua 2024.
Henky juga menekankan pentingnya menjaga kualitas kredit melalui komunikasi yang baik dengan nasabah untuk menemukan solusi jika terjadi masalah. Selain itu, ia menyatakan bahwa produk kredit dirancang sesuai karakteristik nasabah.
Efdinal Alamsyah, Direktur Kepatuhan OK Bank, juga optimistis bahwa penurunan suku bunga akan menarik lebih banyak UMKM untuk meminjam, sehingga mereka dapat memperluas usaha. OK Bank telah mengalami penurunan kredit UMKM sebesar 3% hingga Agustus 2024, namun ada peningkatan 3% pada September. OK Bank merevisi target pertumbuhan kredit UMKM menjadi 10% tahun ini, setelah awalnya menargetkan hanya 1%.
Untuk menjaga kualitas kredit, OK Bank melakukan analisis risiko mendalam, diversifikasi portofolio, dan pengawasan rutin untuk mengatasi masalah lebih awal. OK Bank juga selektif dalam memberikan kredit kepada peminjam dengan rekam jejak yang baik.
BCA juga berkomitmen mendorong kredit UMKM, termasuk memberikan suku bunga spesial bagi UMKM yang berbasis lingkungan sosial, tata kelola (LST), dan wanita pengusaha. Kredit UMKM BCA naik 10,3% YoY hingga Juni 2024, mencapai Rp 121 triliun. Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) BCA mencapai 22,2%, dengan NPL di sektor UMKM terjaga pada 2,2%, lebih rendah dari rata-rata industri.
Trioksa Siahaan, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), menilai bahwa penurunan suku bunga akan meningkatkan penyaluran kredit UMKM hingga akhir tahun, dan kredit macet diperkirakan menurun. Ia menekankan pentingnya kehati-hatian dan selektivitas dalam pemberian kredit untuk menjaga kualitas kredit UMKM.