Bprnews.id - Perbankan dianjurkan untuk mempercepat alokasi kredit usaha rakyat (KUR). Sampai akhir Oktober ini, diketahui mencapai 67,3% dari yang ditargetkan sebesar Rp297 triliun.
Dari situ, terdapat Rp97,12 triliun alokasi KUR yang masih menunggu untuk disalurkan hingga akhir tahun ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan harapannya agar sektor perbankan dapat mempercepat penyaluran kredit khusus untuk Usaha Kecil Menengah (UKM), terlebih lagi adanya sejumlah kebijakan baru yang telah dikeluarkan pemerintah.
Beberapa strategi kebijakan yang diterapkan mencakup monitoring dan evaluasi berkala terhadap penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta membuka peluang untuk sinergi penyaluran KUR dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah terkait. Strategi lainnya melibatkan optimalisasi proses pengunggahan data calon debitur KUR baru oleh pemerintah daerah, relaksasi peraturan yang masih menyebabkan multitafsir dalam pelaksanaan di lapangan, dan mendukung percepatan implementasi Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian (Kredit Usaha Alsintan).
Pemerintah juga mendorong penyalur KUR untuk melakukan upaya ekstra melalui pelaksanaan weekend banking dalam penyaluran KUR sesuai dengan kondisi dan kebijakan masing–masing Penyalur KUR.
“Melalui berbagai strategi kebijakan tersebut, Pemerintah berharap agar penyaluran KUR dapat dilaksanakan secara berkualitas dan dapat dioptimalkan sesuai target Rp297 triliun pada 2023 sehingga penyaluran KUR dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Airlangga dalam keterangan resmi, Sabtu (11/11).
Hingga akhir Oktober 2023, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp199,88 triliun, menyentuh 3,61 juta debitur dengan tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tetap terjaga di angka 1,63%.
Selain itu, penyaluran KUR di sektor produksi telah mencapai 55,46% dari total penyaluran, dengan sektor pertanian membawa porsi penyaluran sebesar 30,40%.
Meskipun demikian, pada 7 November 2023, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menilai realisasi penyaluran KUR hingga minggu kedua November 2023 masih dinilai rendah.
"Jadi, penyalur harus mengejar target sekitar Rp92,82 triliun dalam waktu kurang dari dua bulan," ujarnya.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, turut menekankan kepada sektor perbankan untuk mempercepat penyaluran pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) guna mencapai target sebesar Rp297 triliun pada akhir 2023. Ia mencatat bahwa pelaksanaan KUR mengalami sedikit hambatan pada semester I/2023.
“Kami berharap, berarti hampir sekitar Rp120 triliun kredit bisa digelontorkan untuk KUR pada periode Oktober hingga Desember 2023 ini, yang itu diharapkan bisa membantu banyak UMKM, yang selama ini juga telah dan menjadi pelanggan dari KUR,” ujarnya dalam agenda konferensi pers APBN Kita, Rabu (25/10/2023)
Dari sisi bank penyalur, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menyatakan berkomitmen untuk mencapai target penyaluran KUR 2023.
"Yaitu dengan strategi akuisisi berbasis ekosistem dengan pola closed loop sesuai strategi kewilayahan dengan mengoptimalkan kolaborasi menggarap value chain nasabah wholesale Bank Mandiri," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha melalui rilis, Rabu (15/11).
Tak hanya itu, Rudi menyampaikan perseroan ikut mengoptimalkan digitalisasi proses melalui penggunaan aplikasi Mandiri Pintar oleh tenaga sales Bank Mandiri.
Hal tersebut dilakukan guna memberikan percepatan layanan kepada calon debitur dan perluasan akses kredit melalui program referal yang diikuti dengan edukasi layanan dan transaksi keuangan melalui Mandiri Agen (Agen Laku Pandai Mitra Bank Mandiri) yang terdapat di ekosistem bisnis pelaku UMKM.
“Kami juga terus melakukan pendampingan dan pelatihan kepada para debitur KUR agar mereka dapat mengelola usahanya dengan baik dan profesional,” katanya.
Hingga Oktober 2023, Bank Mandiri telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp26,78 triliun, mencapai 73,88% dari target senilai Rp36,24 triliun kepada lebih dari 254.000 debitur. Mayoritas dana tersebut dialokasikan ke sektor produksi, mencapai Rp16,51 triliun atau 61,67% dari total penyaluran KUR, sementara sisanya disalurkan ke sektor non-produksi.
Bank Mandiri tidak hanya fokus pada peningkatan penyaluran, tetapi juga tetap konsisten dalam menjaga posisi rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) KUR. Sampai Oktober 2023, rasio NPL KUR Bank Mandiri tetap terjaga di kisaran 1%.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), sebagai penyalur terbesar, telah mengalokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp107,84 triliun pada bulan September 2023. Sebelumnya, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, menyatakan bahwa salah satu strategi utama perusahaan untuk meningkatkan penyaluran KUR tahun ini adalah dengan memasuki segmen yang lebih kecil, yaitu ultra mikro.
Selain itu, BBRI juga berhasil menangkap potensi pada segmen ultra mikro melalui sinergi yang harmonis dengan dominasi ultra mikro Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PMN).
“BRI adalah bagian dari penyalur KUR, dan peran penyalur itu ada di hilir, sehingga harus wajib dan mematuhi seluruh kebijakan yang ada, mulai Permenko hingga keputusan Menteri Keuangan, bisnis proses serta petunjuk teknis dari stakeholder. Dan seluruh perangkat kebijakan KUR lengkap sejak 1 September 2023,” ujarnya dalam paparan kinerja kuartal III/2023, Rabu (25/10)
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga menyatakan berkomitmen mendorong penyaluran KUR dengan mengoptimalkan channel penyaluran, digitalisasi, serta optimalisasi rantai pasok buyer atau mitra.
"BCA terus mengembangkan infrastruktur penyaluran KUR dengan adanya webform pengajuan KUR, end to end pengolahan KUR Tanpa Agunan via platform digital, serta otomasi beberapa laporan serta data untuk internal dan eksternal," ujar EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.
Hingga September 2023, realisasi KUR BCA tumbuh sebesar 11% yoy dengan sebagian besar disalurkan ke sektor perdagangan.