Bprnews.id - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), mengungkap alasan yang mendasari kegagalan yang menyedihkan dan kebangkrutan yang menimpa sejumlah sejumlah Bank Perekonomian Rakyat (BPR).
Suwandi Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank LPS memberikan penjelasan yang menohok terdapat banyak aspek yang berpotensi menggoyahkan pondasi sebuah bank, namun secara mengejutkan, persaingan antarbank di Indonesia bukan merupakan biang keladi utamanya.
“Jadi bukan persaingan BPR dengan BTPN, BPR dengan bank lainnya. Dan akhirnya ada yang kalah saing. Tapi, berdasarkan pengalaman kami, nggak ada bank yang mengalami seperti itu (kalah saing),” kata Suwandi dalam LPS Media Workshop di Bandung, Kamis, (9/11).
Menurut Suwandi, kegagalan yang dialami oleh sejumlah BPR di berbagai daerah sering kali diakibatkan oleh masalah yang lebih dalam dari pada sekedar kondisi pasar yang fluktuatif. Beliau menegaskan bahwa inti dari permasalahan ini terletak pada governance, atau tata kelola bisnis yang kurang baik ironisnya kejahatan korporasi yang melibatkan oknum pengurus serta karyawan menjadi faktor utama yang menggerogoti kepercayaan dan integritas institusi tersebut.
“Kebanyakan bank gagal itu karena digerogoti oleh pengurus atau karyawannya. Jadi ini masalah lebih ke tata kelola,” ungkap Suwandi.
Untuk mencegah hal tersebut, kata Suwandi BPR harus dapat mematuhi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang benar (good corporate governance). Hal ini bukan hanya soal memenuhi standar regulasi, tapi juga tentang membangun citra dan kredibilitas yang solid di mata pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.
“Saya punya gagasan (untuk mencegah kegagalan bank) kita lebih kepada penguatan tata kelolanya. Ini yang akan menggambarkan apakah bank akan bisa dikelola secara baik atau tidak,” ujarnya.