bank umum


Mayoritas Bursa Asia Turun, Investor Tunggu Komentar The Fed

Standard Post with Image

Bprnews.id - Pelemahan indeks saham Asia yang terjadi pada hari ini (Rabu 8/11) yang sebagian besar ditutup. Menurut tim riset Phillip Securities Indonesia, penurunan ini disebabkan oleh antisipasi investor terhadap pernyataan beberapa pejabat tinggi bank sentral AS, termasuk Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang diperkirakan akan disampaikan akhir pekan ini

Pernyataan The Fed adalah ukuran yang baik untuk memahami intensitas penolakan terhadap pelemahan kondisi keuangan. Selain itu, pergeseran minat investor terhadap peningkatan hubungan bilateral antara AS dan Tiongkok memberikan dinamika menarik lainnya dalam skenario ekonomi global saat ini.

Pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di San Francisco akan menjadi saksi acara yang sangat dinantikan minggu depan pertemuan tatap muka antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Pertemuan APEC ini memberikan kesempatan yang sangat baik bagi kedua negara, yang telah lama terjebak dalam perselisihan politik dan perdagangan yang tidak sehat, untuk meningkatkan hubungan santai mereka dan berupaya untuk meningkatkan stabilitas ekonomi global.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng besok  lusa, sebelum pertemuan resmi para menteri keuangan negara APEC yang dimulai pada Sabtu (11/11).

Gubernur Bank Jepang (BOJ) Kazumasa Ueda mengejutkan banyak orang dengan kebijakan moneter yang cukup radikal tidak seperti sejumlah bank sentral lainnya yang mulai bergerak menuju normalisasi, Ueda justru masih mempertahankan sikap terbuka terhadap berbagai opsi kebijakan.Hal ini dikarenakan BOJ masih melihat adanya kemungkinan untuk mencapai target inflasi secara berkesinambungan. Meski banyak pakar ekonomi memprediksi langkah normalisasi pada April 2024, Ueda tetap menegaskan bahwa BOJ akan tetap berpegang pada kebijakan moneter super longgar sampai target inflasi itu benar-benar dapat dicapai.

Upah riil di Jepang terus mengalami penurunan selama 18 bulan berturut-turut, sehingga memicu kekhawatiran terhadap prospek perekonomian Jepang karena belanja rumah tangga tidak cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan.

Pekan lalu, Perdana Menteri Fumio Kishida meluncurkan paket stimulus ekonomi yang lebih besar untuk meringankan beban rumah tangga akibat meningkatnya biaya hidup di tengah anjloknya popularitas PM Fumio Kishida. Langkah berani ini menandakan komitmen pemerintah untuk menjaga kesejahteraan warga negaranya, meskipun ada tantangan politik.

Dari sisi makroekonomi yang menarik dan relevan bagi seluruh komunitas investor dan para pengamat ekonomi, acara penting yang di harapkan meliputi rilis data inflasi bulan Oktober di Jerman, data penjualan ritel terbaru di zona Eropa untuk bulan September, dan ditambah dengan pidato yang antusias banyak ditunggu-tunggu dari Ketua Federal Reserve Amerika, Jerome Powell.

Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News