BPRNews.id - Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mencatat lonjakan signifikan penggunaan QRIS di Jawa Tengah. Hingga Agustus 2024, volume transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) meningkat 217,33 persen year-on-year (yoy), sementara jumlah merchant QRIS mencapai 33,77 juta.
Namun, seiring dengan pertumbuhan ini, tantangan terkait keamanan transaksi digital pun meningkat. Beberapa kasus penipuan, seperti screenshot transaksi palsu dan manipulasi kode QRIS, telah merugikan konsumen dan pelaku UMKM. Untuk mengatasi masalah ini, PT Netzme Kreasi Indonesia (Netzme) meluncurkan Sentra QRIS UMKM di Surakarta, Jawa Tengah, pada Jumat (15/11).
Sentra QRIS UMKM bertujuan menjadi pusat edukasi dan solusi keamanan QRIS bagi pelaku UMKM. Selain itu, pusat ini juga akan berfungsi sebagai hub Netzme di wilayah Jawa Tengah untuk berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM.
CEO PT Netzme Kreasi Indonesia, Vicky G Saputra, menyatakan bahwa Sentra QRIS UMKM merupakan upaya mendukung pemerintah daerah, regulator, dan organisasi pendukung agar UMKM dapat memanfaatkan QRIS secara maksimal untuk mengembangkan bisnis mereka.
“Kami ingin memastikan UMKM dapat menikmati manfaat QRIS tanpa khawatir akan risiko penipuan yang belakangan ini cukup marak. Dengan solusi yang kami tawarkan, diharapkan UMKM akan semakin percaya diri dalam menggunakan QRIS secara berkelanjutan untuk kemajuan usaha mereka,” ujar Vicky, Jumat (15/11).
Netzme menghadirkan QRIS Soundbox, teknologi inovatif yang dirancang khusus untuk UMKM. Teknologi ini memungkinkan pedagang menerima notifikasi suara dan tampilan nominal langsung saat transaksi berhasil. “Dengan teknologi ini, kami berharap perekonomian digital di Jawa Tengah dapat terus bertumbuh. Kami juga optimis bahwa QRIS Soundbox Netzme akan menjadi solusi andalan bagi UMKM,” tambahnya.
Kepala Manajemen Internal Kantor Perwakilan (KpW) Bank Indonesia Kota Solo, Hapsari, mengapresiasi inisiatif Netzme yang dinilai mencerminkan sinergi antara Bank Indonesia dan penyelenggara jasa pembayaran.
“Selain dapat meningkatkan literasi keuangan dan inklusi digital di masyarakat, Sentra QRIS UMKM ini juga memperkuat daya saing UMKM di tingkat nasional dan global,” ungkap Hapsari.
Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan UMKM, Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Surakarta, Rini Indriyani, menyebut kehadiran Netzme sangat relevan untuk membantu UMKM di Solo. Ia menekankan pentingnya adaptasi UMKM terhadap platform digital untuk meningkatkan transaksi dan keamanan.
“Pada 2023, jumlah UMKM di Solo mencapai sekitar 13.203, dengan proyeksi meningkat menjadi sekitar 14.000 pada 2024. Kehadiran Sentra QRIS UMKM ini diharapkan mendorong kolaborasi di antara 25 komunitas UMKM di Solo dan meningkatkan kesadaran akan kemudahan serta keamanan digital,” jelas Rini.
Direktur ASPI, Djamin Nainggolan, menekankan pentingnya adopsi teknologi modern, seperti QRIS, dalam meningkatkan omset UMKM.
“Kami dari Asosiasi mengucapkan selamat dan terima kasih kepada Netzme yang telah memberikan solusi terutama untuk UMKM. QRIS Soundbox Netzme merupakan salah satu alat yang aman dan memudahkan para UMKM dalam bertransaksi melalui QRIS,” ujarnya.
Dengan fitur notifikasi langsung, pedagang tidak perlu lagi memverifikasi transaksi melalui aplikasi atau meminta screenshot dari pelanggan, sehingga proses transaksi menjadi lebih praktis dan aman. Sentra QRIS UMKM juga terbuka untuk menjalin kemitraan strategis dengan berbagai lembaga usaha untuk memperkuat ekosistem digital UMKM di Jawa Tengah.
Netzme berharap kehadiran Sentra QRIS UMKM ini tidak hanya meningkatkan keamanan transaksi digital tetapi juga menjadi katalis dalam mendorong UMKM memanfaatkan peluang ekonomi digital secara maksimal.