ojk


OJK: Ditemukan 1.178 Aktivitas Keuangan Ilegal di Sumsel

Standard Post with Image

Bprnews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berhasil mengungkap sebuah fakta yang mengejutkan hingga November 2023, OJK menemukan tidak kurang dari 1.178 aktivitas keuangan illegal tersebar di provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Dalam keterangan pers yang disampaikan Kepala OJK Provinsi Sumsel dan Kepulauan Bangka Belitung, Untung Nugroho, di Palembang pada hari Selasa, 12 Desember, terungkap bahwa mayoritas dari aktivitas ilegal tersebut, dengan persentase mencapai 66,47%, merupakan kegiatan pinjaman online atau yang lebih dikenal dengan pinjol ilegal, yang berjumlah hingga 783 kasus.


"Lalu, investasi ilegal sebanyak 361 kasus atau 30,65 persen, serta rekayasa sosial atau social engineering (soceng) sebanyak 34 kasus atau 2,89 persen," katanya.

Ia menjelaskan untuk pinjol ilegal, pokok permasalahan yang mendominasi adalah perilaku petugas penagihan.

"Kebanyakan petugas penagih itu saat menagih berperilaku tidak baik, karena mengancam akan menyebar data dan sebagai dari peminjam. Laporan tersebut, paling banyak diterima dari Kota Palembang, Kabupaten Muara Enim, dan Lahat," katanya pula.

Terkait dengan investasi ilegal, pokok permasalahan yang mendominasi adalah penipuan dan laporan yang diterima dari Kota Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, dan Kota Prabumulih.

"Pelaporan terkait dengan investasi ilegal ini paling diterima pada awal semester II Tahun 2023," ujarnya lagi.

Namun, dengan semakin meluasnya hal ini, ada bayang-bayang yang membayangi mereka yang tidak waspada: ancaman 'soceng' atau penipuan finansial. Di wilayah ramai seperti Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, dan Musi Banyuasin, muncul pola yang memprihatinkan. Penipu yang tidak bermoral, yang menyamar sebagai pejabat bank, telah memikat korbannya dengan janji kenaikan suku bunga, hanya untuk menjebak mereka.

Para penjahat ini menyusun skema mereka dengan mengirimkan tautan yang, setelah diklik, memberi mereka akses ke data perbankan pribadi yang mengakibatkan terkurasnya tabungan dan hancurnya kepercayaan.

Peringatan keras Nugroho kepada masyarakat sangatlah pedih Hal ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang produk keuangan yang kita gunakan, risiko yang melekat pada produk tersebut, dan pentingnya menyesuaikan produk tersebut dengan kapasitas dan kebutuhan kita masing-masing.

ojk
Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News