Bprnews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil langkah proaktif dengan mengumumkan penyelidikan terhadap tingkat bunga pinjaman yang dikenakan oleh rentenir di berbagai wilayah. Menurut OJK, hal itu perlu dilakukan untuk mendukung upaya pemerintah daerah untuk mengentaskan fenomena terjeratnya masyarakat kepada para lintah darat.
"Rentenir di daerah bunganya tinggi, di Jawa Barat nih, ada namanya Bank Emok, Bank Titil, di Nusa Tenggara Timur saja saya baru tahu orang-orang kalau mau pergi dinas pinjam ke rentenir. Saya dapat cerita dari mereka, gede (bunga mereka)," ucap Deputi Komisioner Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Perlindungan Konsumen OJK sekaligus Ketua Satgas Praktik Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (PASTI), Sarjito, di The Ballroom Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).
Berangkat dari cerita tersebut, Sarjito terkuak langkah tegas dimana Satgas PASTI dikerahkan untuk menginventarisir dan memantau tingkat bunga yang dipatok oleh rentenir, yang sering kali bertarif langit, di berbagai daerah. Survei yang digelar tidak hanya terbatas pada ruang-ruang formal, tetapi juga memasuki ruang-ruang keramaian seperti pasar.
Selain OJK, ia menjelaskan Aksi ini juga mendapat sokongan sinergis pula dari bank-bank daerah yang telah memulai investigasi serupa, dengan Jawa Barat menjadi salah satu medan pengamatan yang paling menonjol.
"Ini juga salah satu keberhasilan. Ada pemberantasan rentenir di Jabar, Kebumen sudah ada. Jadi bank-bank daerah itu sudah masuk ke pasar," jelasnya.
Menurutnya jika informasi konkret mengenai tingkat bunga sudah diperoleh, OJK akan memberi berbagai data tersebut kepada Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). TPAKD pun bisa menggunakan informasi itu untuk merumuskan kebijakan seperti menetapkan tingkat bunga yang lebih rendah dari rentenir.
Dengan hal tersebut, Sarjito memandang upaya-upaya ini sebagai langkah efektif untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pinjaman dari rentenir. Penetapan suku bunga yang lebih kompetitif oleh lembaga keuangan formal seperti koperasi.
"Pinjam di situ aja, lho, (koperasi) kan enak. Kalau ada yang lebih murah pasti mereka bergeser kok. Apapun, bank apapun (selama) interest rate lebih murah dan mudah diakses (masyarakat) pasti akan ambil itu. Yang penting (bunga) di bawah rentenir terus.