BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti dampak terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) terhadap pasar global. Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyatakan bahwa faktor geopolitik AS menjadi salah satu pertimbangan utama para pelaku pasar dalam membuat keputusan investasi dan ekonomi.
"Risiko geopolitik ini turut menjadi beban bagi perekonomian global pada triwulan ketiga tahun ini," ujar Mahendra saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI.
Ia menjelaskan bahwa tantangan ekonomi global saat ini tidak hanya disebabkan oleh tensi geopolitik seperti perang di Ukraina dan konflik di Timur Tengah, tetapi juga oleh perlambatan ekonomi di Tiongkok serta meningkatnya kebijakan proteksionisme. "Seluruh dunia kini sedang mencermati dampak politik AS, termasuk risiko terpilihnya kembali Donald Trump," tambahnya.
Mahendra juga menyebut bahwa perlambatan ekonomi dunia telah dirasakan di sebagian besar negara ekonomi utama pada triwulan ketiga. Untuk merespons hal tersebut, sejumlah bank sentral global mulai melonggarkan kebijakan moneter guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, di Indonesia, pertumbuhan ekonomi pada triwulan ketiga tercatat 4,95%. "Meskipun ada tekanan eksternal, kita tetap berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi tahunan di atas 5%, yaitu sebesar 5,03%," pungkas Mahendra.