REGULATOR


OJK dan LPS Meneliti Pengaruh Resesi Inggris Jepang terhadap RI

Standard Post with Image

Bprnews.id - Jepang dan Inggris resmi masuk ke dalam jurang resesi setelah ekonomi keduanya mengalami kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut. Dengan peristiwa ini, Indonesia menjadi perhatian utama, terutama dari pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan terus memantau dampaknya terhadap sektor keuangan negara ini.

"Kita akan cermati sekiranya ada dampaknya, tapi sejauh ini kami tidak mengharapkan dan antisipasi ada dampak terlalu berat. Karena kan hal yang juga sudah kita lihat beberapa waktu terakhir ini," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar di Hotel St Regis, Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, menekankan agar masyarakat tidak langsung percaya pada ramalan International Monetary Fund (IMF) mengenai gejolak global.

"AS masih kuat, kan China udah ngasih stimulus untuk perekonomian. Amerika sudah ekspansif kebijakannya, cuma sinyalnya seolah-olah kontraktif. Jadi anda nggak usah takut ramalan IMF akan global ini," jelas Purbaya.

Purbaya memperkirakan bahwa ekonomi global masih akan tumbuh pada tahun 2024 meskipun tidak terlalu ekspansif. Namun, dia menegaskan bahwa masih ada kemungkinan resesi jika terjadi perang global yang melibatkan negara-negara besar.

"Dengan fokus domestik, kita masih bisa selamat. Apalagi secara global seharusnya masih tumbuh 3,2 persen. Tahun lalu (IMF) menyatakan lebih buruk, tapi angkanya masih 3,2 persen. Jadi IMF juga tidak konsisten dalam perkiraannya, harusnya jika lebih buruk angkanya lebih rendah," terangnya.

"Jadi anda jangan terlalu percaya dengan lembaga internasional," tambah Purbaya.

 

OJK
Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News