ojk


OJK mengklaim perbankan tetap optimis di Sisa Tahun

Standard Post with Image

Bprnews.id Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan OJK (SBPO) untuk kuartal IV/2023 yang diumumkan pada tanggal 26 November 2023 ini Mayoritas pelaku perbankan meyakini bahwa kinerja perbankan akan tetap terjaga dengan baik di tengah kondisi makroekonomi global yang kurang mendukung.

Hal ini tercermin dari Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) pada triwulan IV-2023 yang tercatat sebesar 62 (zona optimis).

“Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi akan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan dibarengi dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang dihadapi meskipun dengan kondisi makroekonomi global yang kurang kondusif,” tulis OJK dalam laporannya, Minggu (26/11/2023).

Bahkan, Kebanyakan mayoritas  responden meyakini bahwa risiko perbankan mulai dari kredit hingga likuiditas dan pasar masih pada triwulan IV-2023 berada dalam zona aman. Kecerdasan langkah dan kebijakan yang diambil oleh perbankan menjelaskan ketenangan ini, termasuk keleluasaan mereka dalam menyesuaikan suku bunga, yang terjaga berkat likuiditas yang lebih dari cukup dan, yang tak kalah penting, koordinasi kebijakan yang terintegritas di dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Hal tersebut pun terlihat  dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) terbaru, yang berada pada angka 58 dan berada dalam zona pengelolaan. Tingkat kepercayaan tersebut didukung oleh keyakinan akan terkendalinya risiko kredit dan pasar, kualitas kredit yang solid, rendahnya Non-Performing Loan (NPL) dengan posisi dominan long, serta antisipasi peningkatan profitabilitas akibat melonjaknya penyaluran kredit.

Selain itu, risiko likuiditas diperkirakan masih terjaga keseimbangannya dan tidak menunjukkan tanda-tanda fluktuasi yang merugikan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Dian Ediana Rae, Kepala Pengawasan Perbankan, mengungkapkan, hasil Survei Sentimen Perbankan (SBPO) triwulan IV 2023 memberikan gambaran sektor perbankan yang tetap tangguh dan optimis di tengah volatilitas global dan pergeseran dinamika makroekonomi dalam negeri.

Optimisme tersebut juga diperkuat oleh kinerja intermediasi perbankan yang kokoh Pertumbuhan kredit pada September 2023 tumbuh tinggi sebesar 8,96% year-over-year (yoy) dengan Simpanan Nasabah (DPK) mencatat peningkatan yang sehat sebesar 6,54% yoy.

“Outlook kinerja perbankan secara menyeluruh sampai dengan akhir tahun 2023 dan 2024 diperkirakan masih akan terjaga dengan baik,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (26/11/2023).

Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) yang mengukur sentimen para pelaku industri menunjukkan angka yang impresif, mencapai nilai 84.

Dengan dukungan funding (DPK), perbankan diharapkan tidak hanya mempertahankan laju pertumbuhannya tetapi juga meningkatkan pemberian kredit yang berujung pada peningkatan keuntungan dan pemantapan struktur modal.

Pertumbuhan kredit yang terus naik pada Triwulan IV-2023 tampak menjadi periode yang ditandai dengan perwujudan harapan sektor perbankan berkat ekspektasi kondisi makroekonomi domestik yang stabil, konsumsi masyarakat yang bertambah, serta daya beli yang tetap terjaga.

Menurut survei terkini yang melibatkan para pelaku industri, terhadap penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan IV tahun 2023 terlihat meningkat.

Pertumbuhan yang diantisipasi ini, yang berjalan seiring dengan pemulihan kegiatan ekonomi, merupakan hasil dari upaya bank-bank dalam menggali sumber dana baru untuk mendukung eskalasi kredit.

Tak hanya itu, kecenderungan ini juga didorong oleh injeksi dana pemerintah ke bank-bank daerah. Meskipun ada kekhawatiran seputar inflasi di sektor pangan yang menurut Dian tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan kredit ataupun kondisi debitur, bank-bank harus tetap waspada.

Strategi mitigasi risiko, termasuk penambahan nasabah baru secara berhati-hati dan pendidikan terhadap pelaku usaha sektor pertanian, dianggap penting untuk mengamankan stabilitas sektor perbankan dalam menghadapi potensi inflasi.

“Tak hanya itu, pemantauan harga produksi debitur beserta analisis sensitivitas/stress test terhadap penambahan modal kerja juga harus yang dilakukan secara berkala. Hal ini menunjukkan perhatian sektor perbankan terhadap isu ketahanan pangan (food security),” tuturnya.

Dengan hanya dua bulan tersisa sebelum penutupan tahun, keyakinan akan pertumbuhan yang signifikan mendapatkan sorotan tajam dari pemain utama di industri ini.

Salah satunya adalah PT Bank Permata Tbk. (BNLI), yang tidak saja mengamati kondisi pasar dengan seksama tetapi juga bergerak cepat dengan merancang rencana tangkas untuk menopang profitabilitas.

Rudy Basyir Ahmad, Direktur Keuangan PermataBank, menyampaikan optimisme yang dikolaborasi dengan strategi matang sejumlah target ambisius telah ditetapkan, dengan harapan bahwa segmen korporasi, komersial, dan ritel dapat memainkan symphony pertumbuhan yang harmonis meskipun berada dalam bayang-bayang tantangan neraca keuangan.

“Kami memang sekarang lagi berusaha menjaga balance sheet kami dari sisi strategi balance sheet optimization ada tiga fokus,” ujar Rudy saat Public Expose PermataBank 2023 di Kantor Pusat PermataBank, Kamis (23/11/2023).

Di mana, BNLI berupaya meningkatkan pendanaan yang stabil dan murah dengan menjaga cost of fund (CoF). Lalu, menentukan tingkat bunga kredit dengan lebih disiplin dengan fokus nasabah wholesale yang dapat mewujudukan strategi prioritas bank, yakni menjadi mitra kerja ekosistem.

“Yang ketiga dari sisi penyaluran kredit, kami juga menjaga sisi prudentialnya juga. Tidak sebatas mengejar kreditnya ya. Jadi itu kurang lebih strategi holistik kredit dan DPK (dana pihak ketiga) bank,” kata Rudy.

Di sisi lain, EVP Corporate Communication and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Hera F. Haryn juga mencatat tren yang sejalan dengan tren perbankan nasional, namun BCA senantiasa menjaga posisi likuiditas yang solid.

“Likuiditas BCA berada pada posisi yang memadai untuk meningkatkan pertumbuhan kredit ke depannya,” katanya pada Bisnis, Minggu (26/11/2023) Meski BCA tidak membidik sektor tertentu untuk penyaluran kredit, lantaran pihaknya memilih untuk mengamati dan menganalisa kelayakan masing-masing debitur, namun Direktur BCA Rudi Susanto mengatakan permintaan atas kredit dari sektor hilirisasi minerba per kuartal III/2023 mengalami kenaikan.

"Ke depan masih ada kesempatan di sana [hilirisasi], juga sedang kami me-review di sektor pulp and paper, ada perluasan, moga-moga bisa terlaksana dalam dua kuartal ini," ucapnya.

Tak hanya itu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) berdiri sebagai mercusuar ketahanan dan pertumbuhan yang optimis. Ketika para pemain lain di sektor keuangan bersiap menghadapi dampak dari kondisi yang penuh tantangan ini, BMRI dengan percaya diri memproyeksikan pertumbuhannya akan melampaui rata-rata industri.

Sigit Prastowo, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, mengaitkan pertumbuhan pertumbuhan yang kuat ini dengan kinerja bank yang mengesankan, dengan menyoroti peningkatan pinjaman korporasi sebesar 12,71% dari tahun ke tahunn angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri. 8,96%.

“Atas dasar pencapaian kredit yang baik hingga triwulan 2023 ini, kami optimis di akhir tahun 2023, pertumbuhan kami masih akan ada di atas range atas guidance kami, yaitu 10-12% , kami memperkirakan pertumbuhan kredit ini merata dari wholesale dan ritel,” katanya beberapa waktu lalu.

OJK
Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News