BPR


Penyebab 3 BPR Bangkrut

Standard Post with Image

Bprnews.id - Tahun ini telah menyaksikan goncangan di sektor perbankan di Indonesia, khususnya di lingkungan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) kegagalan manajemen dan insiden pemalsuan yang tidak terdeteksi telah menyebabkan kerugian besar bagi tiga BPR, yang akibatnya telah ditutup oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena ketidakmampuan mereka dalam menjalankan tata kelola bisnis yang efektif.

Kasus yang pertama muncul ketika BPR Bagong Inti Marga harus menyerahkan izin usahanya pada awal Februari 2023, disusul oleh BPR Karya Remaja Indramayu pada bulan September, dan yang terkini, BPR Indotama UKM Sulawesi, yang tutup pintu pada pertengahan November, pencabutan izin usaha oleh OJK ini menandakan berakhirnya operasi bank-bank tersebut dan menutup semua akses bagi masyarakat.

Langkah OJK ini kemudian diikuti dengan aksi dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang telah bekerja keras dalam menyalurkan klaim penjaminan kepada nasabah yang terkena dampak dan melikuidasi aset bank untuk memulihkan apa yang bisa diselamatkan, upaya ini mencakup proses yang teliti dari rekonsiliasi dan verifikasi data nasabah sebelum pencairan dana jaminan dilakukan.melansir dari keterangan tertulis yang diungkapkan Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Darwisman pada Senin (20/11/2023)..

Dalam jangka waktu yang ditentukan yaitu 90 hari kerja sejak pencabutan izin usaha bank, LPS melakukan perjalanan rekonsiliasi dan verifikasi secara rinci. Hal ini memastikan bahwa penggugat yang sah menerima kompensasi yang semestinya, dan pembayaran kepada pelanggan dilakukan secara bertahap selama periode ini.

Kemudian, LPS akan membentuk tim untuk melakukan likuiditas pada aset perusahaan, lalu akan mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham, termasuk RUPS bank.

Melansir data dari Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat (Perbarindo), BPR Bagong Inti Marga sebelum likuidasi bank memiliki 2.097 nasabah dan simpanan sebanyak Rp13,64 miliar, dari nilai tersebut data LPS mencatat sudah ada jaminan sebesar Rp13,14 miliar yang diberikan kepada nasabah.

Kemudian, untuk BPR Karya Remaja Indramayu saat ditutup tercatat punya nasabah sebanyak 25.176 dengan total simpanan senilai Rp285 miliar. Dari total tersebut, LPS telah mengganti sekitar Rp248 miliar kepada nasabah.

Selnajutya, BPR Indotama UKM Sulawesi diketahui sudah tak punya simpanan masyarakat dan sudah tidak lagi menyalurkan kredit. Sekretaris LPS Dimas Yuliharto menyebut keengganan kepemilikan bank untuk melanjutkan usaha perbankannya.

Namun, kondisi puncak yang menyebabkan jatuhnya tidak hanya BPR Indotama tetapi juga dua bank lain di wilayah tersebut, menunjukkan bahwa faktor ekonomi bukanlah faktor pendorongnya. Sebaliknya, labirin tata kelola yang buruk dan aktivitas curang menyebabkan terjadinya fraud

"Sebagian besar masalah BPR bukan karena adanya masalah ekonomi, namun justru karena integritas pemilik ataupun pemegang saham atau pengurus saham yang tidak disiplin, sehingga terjadi fraud" ungkap Didik Madiyono, anggota Dewan Komisioner Bidang Program Penjaminan Simpanan dan Resolusi Bank LPS.

BPR
Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News