bank umum


Peringatan Bagi Perbankan Untuk Menjaga Kesehatan Sektor Keuangan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

Standard Post with Image

Bprnews.id - Proyeksi peningkatan Non Performing Loan (NPL) pada tahun 2024, khususnya dalam sektor bisnis, merupakan sebuah peringatan yang penting bagi sektor keuangan dan perekonomian secara keseluruhan. Ramalan ini datang dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) melalui Senior Vice President, Trioksa Siahaan.

Peningkatan NPL diprediksi terkait dengan faktor-faktor ekonomi dan suku bunga acuan yang belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Dalam hal ini, daya beli masyarakat menjadi perhatian khusus, dan Trioksa Siahaan menyarankan untuk waspada terhadap tren ini. 

Sementara statistik perbankan dari OJK menyebutkan bahwa NPL bank umum pada Oktober 2023 berada di level 2,42 persen, mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya.

Penting juga untuk dicatat bahwa Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, meminta perbankan untuk tetap melanjutkan penyaluran kredit pada tahun 2024. 

Menkeu menekankan bahwa pertumbuhan kredit dan investasi yang baik pada tahun 2023 perlu dipertahankan agar tidak terjadi penurunan pada tahun berikutnya.

“Investasi dan kredit tumbuh cukup baik, namun belum setinggi yang kita harapkan. Makanya, jangan sampai di 2024 ada sedikit ngerem untuk pertumbuhan kredit,” ujar Sri Mulyani.

Namun, dengan tren kenaikan NPL, dikhawatirkan perbankan akan menjadi lebih hati-hati dalam memberikan kredit, terutama kepada sektor industri kecil. Kehati-hatian ini dilakukan untuk menghindari risiko kredit yang tinggi dan kredit yang berakhir macet di masa depan.

Pernyataan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mencakup upaya pemerintah untuk mendukung masuknya Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment/FDI). Dalam konteks ini, langkah-langkah seperti hilirisasi dan reformasi sektor bisnis dianggap sebagai cara untuk meningkatkan daya tarik investasi asing.

Menanggapi tingginya rasio Non Performing Loan (NPL) pada sektor kredit properti di perbankan Indonesia, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa per November 2023, rasio NPL kredit properti mencapai 2,59 persen, naik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (2,40 persen). Detailnya, NPL tertinggi disumbang oleh kredit pemilikan ruko/rukan sebesar 4,47 persen, sementara untuk kredit pemilikan rumah (KPR) rumah tapak tercatat 2,52 persen.

Meskipun tren NPL properti mengalami kenaikan, perbankan masih tetap optimis menghadapi tahun 2024 dengan menargetkan penurunan rasio NPL sektor KPR. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), sebagai contoh, menetapkan target untuk menurunkan rasio NPL KPR di bawah 3 persen pada tahun 2024.

Corporate Secretary BTN, Ramon Armando, menyatakan bahwa tren rasio NPL KPR BTN menurun, menunjukkan upaya terus-menerus untuk menyelamatkan dan menyelesaikan kredit dengan tujuan mempertahankan kualitas aset yang baik bagi bank tersebut.

Adanya peringatan ini sekaligus menjadi panggilan bagi perbankan untuk menjaga kesehatan sektor keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi. 

Pemerintah dan regulator perlu bekerja sama dengan perbankan untuk mengimplementasikan langkah-langkah yang mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

 

Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News