bprnews.id - H. Ayip Rosidi, sosok perintis Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Nusa Tenggara Barat, meninggal dunia pada Kamis (3/10) pukul 13.10 WITA di Rumah Sakit Kota Mataram.
Ayip, yang wafat pada usia 75 tahun, meninggalkan dua anak, dokter Yuli Ardani dan Arpan Ampenani. Rencananya, jenazah beliau akan dimakamkan pada Jumat (4/10) di Pemakaman Lingkungan Batu Raja, Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
Sejumlah tokoh terkemuka seperti mantan Bupati Lombok Timur Ali BD, mantan anggota DPR RI Mudahan Hazdi, mantan Kadisnaker Lotim H. Ahmad Kamarudin, mantan anggota DPRD Lotim M. Isroi, serta sejumlah komisaris dan sahabat, hadir di rumah duka di Kebon Roek, Ampenan. “Jenazah akan disalatkan usai salat Jumat di Masjid Haqqul Yaqin, Lingkungan Batu Raja Kota Mataram, sebelum dimakamkan,” ujar H. Ahmad Kamaruddin.
Sebelum berpulang, Ayip sempat dilarikan ke Rumah Sakit Kota Mataram pada hari Minggu karena komplikasi diabetes. Setelah mendapatkan perawatan selama lima hari, ia menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (3/10).
Ayip Rosidi mendirikan Yayasan Swadaya Membangun (YSM) pada 23 Mei 1983, sebuah yayasan yang berfokus pada kegiatan sosial kemanusiaan dan membantu masyarakat miskin di Lombok. Yayasan ini aktif dalam menyalurkan bantuan bahan pangan melalui program padat karya.
Pada tahun 1988, bersama H. Moch. Ali Bin Dahlan, Ayip mendirikan BPR Segara Anak Kencana, diikuti oleh BPR Samawa Kencana dan BPR Bima Abdi Swadaya. Ketiga BPR ini berkembang pesat hingga membuka banyak cabang di Lombok dan Sumbawa.
Selain memimpin Yayasan Swadaya Membangun, Ayip juga pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Gunung Rinjani (UGR) di Gapuk, Lombok Timur, serta Direktur PT Genta Gumi Selapawis. Dalam bidang keagamaan, ia dikenal sebagai pembina pengajian Jumat di yayasan tersebut.
M. Isroi mengenang Ayip sebagai sosok yang gigih dan cermat dalam membangun usaha. "Di dunia LSM, beliau dikenal atas perjuangannya untuk masyarakat pedesaan yang kurang mampu," kata Isroi.
H. Ahmad Kamaruddin menambahkan bahwa Ayip dikenal sebagai perekat dalam persahabatan dan selalu menjaga hubungan silaturahmi. "Teman-temannya, baik yang masih atau sudah tidak terlibat dalam usahanya, tetap menjalin hubungan yang harmonis. Beliau selalu menjaga hubungan baik dengan semua orang," ujarnya.