bprnews.id - Penguatan industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) terus didorong oleh regulator perbankan untuk memastikan pertumbuhan dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional semakin meningkat. Upaya ini tidak hanya melalui konsolidasi, tetapi juga dengan mendorong transformasi digital.
Dalam rangka mempercepat digitalisasi di sektor BPR agar mampu bersaing dalam memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin beragam, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) akan meluncurkan program percontohan (pilot project) penerapan teknologi informasi (TI) pada 100 BPR tahun depan.
Program ini bertujuan untuk memperkuat daya saing BPR, baik dengan bank umum maupun dengan platform pinjaman online (fintech).
“LPS sedang merancang sistem TI untuk BPR. Tahun ini kami telah menyelesaikan studinya, dan tahun depan akan dimulai pengadaan perangkat keras serta pelaksanaan program percontohan,” kata Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan Komisioner LPS, beberapa waktu yang lalu.
Saat ini, sejumlah BPR telah mulai fokus pada digitalisasi. BPR Hasamitra, misalnya, terus mengembangkan layanan mobile banking dengan aplikasi Hasamitra Mobile.
Direktur Bisnis BPR Hasamitra, I Made Semadi, menyebut bahwa aplikasi Hasamitra Mobile menyediakan berbagai fitur yang memudahkan nasabah dalam bertransaksi, seperti membuka tabungan dan deposito secara daring. “Digitalisasi Hasamitra akan terus dikembangkan. Tahun ini kami menargetkan peluncuran layanan transaksi melalui QRIS,” jelasnya.
Semadi juga menyambut baik program yang dirancang LPS untuk mendukung digitalisasi di sektor BPR. Menurutnya, transformasi digital di dunia perbankan saat ini adalah suatu keharusan, termasuk bagi BPR. Namun, tantangan yang dihadapi BPR dalam proses ini tidak sedikit, terutama terkait permodalan, SDM, dan infrastruktur TI.
Hal serupa disampaikan oleh BPR Hariarta Sedana, yang juga mendukung penuh program percontohan (pilot project) yang diinisiasi oleh LPS.
“Kami berharap program ini akan membantu BPR bersaing dengan bank umum dan fintech, terutama dalam meningkatkan kualitas layanan digital,” ujar Gede Yudha, Direktur Utama BPR Hariarta Sedana.
BPR Hariarta Sedana terus berupaya melakukan digitalisasi, meskipun menghadapi tantangan, salah satunya adalah tingginya biaya investasi. Yudha menambahkan bahwa pihaknya berencana untuk bekerja sama dengan perusahaan teknologi finansial yang sesuai guna mendukung transformasi bisnis BPR.
“Di BPR Hariarta Sedana, kami telah mengembangkan beberapa fitur untuk memudahkan layanan nasabah, seperti pengajuan pinjaman dan penempatan deposito secara online, pembayaran angsuran melalui virtual account, dan saat ini kami sedang mengembangkan electronic form (E-form),” ungkap Yudha.