BPRNews.id - Dalam menghadapi tantangan perekonomian dan dunia usaha, khususnya di sektor perbankan pada tahun 2025, BPR Kanti bersama para pakar dan pengamat perbankan berdiskusi untuk mempersiapkan strategi agar tetap mampu bertahan dan berkembang. Hal ini terungkap dalam Seminar Economic Outlook 2025 bertajuk Tantangan dan Harapan Menyongsong Dunia Usaha dan Perekonomian 2025 yang berlangsung di Gedung Pusdiklat BPR Kanti Batubulan Sukawati Gianyar Jumat 22 November 2024.
Direktur BPR Kanti I Made Arya Amitaba menegaskan bahwa sektor perbankan harus optimis menghadapi berbagai tantangan di tengah agenda besar seperti Pilpres Pileg dan Pilkada. “Perbankan harus tetap menjaga semangat maju bersama. Tidak bisa dipungkiri, perbankan tidak bisa terlepas dari perekonomian Bali yang rohnya berasal dari sektor pariwisata. Pariwisata yang bernafaskan adat dan budaya. Siapa pun yang terpilih, pemimpin harus mengedepankan analisis SWOT,” ujarnya.
Amitaba juga menekankan bahwa ajang politik lima tahunan adalah hal yang biasa dan tidak seharusnya dianggap luar biasa. “Politik adalah hal biasa-biasa saja jangan dianggap luar biasa. Perbedaan itu hanya tiga menit. Mari memperkuat Bali, kalau bukan kita siapa lagi,” ajaknya.
Selain membahas Outlook 2025, Amitaba menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari kegiatan rutin BPR Kanti, termasuk peluncuran produk-produk seperti Tabungan ArisanKu dan Undian Scoopy. Pada 27 Desember mendatang, BPR Kanti akan mengundi doorprize dengan hadiah utama Mitsubishi Pajero serta memperkenalkan produk baru mereka. “Ajang tahunan ini juga menjadi momen silaturahmi dengan mitra kerja, nasabah, pemerintah, maupun lembaga lain. Sehingga visi BPR Kanti untuk memperkuat perekonomian Bali dapat terwujud,” pungkasnya.
Pengamat perbankan Wiraguna Bagoes Oka menilai bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi sektor perbankan. Tantangan pertama adalah kondisi politik nasional yang dipengaruhi oleh Pilpres dan Pilkada. “Mudah-mudahan pemimpin mampu menyatukan visinya. Harapannya kepemimpinan dan Pilkada berjalan damai sehingga arah satu kesatuan dengan kepemimpinan nasional bisa terwujud,” harapnya.
Ia juga menyoroti posisi strategis Indonesia di mata global, terutama Bali yang telah lama menjadi perhatian dunia internasional. Namun demikian, ada tantangan besar berupa ketegangan geopolitik antara Amerika Tiongkok dan Rusia, serta isu domestik seperti korupsi dan penegakan hukum terkait sumber daya alam. “Tantangan yang sedang terjadi yaitu ketegangan Amerika, China, termasuk Rusia. Di samping itu, penegakan hukum di Indonesia terkait sumber daya alam juga perlu perhatian. Korupsi masih menjadi agenda utama,” terangnya.
Selain itu, Oka menyoroti maraknya pinjaman online pinjol fintech dan sistem pembayaran yang memberi kemudahan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. “Pinjol ini sangat mencengangkan hampir 9,8 juta penduduk Indonesia terlibat pinjol. Situasi ini sangat mengkhawatirkan,” imbuhnya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Oka menyarankan lembaga keuangan menjalin kerja sama yang erat dengan otoritas berwenang. “Sebelum adanya OJK, BI memberi bantuan likuiditas bahkan ada bantuan pinjaman jangka pendek. Sekarang sama sekali tidak ada,” ungkapnya.
Seminar ini menjadi momen penting bagi BPR Kanti dan para pelaku perbankan untuk menyusun langkah strategis menyongsong tahun 2025 dengan lebih optimis.