Bprnews.id - Tren perlambatan pertumbuhan kredit masih akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan, menurut hasil Survei Permintaan dan Penawaran Pemabiayaan Perbankan yang dilansir oleh Bank Indonesia, Senin (20/11/2023).
Survei menyebutkan, penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Oktober 2023 melanjutkan tren perlambatan dibanding bulan sebelumnya. Terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 82,1% pada Oktober, lebih rendah ketimbang SBT 92,6% pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan kategori bank, perlambatan penyaluran kredit baru diperkirakan terjadi pada seluruh kategori bank terutama bank daerah pada Oktober. Sementara berdasarkan jenis kredit yang disalurkan, hampir semua jenis kredit mencatat perlambatan pertumbuhan kecuali Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Faktor utama yang mempengaruhi prakiraan perlambatan penyaluran kredit baru pada Oktober adalah permintaan pembiayaan dari nasabah, tingkat persaingan usaha dari bank lain dan prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan," kata BI dalam laporan, dikutip hari ini (20/11/2023).
Nasabah korporasi masih lebih banyak yang memakai dana sendiri dari laba ditahan untuk membiayai ekspansi ketimbang mengajukan kredit baru pada bank. Perlambatan kebutuhan pembiayaan korporasi terutama oleh sektor Pertanian, Konstruksi dan Perdagangan.
"Perlambatan kebutuhan pembiayaan yang terjadi terutama sebagai dampak penurunan kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik dan ekspor," jelas BI.
Hasil survei juga menangkap tren kebutuhan pembiayaan korporasi untuk tiga bulan ke depan yaitu hingga Januari 2024, di mana hal itu diprediksi meningkat terutama didorong oleh kebutuhan membiayai operasional dan keperluan membayar kewajiban jatuh tempo yang tidak bisa di-rollover.
Akan tetapi, sumber pembiayaan masih akan mengandalkan dana sendiri dan pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik. Sementara itu, pengajuan kredit baru ke perbankan dalam negeri, diperkirakan lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya.
Namun, untuk prediksi pertumbuhan kredit pada November, hasil survei memperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan di semua kategori bank dan jenis kredit. Sementara untuk keseluruhan kinerja kredit perbankan pada kuartal IV-2023, hasil survei memperkirakan terjadi perlambatan meski tipis dengan SBT 95,2% dari sebelumnya 95,6%.
Perlambatan pertumbuhan kredit pada kuartal akhir tahun ini diprediksi di semua jenis kredit kecuali Kredit Modal Kerja. Pertumbuhan kredit baru yang melambat itu dipengaruhi juga oleh kebijakan kredit (lending standard) yang lebih ketat pada kuartal akhir tahun ini di hampir semua jenis kredit, kecuali KPR.
Bila korporasi terlihat masih menahan diri dari permintaan kredit baru ke bank, hal serupa juga terlihat dari kelompok nasabah individu atau rumah tangga.
Hasil survei BI mencatat, pada Oktober lalu permintaan pembiayaan oleh rumah tangga melalui utang atau kredit relatif stabil di SBT 11,3% dari posisi 11,5% di bulan sebelumnya.
Nasabah rumah tangga terbanyak mengajukan kredit multiguna bulan lalu dengan pangsa mencapai 43,99%. Sementara pengajuan KPR dan kartu kredt terpantau menurun pada Oktober.
Rumah tangga dengan pengeluaran Rp3 juta-Rp5 juta menjadi kelompok rumah tangga yang mengajukan pembiayaan terbesar bulan lalu.
Sementara kelompok pengeluaran di atas Rp5 juta memperlihatkan penurunan pengajuan pembiayaan utang atau kredit.
Hasil survei juga memotret, rencana penambahan pembiayaan oleh rumah tangga dalam tiga bulan ke depan diperkirakan sedikit menurun terutama untuk jenis kredit multiguna dan KPR.