Bprnews.id - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berencana untuk membangun sistem informasi teknologi (IT) guna memperkuat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia.
Rencana ini diumumkan oleh Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, sebagai upaya untuk membantu BPR agar dapat bersaing di era digital dan meningkatkan kinerja operasionalnya.
Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bahwa penguatan BPR melalui sistem IT merupakan langkah strategis yang terinspirasi dari model Jerman, di mana 80% bank kecil, BPR, dan bank daerah memiliki peran penting dalam menguatkan ekonomi negara tersebut.
"Melalui penguatan BPR, kami percaya bahwa dampak positif akan dirasakan oleh ekonomi secara keseluruhan, sebagaimana yang telah terbukti di Jerman dengan ekonomi yang sangat stabil di Eropa," ujar Purbaya pada Rabu (17/1/2024).
Meskipun demikian, Purbaya menyadari bahwa rencana ini tidak dapat segera direalisasikan karena adanya kendala anggaran dan kebutuhan pembukaan kantor perwakilan LPS di daerah.
Rencananya, proyek ini yang awalnya direncanakan pada tahun 2023, harus ditunda hingga tahun 2025.
Pada tahun 2024, LPS akan melakukan analisis dan studi mendalam terkait sistem IT yang akan dibangun.
"Kami berharap bahwa pada tahun 2025, kami dapat mulai mengimplementasikan sistem IT ini untuk BPR-BPR yang membutuhkan," tambahnya.
Purbaya menegaskan bahwa melalui sistem IT ini, BPR diharapkan dapat menjadi lebih melek digital, memahami manajemen yang baik, dan kuat dalam pelaksanaan operasionalnya.
Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan stabilitas ekonomi Indonesia, seiring dengan peran strategis BPR dalam mendukung perekonomian nasional.