bank umum


Tren Deflasi Beruntun Sebabkan Kredit Menganggur Perbankan Kian Menumpuk

Standard Post with Image

BPRNews.id  - Kredit menganggur (Undisbursed Loan) terus meningkat di beberapa bank Indonesia sepanjang tahun 2024. Ini menunjukkan bahwa para pengusaha menunda penarikan fasilitas kredit yang sudah disetujui oleh bank. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Juli 2024, Undisbursed Loan Bank Umum naik sebesar 6,89% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 2.158,25 triliun, dari Rp 2.019,16 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, secara bulanan (month-to-month/mtm), kenaikan mencapai 0,28% dibandingkan dengan Juni 2024.

Pengamat perbankan Arianto Muditomo berpendapat bahwa peningkatan kredit menganggur ini mungkin terkait dengan melemahnya daya beli dan tren deflasi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir. "Ketika daya beli masyarakat menurun, permintaan kredit untuk investasi dan konsumsi cenderung menurun. Akibatnya, kredit yang sudah disetujui oleh bank tidak segera disalurkan," jelasnya. Indonesia sendiri mencatat deflasi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei 2024, yang menjadi pertama kalinya sejak 1999.

Data OJK menunjukkan bahwa pertumbuhan Undisbursed Loan terutama berasal dari bank KBMI 1, 3, dan 4, sementara bank KBMI 2 mengalami sedikit penurunan sebesar 0,20% yoy menjadi Rp 381,88 triliun. Untuk Bank Persero (BUMN), Undisbursed Loan justru menurun 1,47% secara tahunan menjadi Rp 408,14 triliun, meskipun ada kenaikan bulanan sebesar 1,63% dibandingkan Juni 2024.

Sektor perbankan swasta nasional mencatat kenaikan kredit menganggur sebesar 13,97% yoy menjadi Rp 1.442,36 triliun pada Juli 2024. Menurut Didiet, sapaan akrab Arianto, meskipun ada pertumbuhan kredit, nasabah masih ragu untuk memanfaatkan pinjaman mereka secara maksimal karena ketidakpastian ekonomi. "Ini menunjukkan kepercayaan dalam mendapatkan kredit masih ada, tetapi ada hambatan dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan kredit tersebut," tambahnya.

Sektor-sektor yang paling banyak menunda penggunaan kredit ini biasanya terkait dengan investasi dan proyek infrastruktur, seperti konstruksi, manufaktur, dan properti. Selain itu, sektor komoditas dan perdagangan juga mengalami penundaan dalam penggunaan fasilitas kredit.

Ke depan, tren Undisbursed Loan diperkirakan akan tetap tinggi jika ketidakpastian ekonomi, baik domestik maupun global, masih berlangsung. Namun, jika daya beli meningkat dan inflasi stabil, Didiet memprediksi sebagian kredit yang menganggur dapat direalisasikan, terutama dari sektor-sektor yang sedang menunggu pemulihan ekonomi.

Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News