BPRNews.id - Sri Helen Mulyati, pemilik usaha Amplang Ceria dan Sweet Rosella Tiwai Borneo, kini telah mendapatkan verifikasi izin usaha. Perjalanan bisnisnya dimulai pada tahun 2015 dengan menawarkan snack box. Ia kemudian beralih ke UMKM yang menyediakan camilan praktis dan mudah dibawa.
Pada tahun 2021, Sri Helen mengikuti pelatihan pembuatan amplang di Balikpapan selama empat hari. Walaupun menghadapi beberapa tantangan dan kegagalan di awal produksi, ia tetap berusaha memasarkan produknya kepada teman-teman dan keluarga. Dukungan dari orang-orang terdekat memberikan keyakinan bagi Sri Helen untuk mulai menjajakan amplang buatannya. Kini, kemasan produknya telah berubah dari yang sederhana menjadi lebih menarik.
Sri Helen menekankan pentingnya menjaga pikiran tenang saat membuat amplang. Ia menjelaskan bahwa proses penggorengan harus dilakukan dengan stabil, tidak terlalu besar atau kecil. Saat ini, ia tetap mengontrol proses penggorengan karena memerlukan ketelatenan. Keluarga dan karyawan hanya membantu dalam persiapan, seperti memotong bahan. Ia juga menghadapi tantangan dari kenaikan harga ikan yang mempengaruhi harga jual produknya.
Ia mengenang pesanan pertamanya dari seorang kepala sekolah yang memesan 5 kg amplang, menggunakan 2 kg ikan dan bahan lainnya. Keunikan amplang buatannya terletak pada penggunaan mentega kering dan ikan belida. Sri Helen mendapatkan dukungan finansial dan promosi dari keluarga dan teman. Produk amplangnya bahkan telah dipasarkan hingga Jakarta dengan bantuan Diskumi dalam mengembangkan UMKM Samarinda.
Selain amplang, Sri Helen juga mengembangkan usaha minuman herbal dengan Sweet Rosella. Usaha ini dimulai setelah ia memenangkan juara favorit dalam lomba "Welcome Drink to Samarinda" pada Februari 2024. Dari lomba ini, ia terhubung dengan Dinas Perkebunan dan berencana mengembangkan produknya menjadi teh dari campuran bunga rosela, bawang tiwai, dan bawang Dayak. Minuman ini menawarkan sensasi rasa hangat dan dingin.
Dengan modal awal 10 juta rupiah, amplang seberat 60 gram dijual seharga 15 ribu rupiah per paket, sedangkan minuman rosela dijual 10 ribu rupiah. Bunga rosella yang digunakan dikirim dari perkebunan di Bukuan, dan pembuatan menunggu panen untuk menjaga kesegaran produk.
Resep minuman ini berasal dari rekomendasi masyarakat lokal, menggunakan campuran bunga rosela yang direbus. Pemasaran dilakukan melalui promosi dari mulut ke mulut, dan Sri Helen juga telah bekerja sama dengan pihak hotel. Di era digital, ia memanfaatkan katalog WhatsApp bisnis dan Instagram untuk memasarkan produknya.
Meski menghadapi kendala dalam tenaga kerja saat hari-hari besar keagamaan, Sri Helen tetap optimis. Ia berharap pemerintah terus memberikan fasilitas pelatihan bagi para pelaku UMKM, sehingga mereka dapat berkomitmen dan berkontribusi pada bisnis yang mereka jalani.
Sri Helen Mulyati adalah contoh nyata bahwa ketekunan dan dukungan komunitas dapat membawa kesuksesan dalam bisnis.