Bisnis


UMKM dan Petani Cianjur Dapat Kredit Usaha Tanpa Bunga dari Pemkab

Standard Post with Image

BPRNews.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, telah meluncurkan program kredit usaha tanpa bunga yang ditujukan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta para petani. Program ini disalurkan melalui Bank Perkonomian Rakyat (BPR) dan bertujuan untuk membantu meningkatkan produktivitas pelaku usaha tanpa harus terjerat utang dengan bunga tinggi, terutama dari bank keliling.

Pada kunjungannya ke Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, Rabu 18 September 2024, Bupati Cianjur Herman Suherman menjelaskan mengenai program tersebut. Ia menekankan pentingnya inisiatif ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat, khususnya dalam hal permodalan yang lebih mudah diakses tanpa risiko bunga yang memberatkan.

“Program bantuan yang diharapkan pelaku usaha dan petani adalah permodalan tanpa bunga karena selama ini mereka memilih cara cepat meminjam modal ke bank keliling atau emok dengan bunga yang mencekik,” ujarnya.

Pemkab Cianjur berkomitmen menghadirkan solusi nyata melalui BPR yang tersebar di berbagai kecamatan, sehingga para pelaku usaha dan petani dapat terhindar dari jeratan pinjaman yang tidak menguntungkan. Kredit tanpa bunga ini dapat diajukan oleh semua pelaku usaha dan petani yang telah memiliki Nomer Induk Berusaha (NIB).

“Bagi pelaku usaha yang sudah memiliki NIB UMKM akan mendapatkan kemudahan dalam aspek pendanaan misalnya untuk mengajukan KUR dengan bunga rendah atau tanpa bunga sesuai program yang diberikan Pemkab Cianjur,” tambahnya.

Ajid Salim, salah satu pelaku usaha sapu ijuk di Kecamatan Cibeber, mengungkapkan bahwa selama 15 tahun mengelola usahanya yang melibatkan 12 pekerja, ia kerap kesulitan mendapatkan tambahan modal untuk mengembangkan usaha. Meskipun pasarnya telah merambah wilayah Jabodetabek, keterbatasan modal menjadi hambatan utama dalam memperluas produksinya.

Selama ini, Ajid memperoleh bahan baku ijuk dari daerah Cianjur Selatan seperti Kadupandak, Pagelaran, Sukanagara, hingga Sukabumi. Namun, keterbatasan dana membuatnya hanya bisa memproduksi sekitar 1.000 sapu per bulan. “Karena keterbatasan modal saya membatasi pembelanjaan bahan baku dan hanya bisa mempekerjakan 12 orang ibu-ibu warga sekitar rumah dengan hasil 1.000 sapu per bulan, kalau pasar terbuka lebar namun kembali lagi ke permodalan yang terbatas mau pinjam ke bank bunganya tinggi,” tuturnya.

Ajid berharap adanya dukungan modal usaha dari pemerintah tanpa bunga agar usahanya dapat berkembang, bahkan hingga melayani pasar internasional seperti beberapa tahun sebelumnya. “Beberapa tahun lalu saya sempat mengirim ijuk bersih ke luar negeri, terbentur modal terpaksa berhenti,” tambahnya.

Dengan adanya program ini, diharapkan para pelaku UMKM dan petani di Cianjur dapat lebih mudah mengakses modal usaha dan meningkatkan produktivitas tanpa harus terbebani oleh bunga pinjaman tinggi.

Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News