Bprnews.id - Mengatasi angka kelahiran yang terus anjlok imbas banyak warga enggan memiliki anak, Pemerintah Beijing pada Kamis (15/6) mengumumkan bakal membiayai 16 jenis teknologi reproduksi bantuan mulai 1 Juli mendatang.
Teknologi tersebut bakal berjalan di bawah sistem kesehatan kota, dengan tujuan mendongkrak angka kelahiran yang menyusut di China.
Wakil Direktur Biro Asuransi Kesehatan Kota Beijing, Du Xin, menyebut beberapa prosedur yang dimaksud dalam 16 layanan asuransi dasar tersebut yakni pemindahan embrio, serta pembekuan dan penyimpanan semen
Langkah tersebut diambil saat China bergulat untuk membendung penurunan kelahiran, mengingat negaranya baru saja membukukan penurunan populasi pertamanya dalam enam dekade. Jumlah bayi baru lahir turun ke rekor terendah 6,77 per 1.000 orang tahun lalu dan diperkirakan akan terus menurun pada 2023.
Pada Agustus lalu, Komisi Kesehatan Nasional China mengeluarkan panduan kepada provinsi tentang reformasi kebijakan untuk mendukung tingkat kesuburan. Liaoning misalnya, sebuah provinsi di timur laut China pada Mei lalu mengatakan bahwa asuransi tersebut akan mencakup teknologi reproduksi berbantuan mulai 1 Juli.
Keputusan Beijing tersebut dikeluarkan menjelang putusan pengadilan untuk Teresa Xu, seorang wanita China berusia 35 tahun yang belum lama ini menggugat rumah sakit umum beijing. Ia menganggap, pihak RS telah melanggar haknya dengan menolak membekukan sel telurnya karena Xu belum menikah.
Prihatin dengan cepatnya penuaan di China, penasihat politik pemerintah pada Maret lalu mengusulkan agar wanita lajang dan belum menikah diberi akses ke layanan pembekuan sel telur dan fertilisasi in vitro (IVF).
Pasalnya, sulit untuk wanita yang belum menikah di China untuk mengakses perawatan kesuburan seperti IVF dan teknologi pembekuan sel telur. Mengingat, peraturan nasional mewajibkan hanya wanita yang sudah menikah yang boleh menjalani prosedur tersebut.
Bprnews.id - Untuk memperkuat pengembangan keuangan berkelanjutan serta menjaga stabilitas keuangan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi global, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Financial Services Commission (FSC) Korea dan Council on International Financial Cooperation (CIFC) sepakat melakukan kerjasama.
Demikan disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Chairman CIFC JongKyu Park dan Vice Chairman FSC SoYoung Kim dalam Indonesia – Korea Financial Cooperation Forum kedua yang bertema Forging the Future of Finance: Strengthening Collaboration and Sustainable Finance in Korea and Indonesia di Jakarta, Senin.
“OJK bersama industri jasa keuangan Indonesia berkomitmen untuk selalu belajar dan berbagi mengenai perkembangan terkini dari inisiatif keuangan berkelanjutan. Kami mengapresiasi kerja sama dengan FSC, CIFC, serta para pelaku industri jasa keuangan Indonesia dan Korea yang akan bertukar pengetahuan serta best practice pengembangan keuangan berkelanjutan di kedua negara," kata Mahendra.
Pimpinan FSC dan CIFC dalam kesempatan itu juga mengapresiasi OJK atas kolaborasi yang selama ini sudah dijalankan untuk bersama-sama memfasilitasi pengembangan keuangan berkelanjutan sesuai kondisi industri jasa keuangan terkini di masing-masing negara.
Lebih lanjut Mahendra menyampaikan bahwa keuangan berkelanjutan berperan sangat penting dalam menghadapi dampak perubahan iklim global. Untuk itu, diperlukan kolaborasi tidak hanya dari regulator sektor jasa keuangan melainkan oleh pelaku sektor jasa keuangan di tingkat domestik maupun internasional agar pengembangan keuangan berkelanjutan terukur dan terarah.
“Kita harus memahami isu-isu terkait pengembangan keuangan berkelanjutan dalam perspektif yang lebih luas. Hal ini menurut saya adalah sesuatu yang harus terus kita sempurnakan dan kita percepat serta sesuaikan sekaligus selaraskan dengan prinsip-prinsip global dan internasional," jelas Mahendra.
Para panelis dari kedua negara, baik dari OJK maupun industri jasa keuangan juga menyatakan akan menggali potensi kolaborasi melalui diskusi mengenai inisiatif keuangan berkelanjutan beserta pendekatan dan kebijakan yang ditempuh dalam mewujudkan ekonomi rendah karbon. Melalui forum ini, diharapkan regulator dan industri jasa keuangan Indonesia serta Korea Selatan dapat saling memperkuat kerja sama dalam pengembangan keuangan berkelanjutan yang kredibel dan bertanggung jawab.
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Bprnews.id - Telah terjadi peningkatan sebanyak 13,02 persen (YoY) pada Penyaluran kredit Bank Jatim selama Semester I. Sektor komersial & SME menjadi sektor dengan pertumbuhan kredit tertinggi yaitu sebesar 25,55 persen (YoY) dan sektor konsumer 5,77 persen (YoY).
Busrul Iman Direktur Utama Bank Jatim menyampaikan, akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan usaha dan lapangan pekerjaan baru. Ia juga menyampaikan bahwa pertumbuhan penyaluran kredit ini merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat, dikutip dari Suryamalang.com.
Pertumbuhan kredit yang terjadi tentunya membuat LDR perusahaan semakin membaik.
Dari hanya 45,88 persen pada semester I tahun 2022 meningkat jadi 59,54 persen pada semester I tahun 2023. Tidak hanya itu, kualitas pinjaman Bank Jatim juga mengalami perbaikan seiring dengan peningkatan penyaluran kredit.
Hal tersebut bisa dilihat dari rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 5,77 persen pada Semester I tahun 2023, berbanding 6,86 persen di tahun sebelumnya (YoY).
Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross juga ikut menurun di angka 2,80 persen pada Semester I 2023, berbanding 4,12 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Busrul juga menyampaikan, penurunan rasio NPL dan LAR ini menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi.
Menurutnya, Bank Jatim adalah salah satu lembaga intermediasi yang dipercaya di Jawa Timur pada khususnya serta melalui penyaluran kredit di sektor produktif dan konsumtif berusaha untuk terus menjadi salah satu motor penggerak perekonomian regional.
Di sisi lain, kinerja digital banking Bank Jatim juga mengalami peningkatan. Seperti JConnect yang sepanjang Semester I 2023 berhasil mencetak angka yang positif.
Pada semester I tahun ini pengguna JConnect Mobile sudah mencapai 566 ribu user. Sementara untuk jumlah transaksinya berada di angka Rp 3,4 triliun, atau naik 35 persen dibanding Semester I 2022 (YoY).
Selanjutnya, user JConnect IB Corporate mengalami kenaikan sebanyak 23 persen (YoY) yaitu berada di angka 7.550 dengan jumlah transaksi sebesar Rp 853 miliar. Kemudian, jumlah Agen Jatim sepanjang Semester I 2023 sebesar 4.853 user atau tumbuh 30 persen (YoY) dengan jumlah transaksi sebesar Rp 7,2 miliar.
Bprnews.id - Inovasi baru oleh BPR Arto Moro, kali ini mereka meluncurkan produk bernama Tabungan Gemilang (TAGAR).
Darmawan, direktur Utama BPR Arto Moro menyampaikan dalam keterangannya, bahwa produk TAGAR adalah tabungan berjangka dengan hadiah menarik seperti gadget, elektronik, logam mulia, motor, hingga mobil yang nantinya bisa dipilih oleh nasabah sesuai dengan nominal tabungan dan lama penempatan.
Darmawan juga menyampaikan, bahwa hanya dengan menabung nasabah bisa langsung mendapatkan hadiah yang diinginkan.Dan jangan khawatir, uang yang ada di dalam tabungan pun dijamin tetap utuh dan justru bertambah, karena mendapatkan bunga.
Tidak hanya peluncuran produk TAGAR, BPR Arto Moro pada akhir pekan lalu juga sempat mengadakan mini gathering yang melibatkan 250 nasabah BPR Arto Moro di pendopo Kantor Pusat BPR Arto Moro.
Disampaikan Darmawan, acara tersebut bukan hanya upaya BPR Arto Moro dalam meningkatkan fungsi intermediasi, namun juga sebagai bentuk apresiasi, penghargaan dan komitmen BPR Arto Moro untuk senantiasa dekat dengan nasabah.
“BPR Arto Moro bisa tumbuh dengan sangat baik adalah atas berkat dukungan dan kesetiaan nasabah. Di bulan Juli ini aset BPR Arto Moro sudah tembus Rp1 triliun. Untuk itu sebagai wujud terima kasih sekaligus pengenalan produk baru kami, yaitu Tabungan Gemilang, kami menggelar acara mini gathering ini,” tutur Darmawan.
Diawali dengan kegiatan senam pagi sekitar pukul 07.00 WIB, acara mini gathering dan launching produk ini dilanjutkan dengan medical check up yang bekerja sama dengan Parahita, selanjutnya sarapan bersama dan dilanjut ramah tamah dan acara launching produk.
Atik Wijaya, salah satu peserta mini gathering ini mengaku bahwa ia senang dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Warga Lampersari yang sudah empat tahun menjadi nasabah BPR Arto Moro ini mengungkapkan bahwa kegiatan kegiatan yang dilakukan seperti senam di taman terbuka sambil melihat aneka satwa serta sajian menikmati musik tersebut menjadi hiburan tersendiri di tengah kesibukannya.
“Acara ini sangat bagus. Strategi marketing yang sangat efektif. Antar nasabah bisa saling komunikasi. BPR Arto Moro termasuk bank yang inovatif. Saya berterima kasih dan semoga acara seperti ini lebih sering diadakan. Kalau bisa lebih lama waktunya,” ucap Atik Wijaya.
Sementara Kepala bagian Dana BPR Arto Moro, Fandil mengaku dirinya mendapat banyak masukan dari nasabah yang hadir, baik seputar pengembangan produk maupun keinginan mereka terkait manfaat menyimpan dana di BPR Arto Moro.
Bprnews.id - Dalam waktu tiga tahun terakhir sampai dengan semester 1 tahun 2023, kinerja PT BPR Natasha Bintang Anugrah menunjukkan pertumbuhan yang sangat memuaskan. Aset PT BPR Natasha Bintang Anugrah mencapai sebesar Rp 262.100.849 ribu atau tumbuh
Saat acara launching Kredit Merdeka 2 di Gedung Bank Natasha Jalan Urip Sumoharjo Yogyakarta pada Selasa kemarin, Direktur Utama PT BPR Natasha Bintang Anugrah, Bagus Setya Mulyawan SE menyampaikan bahwa dana pihak ketiga dalam bentuk tabungan dan deposito tercapai sebesar Rp 230.159.402 ribu atau tumbuh 28,32%. Serta kredit yang diberikan sebesar Rp 168.858.017 ribu atau tumbuh 60,78%.
Menurut pendapat Bagus, PT. BPR Natasha Bintang Anugrah memiliki produk-produk unggulan untuk meningkatkan produktivitas hingga menyentuh capaian-capaian tersebut seperti, Semerbak Tabungan Berhadiah PT BPR Natasha Bintang Anugrah yang diundi setiap tahunnya. Untuk tahun 2023 sendiri, hadiah utamanya berupa 1 (satu) unit Honda WRC. Tak hanya itu, terdapat Kredit Usaha Ringan (KUR) dengan suku bunga murah dan Kredit Merdeka serta produk-produk lainnya.
“Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia, PT BPR Natasha Bintang Anugrah kembali meluncurkan produk atau program Kredit Merdeka 2 dengan keunggulan suku bunga 0,45 persen per bulan dengan jangka waktu kredit selama 36 bulan mulai tanggal 1 Agustus 2023 sampai tanggal 31 Agustus 2023 dengan kuota pencairan kredit sebesar Rp 15 miliar,” jelas Bagus.
Seperti yang disampaikan Bagus, Program Kredit Merdeka memang merupakan agenda rutin yang dilakukan PT BPR Natasha Bintang Anugrah untuk membantu peningkatan perekonomian di wilayah DIY dengan menyalur dananya menggunakan suku bunga murah yang diperuntukkan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan batasan kredit di atas Rp 100 juta sampai 300 juta. Bagus sangat optimis, dengan syarat-syarat dan bunga yang sangat menarik, target akan tercapai dengan mudah.
Bagus tidak dapat menyangkal, pertumbuhan perbankan sempat mengalami penurunan pada pertengahan 2020. “Pada 2021 hal yang sama masih terjadi lagi. Karena itu pertengahan 2022 tepatnya Mei kami meluncurkan kredit usaha ringan. Ini mirip KUR pemerintah dengan bunga ringan 0,5%. Yang tadinya per bulan saat pandemi kami hanya bisa lempar kredit Rp dua miliar hingga tiga miliar, sejak keluarnya KUR bisa sampai Rp 10 miliar hingga 15 miliar per bulan,” tutur Bagus. “Itu yang kami harap bisa membantu teman-teman pebisnis terutama sektor UMKM agar segera bangkit serta pulih dan tahun 2023 kita sudah meninggalkan pandemi,” tegasnya.