BPRNews.id - PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO), bank digital yang menjadi bagian dari BRI Group, telah berhasil mencatatkan namanya dalam daftar Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI yang diumumkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode Desember 2024 hingga Mei 2025. Indeks ini, yang merupakan hasil kerja sama antara BEI dan Yayasan KEHATI, menilai kinerja saham perusahaan yang menunjukkan komitmen kuat dalam menerapkan prinsip-prinsip investasi berkelanjutan dan tanggung jawab sosial, yaitu melalui pendekatan Environmental, Social, and Governance (ESG).
Rustarti Suri Pertiwi, Direktur Keuangan Bank Raya, dalam siaran pers pada Senin (16/12/2024), menyatakan, “Berbagai inisiatif ESG kami tekankan pada komitmen yang selaras dengan prinsip green banking serta pengembangan produk digital yang berfokus pada segmen Mikro dan Kecil berbasis Sustainability Green Economy didukung tata kelola yang baik.” Komitmen tersebut tercermin dalam peningkatan penyaluran pembiayaan kepada UMKM, yang menyumbang kredit untuk sektor Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB) yang terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.
Pada September 2024, kontribusi pembiayaan untuk segmen UMKM mencapai 32,2%, sebuah angka yang meningkat signifikan dibandingkan 29,1% pada 2023 dan 19,8% pada 2022. Selain itu, program Corporate Social Responsibility (CSR) Cluster Unggulan juga merupakan implementasi dari prinsip ESG, dengan kegiatan pendampingan usaha bagi para pelaku UMKM serta pengenalan produk dan fitur Bank Raya yang mendukung pertumbuhan usaha mereka.
Bank Raya juga turut berperan dalam pemberian bantuan prasarana untuk membantu peningkatan penjualan usaha UMKM, yang semakin menunjukkan keseriusannya dalam mendukung keberlanjutan ekonomi lokal.
“Sebagai bank digital bagian dari BRI Group, pencapaian ini akan terus memotivasi kami untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Rustarti menutup keterangannya.
Dengan pencapaian ini, Bank Raya semakin memperkokoh posisinya sebagai pelopor bank digital yang berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui berbagai inisiatif ESG yang terintegrasi dengan model bisnis mereka.
BPRNews.id - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-13 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2024, Kantor OJK Provinsi Maluku menyelenggarakan dua kegiatan penting, yaitu Capacity Building untuk sektor perbankan dan Donor Darah. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya OJK Maluku untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor keuangan serta meningkatkan kepedulian sosial dalam rangka mendukung kebutuhan darah di wilayah Maluku.
Kompetensi SDM di sektor perbankan, khususnya dalam hal analisa kredit, menjadi fokus utama dalam kegiatan Capacity Building. Bank-bank yang berkantor pusat di Maluku, PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (BPDMM) dan PT Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Modern Express, turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Tema yang diusung adalah “Analisa Kredit Usaha Mikro dan Kecil”, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyaluran kredit ke sektor UMK yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi lokal.
Sebanyak 50 peserta mengikuti pelatihan yang berlangsung selama dua hari, yakni 11–12 Desember 2024, di Ballroom Lantai 5 Kantor OJK Maluku. Andi M. Yusuf, Kepala OJK Provinsi Maluku, dalam sambutannya menekankan bahwa penguatan kompetensi SDM sangat penting untuk keberhasilan penyaluran kredit yang berkelanjutan. “Kami berharap kegiatan ini mampu memperkuat peran lembaga keuangan dalam mendukung kredit produktif, khususnya untuk UMK, yang pada akhirnya berdampak positif bagi perekonomian daerah,” ujarnya.
Pemateri Utama Sulbianma Tangdilintin Menyampaikan materi yang mencakup prinsip dasar analisa kredit UMK, teknik probing skills untuk memahami nasabah, serta strategi mitigasi risiko untuk meminimalkan kredit bermasalah. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi dan aktif berpartisipasi dalam sesi diskusi interaktif serta studi kasus.
Kegiatan ini juga mendukung strategi perbankan dalam meningkatkan sektor UMK, seperti diversifikasi produk keuangan, peningkatan digitalisasi layanan, pendampingan dan edukasi bagi pelaku UMK, serta pengelolaan risiko yang lebih efektif.
Sebagai bagian dari rangkaian acara HUT ke-13, OJK Maluku juga mengadakan kegiatan Donor Darah untuk membantu memenuhi kebutuhan darah masyarakat. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Lantai 5 Kantor OJK Maluku dan berhasil mengumpulkan 117 kantong darah dari total 170 peserta yang terdaftar. Peserta kegiatan berasal dari keluarga besar OJK Maluku, pegawai lembaga jasa keuangan (LJK), Tentara Kodam XV Pattimura, serta masyarakat sekitar kantor OJK Maluku.
Thommy Bella, Wakil Ketua PMI Kota Ambon, menyampaikan apresiasi terhadap OJK Maluku atas inisiatif kegiatan donor darah ini. "Cadangan darah yang diperoleh dari kegiatan ini akan sangat membantu PMI dalam memenuhi kebutuhan darah bagi masyarakat yang membutuhkan di Kota Ambon," ujarnya.
Andi M. Yusuf menutup kegiatan dengan menyatakan bahwa donor darah ini adalah bentuk nyata kepedulian OJK bersama seluruh stakeholders untuk kemanusiaan. “Setetes darah yang didonorkan akan menjadi harapan hidup bagi mereka yang membutuhkan,” katanya.
Dengan kegiatan Capacity Building dan Donor Darah ini, OJK Maluku tidak hanya berfokus pada penguatan industri keuangan, tetapi juga menunjukkan komitmennya untuk peduli terhadap sesama, khususnya dalam meningkatkan kapasitas perbankan serta mendukung kesehatan masyarakat.
BPRNews.id - Bank Amar Indonesia (AMAR) mengumumkan akan membagikan dividen tengah tahun sebesar Rp1,4 per saham, yang setara dengan total pembayaran sebesar Rp25,219 miliar. Pembagian dividen ini menunjukkan komitmen AMAR untuk memberikan keuntungan bagi para pemegang sahamnya.
Berdasarkan harga saham AMAR yang tercatat pada penutupan bursa 16 Desember 2024 di level Rp195 per lembar, yield dividen yang diberikan mencapai 0,71 persen. Dividen ini dapat diterima oleh investor yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada penutupan bursa 24 Desember 2024, baik untuk pasar reguler maupun negosiasi.
Untuk pasar tunai, investor yang ingin mendapatkan dividen harus tercatat pada penutupan bursa 30 Desember 2024. Elsa Enda Dwita Purba, Sekretaris Perusahaan AMAR, menyatakan bahwa dividen tunai tersebut akan langsung dikirim ke Rekening Dana Nasabah (RDN) pada 30 Desember 2024.
“Rencana ini adalah hasil keputusan Direksi PT Bank Amar Indonesia Tbk pada 6 Desember 2024 dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris Perseroan pada 20 Desember 2024,” jelas Elsa dalam keterangannya yang diterima pada Selasa 17 Desember 2024.
Dividen interim ini didasarkan pada kinerja keuangan AMAR per 30 September 2024, di mana bank ini membukukan laba bersih sebesar Rp 152,26 miliar, dengan saldo laba ditahan yang tercatat mencapai Rp 108,22 miliar. Adapun total ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp3,305 triliun. Pembagian dividen ini diharapkan akan semakin memperkuat posisi AMAR dalam menarik minat investor.
BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan dua peraturan penting yang bertujuan memperkuat sektor perbankan nasional. Pada Senin 16 Desember 2024, OJK menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 19 Tahun 2024 tentang kewajiban pemenuhan rasio kecukupan likuiditas (Liquidity Coverage Ratio/LCR) bagi bank umum, serta POJK Nomor 20 Tahun 2024 mengenai kewajiban pemenuhan rasio pendanaan stabil bersih (Net Stable Funding Ratio/NSFR).
Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, M Ismail Riyadi, menjelaskan, "Kedua POJK ini didasari bahwa bank perlu memiliki likuiditas yang kuat dan memadai untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat, mampu berkembang dan bersaing secara nasional maupun internasional, serta sejalan dengan perkembangan standar internasional."
POJK 19/2024 adalah perubahan dari POJK 50/POJK.03/2017 yang mengatur kewajiban pemenuhan rasio pendanaan stabil bersih (NSFR), sementara POJK 20/2024 menggantikan POJK 42/POJK.03/2015 yang mengatur kewajiban pemenuhan rasio kecukupan likuiditas (LCR) bagi bank umum.
Dalam kedua peraturan tersebut, OJK menekankan pentingnya memiliki rasio likuiditas yang setara, dapat diandalkan, dan dapat diperbandingkan untuk menilai kecukupan aset keuangan berkualitas tinggi guna mengantisipasi arus kas keluar bersih (net cash outflow). Selain itu, cakupan kewajiban pemantauan, perhitungan, dan pelaporan LCR serta NSFR juga diperluas untuk mencakup seluruh bank umum konvensional (BUK), termasuk kelompok bank yang sebelumnya tidak masuk dalam pengaturan LCR dan NSFR, kecuali bank asing.
Perluasan ini dilakukan karena pemeliharaan rasio LCR dan NSFR bertujuan mendukung penguatan likuiditas perbankan, sehingga dibutuhkan rasio yang setara dan dapat diandalkan untuk seluruh BUK. Perubahan lain yang diatur dalam POJK LCR mencakup penyesuaian kriteria High Quality Liquid Assets (HQLA), tata cara pelaporan, dan pengaturan kewajiban terkait Internal Liquidity Adequacy Assessment Process (ILAAP). Sementara itu, POJK NSFR mengatur penyesuaian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan tata cara pelaporannya.
Ismail menambahkan, "POJK ini merupakan bagian dari komitmen OJK untuk tetap menjaga prinsip kehati-hatian di sektor perbankan, terutama dalam memperkuat ketahanan likuiditas." Dengan adanya peraturan ini, diharapkan bank-bank dapat meningkatkan kapasitasnya dalam mengelola likuiditas, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, guna mendukung fungsi intermediasi yang lebih kuat dan berkontribusi pada perekonomian nasional.
BPRNews.id - Bank Umum Konvensional (BUK) dengan kepemilikan asing memiliki peran krusial dalam memperkuat industri perbankan nasional. BUK, yang merupakan bank berbadan hukum perseroan terbatas dengan mayoritas saham yang dimiliki oleh investor asing, menawarkan sejumlah keunggulan yang dapat memberi dampak signifikan terhadap perkembangan sektor perbankan Indonesia.
Menurut Sri H. Rahayu, CEO On Us Asia, "Keunggulan itu ialah sumber daya keuangan dan permodalan yang kuat, teknologi informasi modern dan efisien, praktik bisnis terbaik, serta jaringan nasional dan internasional yang luas." Sri, yang baru saja meraih gelar doktor dengan disertasi bertajuk Peran Bank Umum Konvensional dengan Kepemilikan Asing dalam Penguatan Industri Perbankan Nasional Di Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa BUK dapat berkontribusi besar terhadap sektor perbankan Indonesia. Penelitiannya menunjukkan bahwa bank dengan kepemilikan asing berpotensi memainkan peran penting dalam memperkuat industri ini, namun ia juga menekankan bahwa beberapa penyesuaian kebijakan diperlukan agar peran tersebut dapat lebih optimal.
Sri menambahkan, melalui pendekatan yang lebih inklusif dan kompetitif, sektor perbankan nasional dapat lebih siap menghadapi tantangan global. "Penguatan industri perbankan nasional tidak hanya membutuhkan regulasi yang memadai, tetapi juga kemitraan strategis yang dapat menciptakan nilai tambah bagi seluruh pihak yang terlibat," ujarnya, yang juga menggambarkan bagaimana sinergi antara teori dan praktik dalam sektor perbankan akan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Keberhasilan Sri dalam menyelesaikan disertasi ini mencerminkan visinya yang strategis untuk mendorong transformasi besar dalam industri perbankan, sekaligus membuka jalan bagi kemitraan yang lebih efektif antara sektor publik dan swasta.