Standard Post with Image
bank umum

Suku Bunga Bank Digital (Blu, Allo, Neo, hingga Sea Bank) Terus Menarik Perhatian Masyarakat

Bprnews.id - Suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank digital seperti Blu by BCA, Sea Bank, dan Neo Bank terus menarik perhatian masyarakat.

Pasalnya suku bunga deposito bank digital lebih tinggi, yaitu mencapai 6 persen. Level ini melebihi suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank konvensional.

Sebagai pembanding, berdasarkan data Bank Indonesia, suku bunga deposito 1 bulan pada Agustus 2023 berada di level 4,23 persen, naik 5 bps dibandingkan bulan sebelumnya atau Juli 2023 di level 4,18 persen.

Adapun Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan penerapan suku bunga deposito tinggi di bank digital menjadi bagian dari strategi dalam meraup nasabah.

Menurutnya, LPS tak dapat berbuat banyak dalam mencampuri strategi bisnis tersebut.  Hanya saja, suku bunga deposito yang tinggi melebihi bunga penjaminan LPS masuk ke dalam kategori tak layak dijamin.

1. BCA Digital (blu)  bluDeposit adalah produk deposito berjangka dengan minimal dana Rp1 juta dan tenor 1 sampai 12 bulan. Berdasarkan situs resmi perusahaan, nasabah bisa memilih tipe deposito (Non-ARO, ARO, ARO+) sesuai kebutuhan 1 Bulan Pertama

2. Bank Jago

PT Bank Jago Tbk (ARTO) adalah menawarkan tabungan jangka panjang minimal Rp1juta dengan bunga lima persen per tahun. Nasabah juga bisa mencairkan bunga deposito tiap bulan.

Bank Jago juga menawarkan bunga 5 persen per tahun untuk dana yang disimpan pada Kantong Terkunci. Nasabah dapat mengunci uang dengan jangka waktu mulai 14 hari hingga 6 bulan. Berdasarkan informasi di situs resminya, bunga Kantong Terkunci akan menjadi 4,75 persen per tahun mulai 2 Oktober 2023.

3. SeaBank Indonesia

PT Bank SeaBank Indonesia (SeaBank) menawarkan produk deposito dengan suku bunga mencapai 6 persen per tahun, dengan kurun jatuh tempo 1, 3 dan 6 bulan. Di sini, calon nasabah dapat membuka deposito minimal saldo Rp1 juta. Adapun, penempatan deposito relatif dalam jangka waktu singkat, mulai dari 1 bulan.

4. Allo Bank

Sementara, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang merupakan bank digital besutan CT Corp. ini menawarkan deposito dengan suku bunga mulai 4 persen hingga 6 persen. Di mana, minimum setoran awal adalah Rp10 juta

Sementara itu, meski bukan bunga Deposito, Allo Bank meluncurkan produk simpanan baru, yaitu produk tabungan dengan nama ‘Allo Grow’.

Produk ini menawarkan suku bunga hingga 6,5 persen per tahun dengan menerapkan mekanisme suku bunga berjenjang sesuai dengan jangka waktu penyimpanan.

Saldo yang disimpan dapat dicairkan dan diambil kapan saja tanpa dikenakan biaya penalti.

Nasabah yang ingin membuka simpanan Allo Grow dapat melalui aplikasi Allo Bank dengan saldo awal minimal Rp500.000. Disebutkan, nasabah tidak akan dikenakan biaya administrasi bulanan.

5. Bank Neo

PT Bank Neo Commerce Tbk.(BYBB) menawarkan sejumlah produk deposito. yang bisa dimulai dengan hanya dari Rp100.000, dan dengan berbagai macam tenor mulai dari 7 (tujuh) hari sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan bunga yang kompetitif, yaitu 6 persen per tahun.

Selain itu, BNC juga memiliki produk deposito Neo Flexi, di mana nasabah dapat menempatkan dananya di produk deposito dan mendapatkan imbal balik melalui yang mana apabila dana yang ditempatkan diperlukan sewaktu-waktu, dana tersebut dapat ditarik tanpa penalty.

6. Bank Aladin

Bank Aladin merupakan bank digital berbasis syariah. Bank ini memiliki produk simpanan dengan bagi hasil yang lebih tinggi ketimbang produk tabungan biasa, yaitu Ala Impian. Produk ini memiliki nisbah 85 persen dengan indikasi bagi hasil setara 5,5 persen per tahun.

Berdasarkan pengumuman di situs resminya, efektif per 1 Oktober 2023 nisbah nasabah Ala Impian akan mengalami perubahan menjadi 60 persen dengan setara bagi hasil 5,5 persen.

Selain menawarkan bagi hasil yang kompetitif, produk Ala Impian menggunakan akad mudharabah muthlaqah, tanpa biaya admin, dan nasabah dapat menarik tabungan sesuai kebutuhan di saat mendesak.

7. Bank Raya (AGRO)

Bank Raya menawarkan sejumlah produk tabungan, sementara salah satunya Saku Pintar yang dikenal produk deposito bank Raya.

Standard Post with Image
BPR

Momentum ulang tahun ke 19, BPR Artha Tanah Mas Semarang berkomitmen meningkatkan pelayanan.

Bprnews.id - Direktur Utama BPR Atha Tanah Mas Semarang Rina Utami menjelaskan peringatan kali ini terasa istimewa karena pihaknya mengundang nasabah dengan tabungan berjangka. 

Ia membeberkan, program yang dibuat yakni mengarah pada produk yang bermanfaat dan berkelanjutan sehingga tidak sekali pakai.

"Misalnya seperti tabungan berjangka itu, tabungan berencana yang mereka harus mempunyai tujuan. Misalnya untuk pendidikan anak, renovasi rumah, semacam itu. Jadi ada jangka waktunya dari 12 bulan sampai 24 bulan dan dibayar setiap bulan bisa, setiap minggu bisa bahkan harian pun bisa," jelasnya kantornya yang beralamat Jalan Telaga Raya, Tanah Mas, Sabtu (23/9). 

Rina menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk memberikan pelayanan penuh kepada nasabah terutama dalam jemput bola.

Selama ini, pelayanan ini sudah dirasakan oleh nasabah, misalnya bisa menabung dari rumah. 

Adapun produk lain yakni kredit. Poinnya, lanjut Rina, BPR Artha Tanah Mas tidak pernah menghendaki untuk memberikan kredit secara cuma-cuma.

Melainkan harus memastikan bahwa kredit itu akan digunakan secara produktif dan memberikan kesejahteraan.

"Jadi kami memberikan kredit yang produktif atau menambah kesejahteraan dari nasabah tersebut," tandasnya. 

Adapun pemberian layanan maksimal selalu menjadi pedoman karena memiliki nilai-nilai yang dihidupi oleh setiap pengurus dan karyawan.

Di antaranya seperti mengembangkan kepedulian, memberikan solusi inovatif dan kreatif, berintegritas dan dapat dipercaya serta semangat belajar.

"Nilai-nilai itu juga dihidupi oleh seluruh karyawan, sehingga kami bisa mengimplementasikan saat memberikan layanan kepada nasabah. Kemudian kami terus berupaya untuk meningkatkan pencapaian tersebut dengan melibatkan nasabah karena tujuannya bagaimana kami maju bersama," tutur Rina.

Pelayanan baik ini di rasakan Kepala Pasar Selo Mas, Sudjono yang sudah menjadi nasabah sejak 2004.

Bahkan, terhadap pelayanan yang apik ini, para nasabah di Pasar Selo Mas tidak ada yang membawa buku tabungan.

"Itu menjadi bukti bahwa BPR Artha Tanah Mas sudah seperti keluarga kami dan bank manapun yang akan memasuki pasar tidak semudah itu untuk menggantikan. Pelayannya juga fleksibel dan luwes serta memahami para nasabah," ungkapnya.

Selain Sudjono ada juga, Agus Acep Purnomo, Founder PT Grandia Group memberikan apresiasi atas konsistensi BPR Artha Tanah Mas yang sudah membantu masyarakat hingga menginjak 19 tahun.

"Biasanya company kalau semakin besar pelayanannya berkurang tapi tidak dengan BPR Artha Mas. Semoga hal ini terus dipertahankan," paparnya.

Dalam perayaan hari jadi ke-19 ini BPR Artha Tanah Mas Semarang menggelar berbagai kegiatan di antaranya seperti melakukan senam bersama nasabah dan mengundang para pemegang saham serta pemegang tabungan berjangka.

Standard Post with Image
bank umum

Penyediaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bprnews.id - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menjalin kerja sama dengan PT Bank Perekonomian Rakyat Syariah Dinar Ashri atau Bank Dinar dalam penyediaan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepala Unit Usaha Syariah (UUS) SMF Leo Khadafi mengatakan kerja sama ini mencakup bisnis dari hulu ke hilir. “Kali ini kami bermitra dengan Bank Dinar yang merupakan BPRS terbesar di Provinsi NTB untuk memfasilitasi pembiayaan perumahan secara end-to-end dimulai dari pembiayaan bagi developer untuk pembangunan rumah, KPR Syariah untuk pemilikan rumah, serta renovasi rumah dan pembiayaan mikro terkait perumahan,” ujarnya dalam keterangan resmi, akhir pekan lalu (22/9/2023).

Merujuk kepada ata BPS Susenas 2022, backlog kepemilikan Provinsi NTB mencapai 127.000 unit atau 8,4 persen dari total rumah tangga di Provinsi NTB.

Dalam kerja sama tersebut SMF akan menyediakan fasilitas penyaluran pembiayaan perumahan kepada Bank Dinar dengan nilai mancapai hingga Rp50 miliar. Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk memperluas akses pemilikan rumah bagi masyarakat NTB.

“Kerja sama ini diharapkan dapat mendukung penignkatan penyaluran Kredit Pemilikan Rrumah (KPR) di daerah, sehingga dapat membantu warga yang membutuhkan dan belum memiliki hunian. Dengan begitu kolabras ini diharapkan dapat membantu Pemerintah dalam menekan backlog pemilikan rumah,” ungkap Leo.

Dirinya memaparkan bahwa nantinya masyarakat Lombok dapat mengakses berbagai manfaat yang tersedia dalam fasilitas pembiayan perumahan ini, mulai dari pembiayaan konstruksi perumahan, pembelian rumah, renovasi rumah, hingga kebutuhan pembuatan sanitasi serta saluran air bersih untuk tempat tinggal warga.

Sinergi SMF dan Bank Dinar tersebut telah direalisasikan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama Uncommitted Facility Line yang ditandatangani langsung oleh Kepala Unit Usaha Syariah (UUS) SMF, Leo Khadafi, Direktur Utama Bank Dinar Mustaen.

Direktur Utama Bank Dinar Mustaen mengatakan bahwa Bank Dinar berkomitmen dalam memberikan perhatian lebih untuk mendukung sektor properti secara masif melalui berbagai program yang diperuntukan baik langsung kepada masyarakat maupun pembiayaan kepada pengembang.

Selain pembiayaan KPR Syariah, Bank Dinar juga telah meluncurkan Program Pembiayaan Griya Mikro, yang diperuntukan bagi masyarakat yang ingin membeli tanah, membangun rumah hingga renovasi rumah.

“Kami berharap sinergi ini bisa menjawab kebutuhan serta memfasilitasi masyarakat dalam hal memiliki rumah hunian yang layak dan meningkatkan kualitas masyarakat di wilayah NTB serta membuka potensi pembiayaan yang lebih besar” kata Mustaen.

Standard Post with Image
BPR

BPR Syariah Dinar Ashri Layani Kredit Rumah (KPR), Kolaborasi dengan SMF

Bprnews.id - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menjalin kerja sama dengan PT Bank Perekonomian Rakyat Syariah Dinar Ashri atau Bank Dinar dalam penyediaan kredit kepemilikan rumah (KPR) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepala Unit Usaha Syariah (UUS) SMF Leo Khadafi mengatakan kerja sama ini mencakup bisnis dari hulu ke hilir. “Kali ini kami bermitra dengan Bank Dinar yang merupakan BPRS terbesar di Provinsi NTB untuk memfasilitasi pembiayaan perumahan secara end-to-end dimulai dari pembiayaan bagi developer untuk pembangunan rumah, KPR  Syariah untuk pemilikan rumah, serta renovasi rumah dan pembiayaan mikro terkait perumahan,” ujarnya dalam keterangan resmi, akhir pekan lalu (22/9/2023). 

Merujuk kepada ata BPS Susenas 2022, backlog kepemilikan Provinsi NTB mencapai 127.000 unit atau 8,4 persen dari total rumah tangga di Provinsi NTB. Dalam kerja sama tersebut SMF akan menyediakan fasilitas penyaluran pembiayaan perumahan kepada Bank Dinar dengan nilai mancapai hingga Rp50 miliar. Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk memperluas akses pemilikan rumah bagi masyarakat NTB.

“Kerja sama ini diharapkan dapat mendukung penignkatan penyaluran Kredit Pemilikan Rrumah (KPR) di daerah, sehingga dapat membantu warga yang membutuhkan dan belum memiliki hunian. Dengan begitu kolabras ini diharapkan dapat membantu Pemerintah dalam menekan backlog pemilikan rumah,” ungkap Leo.

Dirinya memaparkan bahwa nantinya masyarakat Lombok dapat mengakses berbagai manfaat yang tersedia dalam fasilitas pembiayan perumahan ini, mulai dari pembiayaan konstruksi perumahan, pembelian rumah, renovasi rumah, hingga kebutuhan pembuatan sanitasi serta saluran air bersih untuk tempat tinggal warga.

Standard Post with Image
bank umum

(LPS) Melakukan Lelang Terhadap Pulau Pahawang dan Aset Lainnya di Lampung.

Bprnews.id - Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) melelang tanah seluas 8 hektare di Pulau Pahawang yang berasal dari jaminan di Bank Perekonomian Rakyat yang dilikuidasi. Tercatat, saat ini LPS menguasai 35 aset anjungan di Provinsi Lampung. 

Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank LPS Suwandi menyebutkan lelang lahan di Pulau Pahawang seluas 8 hektar di Provinsi Lampung merupakan agunan dari pinjaman debitur kepada BPR Tripanca Lampung. Perusahaan ini sendiri telah dicabut izin usahanya pada 24 Maret 2009. 

“Terhadap BPR yang dicabut izin usahanya tersebut, maka LPS bayar klaim penjaminan dan melakukan likuidasi atas aset-aset yang dimilikinya, yang mana hasilnya digunakan untuk membayar kewajiban BPR kepada para kreditur termasuk kepada LPS, karena LPS bayar klaim penjaminan kepada nasabah penyimpan,” ujarnya pada Bisnis, Minggu (24/9/2023). 

Menurut penuturan Suwandi, sampai batas waktu likuidasi berakhir, nyatanya masih ada aset yang belum bisa dicairkan oleh Tim Likuidasi, yang pada akhirnya aset dalam bentuk tagihan tersebut diserahkan kepada LPS sebagai pembayaran non tunai kepada LPS.

Adapun, sesuai Undang Undang LPS, salah satu cara untuk mencairkan aset tersebut, LPS dapat melakukan lelang eksekusi hak tanggungan atas aset/agunan yang telah dilakukan pengikatan hak tanggungan atas nama LPS berdasarkan UU Hak Tanggungan melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) sesuai dengan lokasi agunan.

“Jadi saat ini LPS memiliki tagihan yang salah satu agunannya adalah sebidang tanah yang ada di Pulau Pahawang. LPS nanti akan melakukan lelang eksekusi atas agunan tersebut melalui KPKNL Bandar Lampung,” ujarnya.

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News