UMKM


Peluang UMKM dan Tantangan bagi Bank Asing Seperti Tyme di Indonesia

Standard Post with Image

BPRNews.id - Minat investor asing untuk mengeksplorasi potensi bisnis perbankan di Indonesia tetap kuat. Terbaru, bank asal Afrika Selatan, Tyme Group, berencana untuk masuk ke pasar Indonesia dengan menawarkan produk Merchant Cash Advance. Indonesia akan menjadi negara keempat dalam ekspansi global Tyme, dengan fokus utama pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kabar tentang rencana Tyme sudah beredar sejak April lalu. Coenraad Jonker, CEO Tyme Bank, menyatakan ketertarikan untuk membawa bank tersebut ke Indonesia, karena negara ini sedang berupaya mempermudah akses layanan keuangan. Tyme juga memiliki pengalaman positif dengan regulator Indonesia.

Jonker mengungkapkan bahwa mereka berencana memperkenalkan produk Merchant Cash Advance di Indonesia sebelum akhir tahun ini. "Indonesia adalah pasar yang ideal untuk model kami," ujarnya.

Hal ini juga dikonfirmasi oleh Timothy Delahunty, CEO Go Tyme Capital Indonesia, yang mengungkapkan melalui akun LinkedIn-nya bahwa Go Tyme akan segera diluncurkan. "Kami akan segera meluncurkan pembiayaan bisnis yang fleksibel di salah satu pasar UKM paling dinamis di Asia Tenggara," tulisnya.

Namun, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa dia belum mengetahui rencana masuknya Tyme ke Indonesia dan bahwa OJK belum melakukan pembicaraan dengan bank tersebut. "Enggak tahu, belum jelas. Kalau izin bank digital mestinya ke saya," tegasnya.

Di Indonesia, terdapat beberapa bank digital yang juga menyasar segmen UMKM, seperti Bank Hibank Indonesia dan Bank Raya Indonesia Tbk. Rustarti Suri Pertiwi, Direktur Keuangan Bank Raya, menilai kehadiran bank asing dapat meningkatkan layanan perbankan untuk UMKM, tetapi mengingatkan bahwa bank harus memahami karakteristik UMKM di Indonesia agar produk yang ditawarkan sesuai.

Menurutnya, menyasar segmen UMKM tidak hanya soal memberikan kredit, tetapi juga memastikan kualitas aset terjaga. "Di Bank Raya, kami sudah punya produk yang sesuai dengan target pasar yang dituju di ekosistem BRI Group," ujarnya.

Ekonom dan pendiri Segara Institute, Piter Abdullah, berpendapat bahwa bank asing akan kesulitan bersaing dalam segmen UMKM. Di banyak negara, pasar ritel umumnya dikuasai oleh bank lokal yang memiliki keunggulan dalam pemahaman budaya. "Meski potensi pasar UMKM memang cukup besar, sejauh ini sudah dikuasai bank domestik seperti BRI, BTPN dan PNM. Bank-bank asing banyak yang gagal," jelasnya.

 

Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News