bank umum


Perbankan Fokus Terapkan Skema Channeling untuk Dorong Pertumbuhan Kredit

Standard Post with Image

 

BPRNews.id - Untuk mendongkrak pertumbuhan kredit, perbankan mulai mengadopsi berbagai strategi, salah satunya adalah melalui skema channeling. Skema ini memungkinkan pemberian kredit oleh bank kepada penerima kredit atau end user melalui lembaga perantara, dengan syarat dan ketentuan yang ditentukan oleh bank.

Skema channeling ini terbukti efektif dalam memperluas jangkauan pendanaan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2024, outstanding pendanaan perbankan melalui skema channeling, khususnya ke fintech P2P lending, tercatat mengalami lonjakan sebesar 55,84% secara tahunan (YoY), mencapai Rp 42,37 triliun.

Salah satu contoh penerapan skema ini adalah PT Bank CTBC Indonesia yang baru-baru ini mengumumkan kerjasama strategis dengan PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami). Dalam kerjasama ini, Bank CTBC bertindak sebagai salah satu mitra penyedia pendanaan dari sektor perbankan. Sejak awal beroperasi, AdaKami telah berhasil menyalurkan pendanaan sebesar Rp 13,24 triliun kepada 1,46 juta peminjam aktif hingga 4 Desember 2024.

Menurut Presiden Direktur Bank CTBC Indonesia, Iwan Satawidinata, kolaborasi dengan AdaKami tidak hanya berfokus pada aspek teknologi, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam mendukung perekonomian lokal serta memperluas akses keuangan bagi masyarakat yang membutuhkan. Iwan juga menyoroti pentingnya teknologi e-KYC (Electronic Know Your Customer) yang diterapkan oleh AdaKami untuk memastikan proses profil calon nasabah lebih cepat, akurat, dan efisien.

“Inovasi teknologi seperti e-KYC ini memastikan layanan pendanaan kami disalurkan secara efektif dan efisien, meminimalkan risiko kredit,” ujar Iwan dalam keterangan resmi (6/12).

Di sisi lain, Rustati Suri Pertiwi, Direktur Keuangan PT Bank Raya Indonesia Tbk, menyatakan bahwa kolaborasi dengan fintech merupakan strategi utama dalam pengembangan bisnis bank digital. Tiwi sapaan akrabnya melihat potensi besar dalam pertumbuhan segmen UMKM di Indonesia dan mencatatkan pertumbuhan positif untuk kredit channeling, dengan Pinang Connect mengalami kenaikan 5% YoY pada September 2024.

Untuk kredit channeling atau Pinang Connect tercatat tumbuh 5% YoY di September 2024, tambah Tiwi. Ia menjelaskan bahwa Bank Raya secara berkala melakukan evaluasi dan monitoring untuk memastikan kredit disalurkan dengan tepat sasaran dan kualitas terjaga, dengan analisis mendalam terhadap model bisnis partner dan evaluasi credit scoring.

Berbeda dengan Bank CTBC dan Bank Raya, Presiden Direktur PT Allo Bank Indonesia, Indra Utoyo, mengungkapkan bahwa strategi utama Allo Bank adalah melalui pembiayaan langsung ke nasabah menggunakan aplikasi mobile banking. “Strategi channeling sendiri masih belum menjadi fokus utama Bank sehingga kami belum menyalurkan kredit melalui skema channeling,” jelas Indra.

Indra menekankan bahwa dengan skema Direct Lending, Bank dapat memastikan seluruh proses akuisisi, marketing, dan credit underwriting berjalan sesuai dengan ketentuan internal dan risk appetite yang ada, sehingga kualitas kredit lebih terjaga.

“Melalui skema direct lending ini, Bank dapat memberikan bunga yang kompetitif langsung ke nasabah dan mempertahankan margin yang atraktif,” tandasnya.

Dengan berbagai pendekatan yang diterapkan oleh masing-masing bank, jelas bahwa skema channeling maupun direct lending memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan kredit perbankan, terutama di tengah perkembangan pesat fintech di Indonesia.

 

 

Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News