Standard Post with Image
bank umum

BCA Personal Loan: Pinjaman Online Langsung Cair Tanpa Jaminan

BPRNews.id - Bank BCA (Bank Central Asia) telah meluncurkan layanan pinjaman online langsung cair tanpa jaminan dengan nominal pinjaman hingga 25 juta rupiah. Layanan ini memudahkan nasabah untuk mendapatkan dana tambahan dengan proses yang cepat dan mudah.

Salah satu keunggulan dari layanan pinjaman online BCA ini adalah prosesnya yang cepat dan mudah. Nasabah hanya perlu memiliki modal KTP untuk mengajukan pinjaman, dan prosesnya dapat dilakukan secara online.

BCA Personal Loan merupakan salah satu produk pinjaman tanpa jaminan yang ditawarkan oleh BCA. Pinjaman ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari keperluan sehari-hari hingga kebutuhan mendesak lainnya.

Pembayaran pinjaman dilakukan dengan cara dicicil atau diangsur setiap bulan sesuai dengan tenor atau jangka waktu yang disepakati. Berikut adalah simulasi angsuran pinjaman 25 juta tanpa jaminan di BCA:

- Tenor 1 tahun: cicilan per bulan sebesar Rp2.333.333

- Tenor 2 tahun: cicilan per bulan sebesar Rp1.299.167

- Tenor 3 tahun: cicilan per bulan sebesar Rp961,944

Dengan layanan pinjaman online BCA ini, nasabah dapat dengan cepat memperoleh dana tambahan yang dibutuhkan tanpa harus memberikan jaminan apapun. Selamat meminjam dan manfaatkanlah dengan bijak.

Standard Post with Image
REGULATOR

KWEB Surabaya Gelar Gebyar Amal Ramadhan di Tiga Panti Asuhan, Didukung LPS

BPRNews.id - Komunitas Wartawan Ekonomi Bisnis (KWEB) Surabaya menggelar kegiatan Gebyar Amal Ramadhan 1445 H dengan mengunjungi dan memberikan bantuan kepada tiga panti asuhan di Kota Surabaya pada Sabtu kemarin.

Menyasar Panti Asuhan Cahaya Insani, Panti Asuhan Al Iksan, dan Panti Asuhan Darul Aitam, KWEB Surabaya bersama sejumlah korporasi memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok dan uang saku kepada anak-anak yatim piatu dan duafa. Ketua Pelaksana kegiatan, Harry Prasodjo, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bentuk kepedulian media kepada lingkungan sekitar, khususnya kepada anak-anak yatim piatu.

"Kami mengajak perusahaan-perusahaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini dan menyalurkan donasi kepada anak-anak panti," ungkap Harry Prasodjo.

Bantuan yang diberikan oleh KWEB Surabaya didukung oleh berbagai donatur seperti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Bank Jatim, Kereta Api Indonesia (KAI), Smartfren, Pertamina Gas Negara (PGN), dan banyak lagi.

Husniati, perwakilan dari Panti Asuhan Cahaya Insani, menyatakan rasa terima kasihnya terhadap bantuan yang diberikan. "Bantuan ini sangat membantu meringankan beban operasional panti. Harapannya semangat berbagi ini bisa berkelanjutan pada tahun mendatang dengan jumlah yang lebih besar," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panti Asuhan Al Ikhsan, Muhaimin, juga menambahkan bahwa bantuan dari KWEB Surabaya sangat membantu, mengingat panti asuhan membutuhkan biaya besar untuk operasionalnya.

Ketua Panti Asuhan Darul Aitam Wiyung, Krisbanu, menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian komunitas media terhadap anak yatim piatu. "Bantuan ini sangat membantu kami dalam mengkoordinasikan biaya pendidikan anak-anak," ungkapnya.

Dukungan untuk kegiatan ini juga datang dari pihak-pihak seperti LPS, Bank Jatim, PLN, dan lainnya. Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman, mengapresiasi kegiatan Gebyar Amal Ramadhan ini karena dapat menumbuhkan kepedulian sosial kepada sesama, terlebih lagi dilakukan di bulan suci yang penuh berkah.

Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, turut mendukung kegiatan ini dan berharap bahwa kegiatan santunan seperti ini dapat menjadi agenda sosial yang tetap diadakan setiap tahunnya.

Dengan berbagai pihak yang terlibat, kegiatan Gebyar Amal Ramadhan KWEB Surabaya diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi anak-anak panti asuhan dan memperkuat hubungan silaturahmi antara media, perusahaan, dan masyarakat.

Standard Post with Image
BPR

Jumlah Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Menyusut, Merger BPR Meningkat di 2024

BPRNews.id - Menurut data yang dirilis oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jumlah bank perekonomian rakyat (BPR) terus mengalami penyusutan pada tahun 2023. Penyusutan ini disebabkan oleh sejumlah bank yang bangkrut serta aktivitas merger yang meningkat di sektor ini.

"Dari data yang kami peroleh, jumlah BPR pada Desember 2023 mencapai 1.575 bank, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya," ungkap LPS dalam laporannya, seperti dikutip dari Bisnis.

Selama tahun 2023, banyak BPR yang mengalami kebangkrutan dan merger. Pada paruh kedua 2023, sebanyak 30 BPR menjalankan proses merger, menandakan adanya tren konsolidasi yang signifikan di sektor ini.

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan bahwa tren penurunan ini dapat berlanjut di tahun 2024. "Sudah ada 7 bank BPR yang bangkrut pada tahun ini, dan kami memproyeksikan kemungkinan 5 bank lagi akan mengalami kebangkrutan," ujarnya.

Sementara itu, terkait dengan aktivitas merger, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, memperkirakan bahwa tren merger BPR akan tetap tinggi di tahun ini. "OJK akan terus mendorong konsolidasi di sektor BPR untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan," tambahnya.

Tujuan dari konsolidasi ini adalah untuk memastikan bahwa BPR yang beroperasi adalah yang berkualitas dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah. OJK berharap bahwa dari 1.600 penyelenggara BPR saat ini, jumlahnya dapat dikurangi menjadi sekitar 1.000, sehingga persaingan di setiap lokasi menjadi lebih sehat.

Penyusutan jumlah BPR dan meningkatnya aktivitas merger menjadi sorotan penting dalam upaya meningkatkan stabilitas sektor keuangan di Indonesia. OJK dan LPS terus melakukan langkah-langkah pengawasan dan regulasi untuk memastikan bahwa perbankan tetap sehat dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Standard Post with Image
REGULATOR

Stimulus Restrukturisasi Kredit Perbankan COVID-19 Berakhir, OJK: Industri Perbankan Siap Hadapi

BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan bahwa stimulus restrukturisasi kredit perbankan akibat dampak COVID-19 berakhir pada hari ini. OJK menyatakan bahwa industri perbankan telah siap menghadapi berakhirnya kebijakan tersebut.

"Restrukturisasi kredit yang diterbitkan sejak awal 2020 telah banyak dimanfaatkan oleh debitur terutama pelaku UMKM. Stimulus restrukturisasi kredit merupakan bagian dari kebijakan countercyclical dan merupakan kebijakan yang sangat penting dalam menopang kinerja debitur, perbankan, dan perekonomian secara umum untuk melewati periode pandemi," ungkap keterangan resmi OJK.

Menurut OJK, berakhirnya kebijakan tersebut sesuai dengan pencabutan status pandemi COVID-19 oleh pemerintah pada Juni 2023. Selain itu, OJK juga mempertimbangkan pemulihan ekonomi Indonesia yang telah terjadi, termasuk kondisi sektor riil.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyatakan bahwa kondisi perbankan Indonesia saat ini memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi dinamika perekonomian. Hal ini didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan manajemen risiko yang baik.

"Berbagai indikator pada Januari 2024 menunjukkan perbankan Indonesia dalam kondisi yang baik. Hal itu tercermin dari rasio kecukupan modal, kondisi likuiditas, dan tingkat rentabilitas yang memadai," jelas Mahendra.

Stimulus restrukturisasi kredit perbankan COVID-19 telah diterbitkan sejak awal 2020 sebagai respons cepat OJK terhadap dampak pandemi. Kebijakan ini telah mengalami beberapa kali perpanjangan, dengan fokus pada target segmen, sektor, industri, dan daerah tertentu.

OJK menjelaskan bahwa kebijakan ini diimbangi dengan penerapan manajemen risiko yang ketat dan memperhatikan arah normalisasi kebijakan, sehingga industri perbankan dapat kembali pada kondisi normal secara terkendali ketika stimulus berakhir.

Dengan berakhirnya stimulus restrukturisasi kredit COVID-19, OJK tetap melakukan langkah pengawasan untuk memastikan kesiapan setiap bank secara individu dan kelancaran normalisasi kebijakan tersebut.

Standard Post with Image
REGULATOR

Penggunaan Stimulus Restrukturisasi Kredit COVID-19 Capai Rp 830,2 Triliun, Kata OJK

BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa penggunaan stimulus restrukturisasi kredit COVID-19 telah mencapai Rp830,2 triliun sejak kebijakan tersebut diterapkan pada tahun 2020 hingga berakhir pada 31 Maret 2024.

"Selama empat tahun implementasi, pemanfaatan stimulus restrukturisasi kredit ini telah mencapai Rp830,2 triliun, yang diberikan kepada 6,68 juta debitur pada Oktober 2020, yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah Indonesia," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, di Jakarta, Minggu.

Dian menyebutkan bahwa sebanyak 75 persen dari total debitur penerima stimulus adalah segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), atau sebanyak 4,96 juta debitur dengan total outstanding Rp348,8 triliun.

Namun, seiring dengan pemulihan ekonomi, tren kredit restrukturisasi terus mengalami penurunan baik dari sisi outstanding maupun jumlah debitur. Pada Januari 2024, outstanding kredit restrukturisasi COVID-19 telah menurun menjadi Rp251,2 triliun yang diberikan kepada 977 ribu debitur.

OJK telah mempertimbangkan seluruh aspek secara mendalam dalam menghadapi berakhirnya kebijakan stimulus COVID-19, termasuk kesiapan industri perbankan, kondisi ekonomi secara makro dan sektoral, serta menjaga kepatuhan terhadap standar internasional.

Dalam rangka memastikan kelancaran normalisasi kebijakan tersebut, bank tetap dapat melanjutkan restrukturisasi kredit COVID-19 yang sudah berjalan. Sedangkan permintaan restrukturisasi kredit baru dapat dilakukan dengan mengacu pada kebijakan normal yang berlaku.

Dengan demikian, OJK berharap integritas laporan keuangan perbankan akan semakin baik dan dapat sepenuhnya mengacu pada praktik terbaik yang berlaku. Seiring dengan itu, OJK senantiasa melakukan langkah pengawasan untuk memastikan kesiapan setiap bank secara individu.

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News