Standard Post with Image
bank umum

Perbanas Ungkap Hengkangnya Bank Asing Karna Persaingan Bank Digital, dan Nasib BPR

Bprnews.idPersaingan bank digital semakin ketat dengan masuknya PT Astra International Tbk (ASII) melalui Bank Saqu. Ini melengkapi persaingan bank digital yang sudah ada sebelumnya seperti Seabank dalam ekosistem Shopee, Bank Neo Commerce yang terafiliasi dengan Akulaku, Bank Jago bersama ekosistem Gojek Tokopedia, Hibank dengan konglomerasi BNI, Allo Bank terkait CT Corpora dan Bukalapak, hingga Blu dari Konglomerasi BCA.

Aviliani, Ketua Bidang Pengembangan Kajian Ekonomi Perbankan Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menuturkan semakin ramainya persaingan bank digital maka yang akan keluar sebagai pemenang adalah yang sudah memiliki ekosistem dan mampu berkolaborasi.

Dunia perbankan digital di Indonesia memasuki era baru yang semarak dengan kedatangan pemain baru, Bank Saqu, dibawah naungan konglomerat, PT Astra International Tbk (ASII). Kehadiran Bank Saqu menandai intensifikasi persaingan dalam sektor yang telah dipenuhi oleh berbagai nama besar seperti Seabank yang berintegrasi dengan ekosistem Shopee, Bank Neo Commerce dengan Akulaku, Bank Jago yang terhubung dengan Gojek Tokopedia, serta Hibank, Allo Bank, dan Blu yang masing-masing berkolaborasi dengan BNI, CT Corpora dengan Bukalapak, dan konglomerasi BCA.

Aviliani, Ketua Bidang Pengembangan Kajian Ekonomi Perbankan dari Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), mengungkapkan bahwa kunci untuk bertahan dan unggul dalam persaingan yang semakin sengit ini terletak pada kapasitas untuk membentuk ekosistem yang solid dan kemampuan untuk mengadakan kolaborasi yang strategis.

"Era ke depan adalah kolaborasi. Pemenang adalah yang menguasai ekosistem," kata Aviliasi di Bandung, akhir pekan lalu (23/11/2023).

Menurut dia kolaborasi kuat antar entitas bank digital, fintech, dan lembaga keuangan lainnya bukan hanya melahirkan sebuah ekosistem yang dinamis dan beragam, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan untuk nasabah.

Sementara itu, di lingkungan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Aviliani, yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama Allo Bank, menekankan sebuah pergeseran paradigma. Menurutnya, pelanggan yang selama ini dekat para pengelola Bank Perkreditan Rakyat. "Sekarang sudah berdasar, keuntungannya apa [jika jadi nasabah]," katanya.

 

Fenomena Hengkangnya Bank Asing

Sedangkan dalam konteks fenomena sejumlah bank asing yang melepas bisnisnya di Indonesia di nilai sebagai dampak persaingan bisnis.

Fenomena ini dipandang bukan semata-mata isu lokal, namun lebih sebagai refleksi dari ketatnya persaingan yang mengglobal di sektor perbankan. Menurut komentator ekonomi, Aviliani, langkah tersebut adalah hasil dari tantangan adaptasi yang dihadapi bank-bank asing di tengah dinamika pasar lokal yang unik.

"Beberapa bank asing mungkin menemui kesulitan untuk beradaptasi dengan dinamika pasar lokal, sehingga keputusan untuk keluar dari pasar menjadi pilihan," jelas Aviliani.

Dengan kondisi yang demikian, tidak jarang bank asing merasa terjepit oleh persaingan yang berujung pada margin keuntungan yang tergerus, dan kesulitan dalam mempertahankan inovasi yang relevan.

"Sebaliknya, bank lokal cenderung meningkatkan investasi dalam inovasi sebagai respons terhadap tuntutan pasar yang terus berkembang," tambahnya.

Standard Post with Image
ojk

OJK mengklaim perbankan tetap optimis di Sisa Tahun

Bprnews.id Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan OJK (SBPO) untuk kuartal IV/2023 yang diumumkan pada tanggal 26 November 2023 ini Mayoritas pelaku perbankan meyakini bahwa kinerja perbankan akan tetap terjaga dengan baik di tengah kondisi makroekonomi global yang kurang mendukung.

Hal ini tercermin dari Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) pada triwulan IV-2023 yang tercatat sebesar 62 (zona optimis).

“Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi akan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan dibarengi dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang dihadapi meskipun dengan kondisi makroekonomi global yang kurang kondusif,” tulis OJK dalam laporannya, Minggu (26/11/2023).

Bahkan, Kebanyakan mayoritas  responden meyakini bahwa risiko perbankan mulai dari kredit hingga likuiditas dan pasar masih pada triwulan IV-2023 berada dalam zona aman. Kecerdasan langkah dan kebijakan yang diambil oleh perbankan menjelaskan ketenangan ini, termasuk keleluasaan mereka dalam menyesuaikan suku bunga, yang terjaga berkat likuiditas yang lebih dari cukup dan, yang tak kalah penting, koordinasi kebijakan yang terintegritas di dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Hal tersebut pun terlihat  dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) terbaru, yang berada pada angka 58 dan berada dalam zona pengelolaan. Tingkat kepercayaan tersebut didukung oleh keyakinan akan terkendalinya risiko kredit dan pasar, kualitas kredit yang solid, rendahnya Non-Performing Loan (NPL) dengan posisi dominan long, serta antisipasi peningkatan profitabilitas akibat melonjaknya penyaluran kredit.

Selain itu, risiko likuiditas diperkirakan masih terjaga keseimbangannya dan tidak menunjukkan tanda-tanda fluktuasi yang merugikan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Dian Ediana Rae, Kepala Pengawasan Perbankan, mengungkapkan, hasil Survei Sentimen Perbankan (SBPO) triwulan IV 2023 memberikan gambaran sektor perbankan yang tetap tangguh dan optimis di tengah volatilitas global dan pergeseran dinamika makroekonomi dalam negeri.

Optimisme tersebut juga diperkuat oleh kinerja intermediasi perbankan yang kokoh Pertumbuhan kredit pada September 2023 tumbuh tinggi sebesar 8,96% year-over-year (yoy) dengan Simpanan Nasabah (DPK) mencatat peningkatan yang sehat sebesar 6,54% yoy.

“Outlook kinerja perbankan secara menyeluruh sampai dengan akhir tahun 2023 dan 2024 diperkirakan masih akan terjaga dengan baik,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (26/11/2023).

Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) yang mengukur sentimen para pelaku industri menunjukkan angka yang impresif, mencapai nilai 84.

Dengan dukungan funding (DPK), perbankan diharapkan tidak hanya mempertahankan laju pertumbuhannya tetapi juga meningkatkan pemberian kredit yang berujung pada peningkatan keuntungan dan pemantapan struktur modal.

Pertumbuhan kredit yang terus naik pada Triwulan IV-2023 tampak menjadi periode yang ditandai dengan perwujudan harapan sektor perbankan berkat ekspektasi kondisi makroekonomi domestik yang stabil, konsumsi masyarakat yang bertambah, serta daya beli yang tetap terjaga.

Menurut survei terkini yang melibatkan para pelaku industri, terhadap penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan IV tahun 2023 terlihat meningkat.

Pertumbuhan yang diantisipasi ini, yang berjalan seiring dengan pemulihan kegiatan ekonomi, merupakan hasil dari upaya bank-bank dalam menggali sumber dana baru untuk mendukung eskalasi kredit.

Tak hanya itu, kecenderungan ini juga didorong oleh injeksi dana pemerintah ke bank-bank daerah. Meskipun ada kekhawatiran seputar inflasi di sektor pangan yang menurut Dian tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan kredit ataupun kondisi debitur, bank-bank harus tetap waspada.

Strategi mitigasi risiko, termasuk penambahan nasabah baru secara berhati-hati dan pendidikan terhadap pelaku usaha sektor pertanian, dianggap penting untuk mengamankan stabilitas sektor perbankan dalam menghadapi potensi inflasi.

“Tak hanya itu, pemantauan harga produksi debitur beserta analisis sensitivitas/stress test terhadap penambahan modal kerja juga harus yang dilakukan secara berkala. Hal ini menunjukkan perhatian sektor perbankan terhadap isu ketahanan pangan (food security),” tuturnya.

Dengan hanya dua bulan tersisa sebelum penutupan tahun, keyakinan akan pertumbuhan yang signifikan mendapatkan sorotan tajam dari pemain utama di industri ini.

Salah satunya adalah PT Bank Permata Tbk. (BNLI), yang tidak saja mengamati kondisi pasar dengan seksama tetapi juga bergerak cepat dengan merancang rencana tangkas untuk menopang profitabilitas.

Rudy Basyir Ahmad, Direktur Keuangan PermataBank, menyampaikan optimisme yang dikolaborasi dengan strategi matang sejumlah target ambisius telah ditetapkan, dengan harapan bahwa segmen korporasi, komersial, dan ritel dapat memainkan symphony pertumbuhan yang harmonis meskipun berada dalam bayang-bayang tantangan neraca keuangan.

“Kami memang sekarang lagi berusaha menjaga balance sheet kami dari sisi strategi balance sheet optimization ada tiga fokus,” ujar Rudy saat Public Expose PermataBank 2023 di Kantor Pusat PermataBank, Kamis (23/11/2023).

Di mana, BNLI berupaya meningkatkan pendanaan yang stabil dan murah dengan menjaga cost of fund (CoF). Lalu, menentukan tingkat bunga kredit dengan lebih disiplin dengan fokus nasabah wholesale yang dapat mewujudukan strategi prioritas bank, yakni menjadi mitra kerja ekosistem.

“Yang ketiga dari sisi penyaluran kredit, kami juga menjaga sisi prudentialnya juga. Tidak sebatas mengejar kreditnya ya. Jadi itu kurang lebih strategi holistik kredit dan DPK (dana pihak ketiga) bank,” kata Rudy.

Di sisi lain, EVP Corporate Communication and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Hera F. Haryn juga mencatat tren yang sejalan dengan tren perbankan nasional, namun BCA senantiasa menjaga posisi likuiditas yang solid.

“Likuiditas BCA berada pada posisi yang memadai untuk meningkatkan pertumbuhan kredit ke depannya,” katanya pada Bisnis, Minggu (26/11/2023) Meski BCA tidak membidik sektor tertentu untuk penyaluran kredit, lantaran pihaknya memilih untuk mengamati dan menganalisa kelayakan masing-masing debitur, namun Direktur BCA Rudi Susanto mengatakan permintaan atas kredit dari sektor hilirisasi minerba per kuartal III/2023 mengalami kenaikan.

"Ke depan masih ada kesempatan di sana [hilirisasi], juga sedang kami me-review di sektor pulp and paper, ada perluasan, moga-moga bisa terlaksana dalam dua kuartal ini," ucapnya.

Tak hanya itu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) berdiri sebagai mercusuar ketahanan dan pertumbuhan yang optimis. Ketika para pemain lain di sektor keuangan bersiap menghadapi dampak dari kondisi yang penuh tantangan ini, BMRI dengan percaya diri memproyeksikan pertumbuhannya akan melampaui rata-rata industri.

Sigit Prastowo, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, mengaitkan pertumbuhan pertumbuhan yang kuat ini dengan kinerja bank yang mengesankan, dengan menyoroti peningkatan pinjaman korporasi sebesar 12,71% dari tahun ke tahunn angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri. 8,96%.

“Atas dasar pencapaian kredit yang baik hingga triwulan 2023 ini, kami optimis di akhir tahun 2023, pertumbuhan kami masih akan ada di atas range atas guidance kami, yaitu 10-12% , kami memperkirakan pertumbuhan kredit ini merata dari wholesale dan ritel,” katanya beberapa waktu lalu.

Standard Post with Image
ojk

OJK : Konglomerasi BPD dengan KUB Makin Ramai

Bprnews.id - Bank Pembangunan Daerah (BPD) bergerak dinamis dengan memaksimalkan strategi Kelompok Usaha Bank (KUB) untuk mengembangkan horison bisnis mereka secara anorganik serta meningkatkan ketersediaan modal inti.

Tidak hanya sekedar ekspansi bisnis, skema ini juga membawa segudang manfaat penting lainnya, yang menyangkut vitalitas institusi dari berbagai aspek mulai dari penambahan permodalan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), implementasi digitalisasi, hingga inovasi produk.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengungkapkan bahwa minat tinggi dari beberapa bank untuk mengadopsi konsolidasi memperkuat skema KUB, mengindikasikan tren positif yang tidak hanya mendukung pertumbuhan individu BPD, tetapi juga berpotensi mendorong kolaborasi antar-BPD untuk bersama-sama mencapai tujuan Bersama ke depannya, kita dapat mengharapkan sinergi yang semakin erat antara BPD untuk menunjang satu sama lain dalam penguatan struktur permodalan dan pengembangan bisnis yang berkelanjutan.

“Saat ini ada yang sedang proses perizinan kepada kita dan kita sedang memprosesnya. Ini cukup menggembembirakan ya soal KUB ini,” ujarnya pada awak media beberapa waktu lalu.

Meski begitu, Dian menuturkan masih banyak BPD yang belum memenuhi persyaratan modal inti minimum hal ini menyebabkan OJK menerapkan rencana aksi individual, mendesak bank-bank tersebut untuk meningkatkan permodalan atau menjajaki sinergi dengan bank daerah lain untuk memperkuat landasan keuangan mereka.

Perkembangan terkini, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim), dalam langkah besar dalam membina kolaborasi, melaporkan kemajuan dalam pembentukan kelompok bank (KUB) dengan PT Bank Pembangunan Daerah NTB Syariah.

Wioga Adhiarma Aji, Sekretaris Perusahaan Bank Jatim, mengumumkan diskusi dengan OJK sedang berlangsung, memasuki tahap finalisasi akhir dan mengonfirmasi pembicaraan tahap akhir kesepakatan antara pemegang saham pengendali.

“Harapannya tahun ini kita bisa clear nondisclosure agreement, kesepakatan yang secara prinsip material yang bisa disepakati antara PSP dengan BJTM, sehingga tahun depan tinggal eksekusi,” ujarnya pada awak media saat ditemui dalam CSA Award oleh CSA Institute dan AAEI, akhir pekan lalu (23/11/2023).

Perseroan pun berharap, tahun ini pihaknya bisa menyelesaikan penandatangan shareholders agreement (SHA), sehingga pada kuartal III/2024 peresmian KUB Bank Jatim tersebut bisa dilakukan.

"Kalau kapan ya paling tidak triwulan pertama sudah clear. Karena produknya harus ada izin dari OJK maka itu sesuatu yang tidak bisa kita prediksi," ungkap Wioga.

Namun, terkait nilai, Wioga tidak berkomentar lebih jauh. Akan tetapi, dia menyebut sesuai rencana, Bank Jatim akan mengakuisisi sebanyak 100 miliar saham atau sebesar 15% dari saham Bank NTB Syariah untuk tahap awal, sesuai dengan rapat umum pemegang saham (RUPS) keduanya.

“Tapi kalau real-nya berapa share-nya berapa itu subject to OJK approval-nya,” katanya.

Sektor perbankan Indonesia bersiap menghadapi perubahan strategis ketika para pemain utama menyusun cetak biru pertumbuhan anorganik melalui Kelompok Usaha Perbankan, yang dikenal sebagai Kelompok Usaha Bank (KUB).

Busrul Iman, Direktur Utama Bank Jatim, telah menyatakan ambisinya untuk memperluas bisnisnya melalui KUB, dan tidak hanya berupaya menjalin kemitraan dengan Bank NTB Syariah namun juga menarik Bank Lampung untuk bergabung dalam kolektif tersebut.

Sedangkan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBJ) mengungkapkan KUB dengan Bank Bengkulu hampir selesai. Meskipun sebagian orang mungkin melihat merger dan akuisisi ini karena berkurangnya jumlah bank yang berdiri sendiri, Trioksa Siahaan, Wakil Presiden Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), memberikan narasi tandingan.

Ia berpendapat bahwa, alih-alih melemahkan lanskap perbankan nasional, konsolidasi ini bertujuan untuk memperkuat industri perbankan, meningkatkan kekuatan dan efisiensinya. Melihat ke depan, sektor ini mengantisipasi era konsolidasi yang semakin dinamis, yang membentuk masa depan perbankan Indonesia dengan setiap aliansi strategis yang terbentuk.

“Nah, KUB ini adalah bagian dari konsolidasi terutama terkait ketentuan modal minimum permodalan, ini yang akan mewarnai bank ke depan termasuk apabila memang pemegang sahamnya tidak memenuhi permodalan, bisa juga mengundang investor dari luar, investor baru atau bank lain membeli bank,” ujarnya Minggu, (26/11/2023).

Standard Post with Image
ojk

OJK Bongkar Investasi Bodong Crazy Rich hingga Capai Kerugian RP 435M

Bprnews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) , mengungkap eksploitasi penipuan berupa investasi bodong kepada masyarakat yang dilakukan oleh Crazy Rich palsu dari Bandung. Doni Salmanan, yang pernah dikenal sebagai taipan papan atas, menjalin jaringan peluang investasi palsu yang menipu dan menjerat para korban .

Memamerkan gaya hidup mewah dan jaminan palsu, Doni mendalangi penipuan investasi besar-besaran, menipu lebih dari Rp 400 miliar dari masyarakat melalui dua platform opsi biner palsu.

Pengungkapan OJK mengungkap rincian yang suram: 144 korban kehilangan Rp 83,3 miliar di Binomo, sementara kerugian di platform Quotex meningkat menjadi Rp 352 miliar.

Frederica Widyasari Dewi, sosok yang akrab disapa Kiki, dengan cekatan menyeimbangkan perannya sebagai anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawasan Perilaku Pasar pada Penyelenggara Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen di OJK (Badan Keuangan Indonesia). Services Authority), menyoroti masalah mendesak yang melanda negara ini  maraknya skema investasi curang yang mengkhawatirkan.

Dalam wacana yang jujur, Kiki menunjukkan satu kekuatan motivasi yang mendalam di balik epidemi penipuan ini: keserakahan. Dia mengungkapkan bahwa keinginan yang tak terpuaskan untuk mendapatkan keuntungan finansial secara cepat telah membuat banyak orang yang tidak menaruh curiga menjadi rentan terhadap jerat yang dipasang oleh para pengusaha palsu, yang memamerkan kekayaan ilusinya secara mencolok sebagai umpan untuk menjebak korbannya.

"Karena greedy, kadang [masyarakat] ditawari sesuatu yang terlalu tinggi gak masuk akal itu [mau]," ungkap Kiki dalam Investment Expo 2023 beberapa waktu lalu.

Kiki memaparkan investasi bodong di Indonesia telah menjadi monster yang menakutkan dengan kerugian yang terus meningkat, mencapai angka yang cukup hampir Rp 139 triliun Angka tersebut setara dengan membangun 12.600 sekolah atau 504 rumah sakit atau 1.260 km jalan tol atau 3.200 km rel kereta api.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengambil tinadakan tegas dengan menutup hampir 7.000 pinjaman online ilegal dan berbagai praktik penipuan lainnya dengan lonjakan penipuan yang mencapai puncaknya pada tahun 2019.

Standard Post with Image
ojk

OJK Tegaskan Nunggak Pinjol Dapat Mempengaruhi Peluang Kerja

Bprnews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan pentingnya kebijaksanaan mahasiswa dalam mengambil keputusan terkait penggunaan layanan fintech P2P Lending atau pinjaman online (pinjol). Tidak berhati-hati dalam keputusan ini dapat berpotensi menghadapi risiko kesulitan dalam mencari pekerjaan di masa mendatang.

Halimatus Sa'diyah, Deputi Direktur Pelaksanaan Edukasi Keuangan OJK, menyampaikan bahwa jika ada tunggakan pembayaran pinjol, peminjam berisiko terdaftar dalam daftar hitam (blacklist), yang pada akhirnya dapat menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan. Keterlambatan pembayaran pinjol ini memiliki dampak pada penilaian kredit yang tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).

"SLIK itu berisi info keuangan. Catatan kredit kita di industri jasa keuangan. Jangan sampai kita santai pakai pay later, tapi nggak bayar. Itu tercatat. Kemarin heboh sampai fresh graduate nggak diterima kerja," dalam acara d'Preneur, 'Tetap Eksis Meski Budget Tipis', di Auditorium Bhineka Tunggal Ika, Gedung Rektorat UPN Veteran Jakarta, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin, 20 November 2023.

Adanya warga dalam daftar hitam dapat menyulitkan peluang mendapatkan pekerjaan, karena Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) mencerminkan integritas seseorang dalam konteks keuangan. Ketika seseorang memiliki kolektibilitas (kol) 1, situasinya dianggap relatif aman. Namun, jika mencapai angka 5, itu dianggap sebagai tingkat kesulitan yang signifikan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Halimatus memberikan peringatan agar masyarakat terutama para mahasiswa untuk mempertimbangkan dengan teliti kemampuan mereka untuk melakukan pembayaran sebelum memutuskan dalam menggunakan layanan pinjol. Secara lebih spesifik, masyarakat diharapkan mampu memenuhi tanggung jawab pembayaran yang diambilnya.

"Sebenarnya kadang dipertanyakan korban atau nggak karena sebenarnya uangnya sudah diterima (konsumen). Dia mungkin nggak ngukur, dia nggak mampu. Memang di balik kemudahan pasti ada resikonya. Ambilnya kan gampang, agunan dan sebagainya. Tapi pasti ada risiko, bunga tinggi, jangka pendek, kita harus hitung bisa bayar lagi nggak sih," ujarnya.

Di sisi lain, ia juga menyarankan agar para mahasiswa melakukan pengecekan berkala terhadap nama mereka di SLIK. Pasalnya, ada kemungkinan bahwa identitas mereka dapat disalahgunakan oleh pihak lain untuk mengajukan pinjol.

"Kadang juga kalau cicilan sudah lunas, tapi kadang ada denda bunga yang belum dibayar. Jadi kita kol 2, 3. Ini kalau kita tahu, segera selesaikan. Jangan sampai kalau pas kita butuh meminjam malah nggak bisa karena skor jelek," tuturnya.

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News