Standard Post with Image
ojk

OJK MENCABUT IZIN USAHA 1 BANK LAGI

Bprnews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha PT BPR Indotama UKM Sulawesi terhitung sejak tanggal 15 November 2023.

OJK mencabut izin usaha PT BPR Indotama UKM Sulawesi berdasarkan Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-79/D.03/2023 tanggal 15 November 2023.

Sehubungan dengan pencabutan izin usaha BPR Indotama UKM Sulawesi, kantor bank ditutup untuk umum dan tidak dapat melakukan segala kegiatan usahanya.

Selanjutnya, untuk penyelesaian hak dan kewajiban PT BPR Indotama UKM Sulawesi akan dilakukan oleh Tim Likuidasi yang akan dibentuk oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku," tulisnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (20/11).

Sementara direksi, dewan komisaris, atau pemilik PT BPR Indotama UKM Sulawesi dilarang melakukan segala tindakan hukum yang berkaitan dengan aset dan kewajiban BPR kecuali dengan persetujuan tertulis dari LPS.

 

 

 

Standard Post with Image
bank umum

Survei BI: Penyaluran Kredit Perbankan Masih Lambat

Bprnews.id - Tren perlambatan pertumbuhan kredit masih akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan, menurut hasil Survei Permintaan dan Penawaran Pemabiayaan Perbankan yang dilansir oleh Bank Indonesia, Senin (20/11/2023).

Survei menyebutkan, penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Oktober 2023 melanjutkan tren perlambatan dibanding bulan sebelumnya. Terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 82,1% pada Oktober, lebih rendah ketimbang SBT 92,6% pada bulan sebelumnya.

Berdasarkan kategori bank, perlambatan penyaluran kredit baru diperkirakan terjadi pada seluruh kategori bank terutama bank daerah pada Oktober. Sementara berdasarkan jenis kredit yang disalurkan, hampir semua jenis kredit mencatat perlambatan pertumbuhan kecuali Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 

"Faktor utama yang mempengaruhi prakiraan perlambatan penyaluran kredit baru pada Oktober adalah permintaan pembiayaan dari nasabah, tingkat persaingan usaha dari bank lain dan prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan," kata BI dalam laporan, dikutip hari ini (20/11/2023).

Nasabah korporasi masih lebih banyak yang memakai dana sendiri dari laba ditahan untuk membiayai ekspansi ketimbang mengajukan kredit baru pada bank. Perlambatan kebutuhan pembiayaan korporasi terutama oleh sektor Pertanian, Konstruksi dan Perdagangan. 

"Perlambatan kebutuhan pembiayaan yang terjadi terutama sebagai dampak penurunan kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik dan ekspor," jelas BI.

Hasil survei juga menangkap tren kebutuhan pembiayaan korporasi untuk tiga bulan ke depan yaitu hingga Januari 2024, di mana hal itu diprediksi meningkat terutama didorong oleh kebutuhan membiayai operasional dan keperluan membayar kewajiban jatuh tempo yang tidak bisa di-rollover.

Akan tetapi, sumber pembiayaan masih akan mengandalkan dana sendiri dan pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik. Sementara itu, pengajuan kredit baru ke perbankan dalam negeri, diperkirakan lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya.

 

Namun, untuk prediksi pertumbuhan kredit pada November, hasil survei memperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan di semua kategori bank dan jenis kredit. Sementara untuk keseluruhan kinerja kredit perbankan pada kuartal IV-2023, hasil survei memperkirakan terjadi perlambatan meski tipis dengan SBT 95,2% dari sebelumnya 95,6%.

Perlambatan pertumbuhan kredit pada kuartal akhir tahun ini diprediksi di semua jenis kredit kecuali Kredit Modal Kerja. Pertumbuhan kredit baru yang melambat itu dipengaruhi juga oleh kebijakan kredit (lending standard) yang lebih ketat pada kuartal akhir tahun ini di hampir semua jenis kredit, kecuali KPR.

Bila korporasi terlihat masih menahan diri dari permintaan kredit baru ke bank, hal serupa juga terlihat dari kelompok nasabah individu atau rumah tangga.

Hasil survei BI mencatat, pada Oktober lalu permintaan pembiayaan oleh rumah tangga melalui utang atau kredit relatif stabil di SBT 11,3% dari posisi 11,5% di bulan sebelumnya.

Nasabah rumah tangga terbanyak mengajukan kredit multiguna bulan lalu dengan pangsa mencapai 43,99%. Sementara pengajuan KPR dan kartu kredt terpantau menurun pada Oktober.

Rumah tangga dengan pengeluaran Rp3 juta-Rp5 juta menjadi kelompok rumah tangga yang mengajukan pembiayaan terbesar bulan lalu.

Sementara kelompok pengeluaran di atas Rp5 juta memperlihatkan penurunan pengajuan pembiayaan utang atau kredit.   

Hasil survei juga memotret, rencana penambahan pembiayaan oleh rumah tangga dalam tiga bulan ke depan diperkirakan sedikit menurun terutama untuk jenis kredit multiguna dan KPR. 

Standard Post with Image
bank umum

BRI Anggarkan Kas Sebesar RP25 Triliun Untuk ‘Lancarkan’ Transaksi Menjelang Natal & Tahun Baru

Bprnews.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah menyiapkan uang kas senilai Rp 25,2 triliun untuk mendukung kenyamanan dan kelancaran masyarakat dalam bertransaksi selama periode Natal dan Tahun Baru. Direktur Jaringan dan Layanan BRI, Andrijanto, menjelaskan bahwa jumlah uang kas yang disiapkan ini 5% lebih rendah dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp26,5 triliun.

"Uang tersebut akan dialokasikan sebesar Rp 19,8 triliun untuk kebutuhan mesin e-Channel BRI berupa ATM & CRM, sementara sisanya sebesar Rp 5,4 triliun dialokasikan untuk Kantor Cabang BRI," imbuh Andrijanto, Selasa (21/11/2023)

Menurut Andrijanto, penurunan kebutuhan uang tunai tersebut sejalan dengan preferensi nasabah yang beralih ke transaksi digital atau tanpa tunai. Perubahan ini tercermin dari peningkatan migrasi transaksi ke platform digital. Layanan digital yang disediakan oleh BRI berhasil mengalihkan transaksi yang sebelumnya dilakukan secara konvensional di loket perbankan oleh para nasabah.

 

"Sekitar 99% telah dilakukan melalui layanan berbasis digital baik melaluie-channelmaupun platform digital yang dimiliki BRI. Sedangkan sisanya, atau 1% transaksi dilakukan masih secara konvensional di Kantor BRI," jelasnya.

Andrijanto juga menyampaikan bahwa untuk memudahkan bertransaksi, BRI terus mendorong nasabah agar menggunakan super apps BRImo.

"BRImo saat ini telah menyediakan lebih dari 100 fitur yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan layanan keuangan secara terintegrasi, kapan pun dan di mana pun," tambahnya. Hingga akhir Oktober 2023, jumlah pengguna BRImo mencapai 30,4 juta pengguna (mengalami peningkatan sebesar 30% year-on-year) dengan volume transaksi mencapai Rp 3.353 triliun atau meningkat sebesar 60,8% year-on-year.

Disamping BRImo, BRI juga memiliki layanan perbankan melalui AgenBRILink, di mana hingga akhir Oktober 2023, BRI telah memiliki 710 ribu AgenBRILink yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui AgenBRILink, masyarakat dapat melakukan transfer, penyetoran dan penarikan simpanan, serta berbagai aktivitas perbankan lainnya sebagaimana di kantor bank.

"BRI berkomitmen untuk memberikan layanan yang optimal kepada Nasabah melalui berbagai jaringan baik berupa jaringan fisik konvensional (Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI Unit, dan lainnya), jaringan elektronik (ATM, CRM, EDC), digital dengan super appsBRImo, termasuk jaringan AgenBRILink yang prima hingga complain handling Nasabah yang optimal," pungkas Andrijanto.

 

Standard Post with Image
bank umum

BI Ungkap RI Alami Defisit Neraca Pembayaran Sebanyak US$1,5 M di Kuartal III-2023

Bprnews.id - Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2023 mencatat defisit sebesar US$ 1,5 miliar, mengalami penurunan dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 7,4 miliar. Penurunan ini didorong oleh perbaikan defisit neraca transaksi berjalan dan transaksi modal serta finansial.

"Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir September tercatat tetap tinggi sebesar US$ 134,9 miliar atau setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi BI, Selasa (21/11/2023).

BI juga mencatat, neraca transaksi berjalan membaik ditopang oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan jasa yang tetap solid. Pada kuartal III-2023, transaksi berjalan mencatat defisit US$ 900 juta atau 0,2% dari PDB, jauh menurun dibandingkan dengan defisit US$ 2,2 miliar atau 0,6% dari PDB pada triwulan sebelumnya.

"Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat didukung oleh perbaikan permintaan beberapa komoditas ekspor, terutama besi dan baja, di tengah tren harga komoditas yang masih turun," ungkap Erwin.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Perbaikan neraca transaksi berjalan turut didukung oleh penurunan defisit jasa, yang dipengaruhi oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara seiring dengan pemulihan sektor pariwisata yang terus berlangsung. Selain itu, defisit neraca pendapatan primer juga menurun seiring dengan pembayaran imbal hasil kepada investor asing yang lebih rendah.

 

"Kinerja transaksi modal dan finansial juga membaik di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat," tegas BI.

 

Transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2023 mencatat defisit US$ 300 juta (0,1% dari PDB), jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit US$ 4,8 miliar (1,4% dari PDB) pada triwulan sebelumnya. Erwin menegaskan rendahnya defisit transaksi modal dan finansial ini didukung oleh berlanjutnya investasi langsung sebagai cerminan dari tetap terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik.

"Investasi lainnya juga mencatat surplus dipengaruhi oleh penarikan utang luar negeri untuk pembiayaan kegiatan usaha korporasi," ungkapnya.

Sementara itu, investasi portofolio mencatat peningkatan defisit sejalan dengan aliran modal keluar dari pasar saham dan obligasi sebagai dampak dari ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat di tengah aliran modal asing yang masuk ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Erwin menegaskan Bank Indonesia menilai kinerja NPI pada triwulan III 2023 yang baik mampu terus menopang ketahanan eksternal Indonesia.

"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," paparnya.

Standard Post with Image
Industri

Penuhi Kebutuhan Pelumas SIG Group, SMGR Gandeng Pertamina Lubricants Untuk Peroleh

Bprnews.id - PT Pertamina Lubricants (PTPL) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG (SMGR) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Pengembangan Pelumas Industri untuk memenuhi kebutuhan pelumas di seluruh kegiatan operasional SIG Group.

Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan oleh Direktur Sales and Marketing PT Pertamina Lubricants, Sari Istiani Rachmi, dan Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari pada Jumat (17/11/2023).

Kolaborasi ini merupakan bentuk penguatan sinergi BUMN yang akan membuka peluang berbagai bentuk kerja sama lanjutan, termasuk riset bersama dan pengembangan produk pelumas dan gemuk (grease) secara bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan operasional SIG Group.

"Kami memahami pentingnya riset agar dapat memformulasikan pelumas sesuai dengan spesifikasi dan kerja mesin, khususnya mesin dengan teknologi terkini. Kami adaptif, agile dan cepat dalam merespon kebutuhan konsumen," kata Sari Istiani Rachmi, melalui keterangan resmi, dikutip Senin, (20/11/2023).

Di sisi lain, Reni Wulandari, Direktur Operasi SIG, menegaskan bahwa kerja sama dengan PT Pertamina Lubricants mencerminkan komitmen SIG untuk memperkuat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam seluruh kegiatan operasional perusahaan.

"Penggunaan produk dalam negeri merupakan ianisiatif strategis yang tertuang dalam Sustainability Road Map SIG 2020-2030. Kami mendukung program dan kebijakan pemerintah dalam P3DN dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), untuk pertumbuhan perekonomian nasional," tutup Reni Wulandari.

 

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News